Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken home. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Om Tante, sepertinya sudah cukup lama aku disini tapi orang yang ditunggu belum juga datang, sebaiknya aku pulang" ucap seorang pria gagah dan tampan tengah duduk disebuah kursi yang disana terdapat Clara, Sofie dan Anwar.
"Felix, tunggu sebentar lagi aja ya. Mungkin pekerjaan nya belum selesai jadi sedikit terlambat"Ucapnya Sofie berusaha menahan Felix agar mau menunggu Alexa beberapa menit lagi.
Sofie ketar ketir mendengar Felix hendak pergi karena terlalu lama menunggu Alexa yang tak kunjung datang juga. Sofie gegas menghampiri Anwar dan memintanya untuk segera menghubungi putrinya yang belum kunjung pulang juga.
Anwar mulai kelimpungan dengan sikap Sofie yang tidak bisa tenang mencemaskan Felix yang harus pergi tanpa bertemu dengan Alexa.
"Mas, hubungi putri kamu. Apa dia sengaja mau mempermalukan kita didepan Felix"bisik Sofie mendesak Anwar.
Tak berselang lama deru mesin motor Evan pun sampai, gegas Sofie memastikan jika Alexa ikut bersama nya. Ia menyambut mereka diambang pintu, tanpa bertanya Alexa menatap keberadaan Sofie dengan antusias.
"Mama kamu, Van."ucapnya Alexa.
Evan pun terheran Sofie belum juga tidur dijam segini, Alexa pun ikut heran melihat wanita itu berdiri dengan memandangi kedatangan mereka dengan tatapan aneh.
"Akhirnya kamu datang juga. Papa kamu tuh minta kamu datang lebih awal bukan terlambat seperti ini, ini udah jam berapa bikin malu aja"hardiknya seketika menarik gadis itu dengan tiba-tiba tanpa membiarkan untuk Alexa beristirahat sebentar.
Alexa mengeryit ambigu, entah apa maksud dari wanita itu. Ia menarik Alexa kehadapan seseorang yang tidak ia kenali sama sekali, seorang pria tampan putih dan penuh wibawa, juga berkarisma.
Pria itu berdiri seketika melihat kedatangan seseorang yang sudah cukup lama ia tunggu sedari tadi.
Pria itu terkesima melihat Alexa, gadis cantik yang akan di jodohkan dengan nya. Begitupun Alexa ia hanya terdiam mematung ia tak mengerti maksud Sofie membawanya kehadapan pria asing yang ia sendiri tidak mengenal nya.
"Nah, Felix ini anak Tante. Lebih tepatnya anak dari Om Anwar, dia Alexa"
Alexa seketika Mendelik wanita itu terkejut mendengar perkataan Sofie dan cara memperkenalkan mereka.
"Apa! Dia Felix... Orang yang dimaksud papa" umpat nya dalam hati.
"Salaman, Alexa sambut tangan dia jangan buat papa kamu malu."ucapnya Sofie menekan ucapan nya.
Felix menatap lekat wajah gadis itu tanpa berkedip sedikitpun, dia memang cantik seperti yang ada di gambar, bahkan lebih cantik.
Pria itu tersenyum gemilang.
Sementara Evan masih memperhatikan apa yang dilakukan ibunya terhadap Alexa dengan cara memperkenalkan mereka dengan Acara yang terkesan dibuat istimewa.
"Alexa"ketus.
"Felix"
Sofie memintanya duduk berdampingan dengan Felix. Alexa terlihat malas dan kesal dengan perlakuan Sofie yang seenaknya, termasuk Anwar yang hanya berdiam diri dengan senyuman.
Disisi lain Evan tengah mengepal kuat memandangi mereka berdua dari ambang pintu. Dadanya terasa panas dan sesak melihat mereka berdampingan, kini pria itu tengah dilanda api cemburu.
Evan gegas pergi kekamar nya dengan suasana hati yang tidak bagus, melihat sikapnya begitu Alexa sudah memahami nya jika Evan tidak suka melihat nya berdampingan dengan pria lain.
Sedangkan Sofie menatap kesal ditengah kedatangan tamu Evan bersikap tidak sopan dan pergi begitu saja tanpa permisi.
"Anak itu"mengumpat.
Alexa terlihat kikuk, ia tidak nyaman duduk di sebelah Felix sementara Felix terus mencuri pandang kepada Alexa.
"Nak Felix, inilah Alexa putri Om. Keputusan kamu dan orang tua kamu aka Om hargai setelah ini,"Ucapnya Anwar.
Alexa menyeringai tipis mendengar penuturan Anwar seolah ia terlihat begitu menyayangi Alexa jauh dari sikap yang selalu ia tunjukkan.
"Jujur aja sih," celetuk Alexa.
Seketika membuat Sofie dan Anwar terkejut dibuat nya. Wanita itu melotot dan berusaha membungkam mulut Alexa dengan memberikan peringatan.
"Kalau bagi Felix, setuju-setuju aja. Tapi selebihnya bisa kita bicarakan dengan kedua belah pihak agar lebih nyaman dan klop aja."sahut Felix.
