Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

Keesokan paginya.

Hotel Resol Trinity Sapporo salah satu penginapan terbaik di kota Sapporo, Hokkaido, bertempat di lantai paling atas dapat di lihat melalui gorden yang beterbangan karena sapuan angin dari luar, ruangan cukup luas tersebut memiliki sebuah ranjang dengan beberapa pakai yang berserakan di lantai.

Ruangan mewah dengan Akses VIP adalah tempat Lisin, Anri dan Migumi tidur bersama, layaknya sebuah badai menerjang tempat tersebut, ruangan yang awalnya bersih dan rapi menjadi berantakan.

Lisin yang sedikit berisi seperti terkuras habis dan tubuhnya menjadi kurus, kantung mata menghitam, pipinya yang cekung bahkan tulang sendinya dapat dirasakan melalui sentuhan.

Lisin akhirnya mengerti perbedaan antara wanita berpengalaman dan wanita awam, semalam baik Tante Anri atau Tante Migumi keduanya seperti beruang kutub yang selesai hibernasi, beruang yang dalam kondisi ini pasti akan agresif apalagi saat berburu makanan, Lisin yang hanya memiliki pengalaman dengan wanita Awam di tangan kedua Betina mesum tersebut tidak layak di sebutkan.

Kedua Betina mesum itu tidak hanya menguras habis stamina Lisin, bahkan tidak akan memberikan waktu untuk istirahat, secara bergiliran Lisin harus menyenangkan keduanya, untung saja Lisin membeli pil pemulihan stamina jika tidak mungkin akan berakhir memalukan, dan Lisin merasa harus berterima kasih terhadap Joninya karena sangat berjasa semalam.

Merasakan aktifitas tertentu di bawah selimut Lisin yang belum tidur, merasa kasihan terhadap si Joni di yang peras terus menerus oleh kedua betina mesum ini. Kawanku Joni jika kamu mampu melewati ujian ini perjuanganmu akan membanggakan negara dan bangsa.

"Lisin-sama selama ini hidup Migumi seperti katak di dalam sumur... " Migumi yang menunjukkan tubuh sempurnanya dari balik selimut tersenyum ekstasi, seolah anak kecil yang untuk pertama kalinya mendapatkan coklat manis.

"Ya... Aku merasa jika selama ini hidupku sia-sia jika tidak bertemu denganmu... " Anri juga menunjukkan tubuh sempurnanya dari balik selimut dengan senyum manis sedangkan tangannya terus mencekik si Joni.

Bagi keduanya yang telah lama berkecimpung ke dalam industri film jav, apa yang mereka lakukan tidak seperti yang para jomblo pikirkan, walaupun pekerjaan ini terlihat menyengkan di mata orang lain namun itu pekerjaan yang cukup sulit. mereka berdua adalah lulusan sarjana di bidang tertentu sebelum menjadi artis jav, dalam pembuatan film mereka harus melakukan sesuai naskah sedangkan pemeran laki-laki yang kebanyakan 5menit harus bergantian di bawah bidikan kamera agar terlihat jika itu satu orang pemeran laki-laki.

Juga walaupun tidak merasakan kenikmatan sesungguhnya mereka harus berakting sesuai naskah, dan sekarang setelah melakukanya dengan Lisin mereka seperti membuat film sesungguhnya tanpa adanya rekayasa kamera, pemeran pengganti dan sutradara. sepertinya setelah melakukannya dengan Lisin mereka tidak akan tertarik lagi untuk melakukannya dengan orang lain yang hanya sebatas 5menit.

"Baiklah kita akan lakukan lagi sampai malam..." Migumi berteriak bersemangat.

"Tunggu... ini jam 8 pagi apa kalian tidak istirahat... " karena merasa kasihan dengan si Joni tentu saja Lisin keberatan.

"Kenapa istirahat... apa Lisin-kun ingin menolak lagi... " Anri berkata dengan akting sedih.

"Baiklah... tapi aku ingin melihat pesan dulu..." Lisin menggunakan waktunya untuk melihat ponsel murahnya dan itu ada beberapa pesan masuk dari Ningsih yang menggunakan ponsel Ayunda, dari pesan tersebut adiknya ingin mengajak Lisin untuk melihat Festival Salju di Taman Odori dan kebetulan Taman tersebut berada di dekat Hotel Resol Trinity Sapporo.

Lisin menyetujuinya dan akan berlangsung tepat jam 8 malam, setelah membalas pesan Lisin Mematikan ponselnya, kemudian menatap dua betina mesum yang sedang menunggu di atas ranjang, mereka terlihat seperti beruang kelaparan apakah kalian masih belum kenyang setelah makan begitu lama, Lisin tidak tau apakah harus tertawa atau menangis orang lain hanya bisa memimpikan hal seperti ini, namun Lisin tidak terlalu semangat.

"Baiklah kita akan melakukannya selama 2jam lagi, karena jam 8 malam aku akan pergi menemani Ningsih dan adiknya untuk melihat Festival salju di Taman Odori" Lisin berkata dengan terus menatap tubuh sempurna keduanya.

"Tunggu sebentar Lisin-sama kenapa hanya 2 jam saja... bukanya jam 8 malam masih 12 jam lagi..." Megumi berkata dengan tidak puas. menurutnya jika itu 2jam di bagi dua bukanlah dia hanya mendapatkan 1jam saja, bagaimana dia bisa menerima hal ini.

"Migumi benar... bukankah Taman Odori cukup dekat dari sini jika berjalan kaki hanya membutuhkan waktu 2sampai 5menit saja, jadi jika kita menghabiskan 2jam lagi itu tidak adil... "

Tidak adil... apanya yang tidak adil kita melakukannya dari kemarin malam dan kamu belum kenyang-kenyang apakah kalian ingin menjadikanku boneka yang harus melayani kalian. sepertinya aku harus melaporkan ke polisi atas pelanggaran hak asasi manusia.

"Baiklah... 3jam saja titik... " Lisin tampa daya berkata.

"12 jam lagi Lisin-sama" Migumi cemberut sambil menggemukkan pipi bakpaonya.

"Ya... 12 jam lagi Lisin-kun" Anri tersenyum sambil mendekati Lisin.

Lisin hanya bisa pasrah menuruti keduanya, apakah ini jatuh ke neraka atau naik ke Surga Lisin menggeleng kepalanya, Joni apa kamu siap kawan... kita akan lanjut ke ronde selanjutnya.

.....

12 Jam berlalu...

Taman Odori jam 8 malam bertempat di bagian tengah kota Sapporo, terdapat ruang terbuka seluas 13 blok yang membentang 1,5 kilometer