Alexa terus berpaling dari pria itu, tak sedikitpun parasnya menarik perhatiannya. Namun sebaliknya Alexa malah lebih mencemaskan Evan yang kini tengah marah kepadanya.
"Kalau sudah boleh Alexa pergi, pah. Seharian Alexa kerja dan baru pulang, Alexa mau istirahat."pinta Alexa tanpa menghiraukan pria yang kini berada disampingnya.
"Alexa! Gak sopan kamu" sergah Sofie.
Felix pun mengehentikan Sofie dan meminta nya untuk tidak marah pada Alexa. "Tidak apa-apa Tante, Felix paham kok. Silahkan," Felix mempersilahkan Alexa untuk pergi, lagi pula mereka sudah bertemu dan bisa dilain hari mereka bertemu lagi.
Apalagi kini perjodohan itu akan terjadi, tidak ada lagi halangan baginya untuk tidak bertemu. Orang tua mereka sudah memutuskan untuk menjodohkan Alexa dengan nya.
"Kalau begitu Felix juga pamit, hari juga udah malam banget. Lain kali Felix kesini lagi,"Melirik kearah Alexa.
Sofie tersenyum begitu pun Anwar. "Tentu saja, nak Felix. Sekarang kalian memang harus saling mengenal satu sama lain." kata Sofie begitu sumringah.
Mendengar nya saja Alexa ingin muntah, Wanita kasar dan menyeramkan seperti Sofie bersikap begitu lemah lembut. Ia tahu karena hal ini ia bisa segera mendapatkan uang dari pria itu secepatnya.
"Nih nenek lampir kalau udah liat mesin ATM mulai berjalan, langsung kayak orang kesambet" umpat nya dalam hati.
Tanpa berpamitan kepada Felix, Alexa melengos begitu saja pergi dari tengah-tengah mereka dan membiarkan Felix pergi tanpa mengatakan apapun.
"Maaf ya, kak Felix. Tuh cewek emang rada-rada" celetuk Clara sembari tersenyum getir.
"Bodo amat"umpat nya Alexa bergumam.
Felix menatap kepergian nya hingga punggung Wanita itu hilang dari pandangan nya.
"Nak, jangan pikirkan Alexa dia mungkin masih malu-malu, maklum belum terbiasa." kata Sofie.
Felix pun mengangguk memaklumi sikapnya, apalagi mereka baru bertemu untuk pertama kalinya, wajar baginya Alexa bersikap demikian.
Tanpa berlama-lama lagi pria itu pergi meninggalkan kediaman Anwar menggunakan mobilnya.
Sofie maupun Anwar merasa tenang dan bisa bernafas lega setelah Felix menyetujui perjodohan nya dengan Alexa.
"Gila! Tuh nenek lampir kenapa gak anaknya aja sih yang dijodohin Kenapa juga harus gue, dasar mata duitan!" mengumpat.
Tiba-tiba Alexa dikejutkan keberadaan Evan dikamar nya, gegas gadis itu menutup pintu kamarnya sebelum orang lain tahu.
"Kamu ngapain sih suka tiba-tiba nongol dikamar?"
Evan bergeming. Pria itu menatap nya penuh selidik, Alexa pun menatap nya heran. Wajahnya terlihat tegang bahkan cara menatap nya pun berubah drastis dari sebelumnya.
"Van ..." terhenti.
"Kamu dah tahu kan perjodohan ini?" memotong.
Alexa bergeming. Ia tak menduga Evan jika respon nya akan seperti ini. Pria itu sangat terlihat marah.
"Van biar aku jelasin.."
"Kamu suka sama dia?" berasumsi sendiri.
"Van, ..."
"Kamu terima perjodohan itu kan?" datar.
Alexa tak diberi kesempatan sedikit pun untuk menjelaskan, Evan terus berasumsi sendiri dan beranggapan jika Alexa lebih memilih pria itu dari pada dirinya.
"Van, beri aku kesempatan buat ngomong.."
"Semuanya dah jelas, kamu udah tahu bakal dijodohin sama mama dan Om Anwar. Tapi kenapa... Kenapa aku aja yang gak di kasih tahu. Kamu menerima perjodohan itu kan, kamu mau ninggalin aku, Lex?"
Evan tidak bisa berpikir jernih ia terlalu larut dalam api cemburu, sehingga tak memberikan kesempatan untuk Alexa menjelaskan. Tanpa menunggu penjelasan Alexa pria itu berlalu dan pergi meninggalkan kamar Alexa.
Secara kebetulan ia keluar dari kamar Alexa, dikejutkan keberadaan Anwar yang hendak kekamar Alexa dan melihat Evan keluar dari kamarnya.
Langkah Evan terhenti, tak sedikitpun ia terlihat tegang ketika menatap mata Anwar yang sudah memergoki nya keluar dari kamar putrinya.
Evan melengos dari hadapan Anwar tanpa mengatakan apapun, ia gegas pergi menuju kamarnya. Bahkan ia tidak memperdulikan tanggapan Anwar yang sudah memergoki nya keluar dari kamar Alexa.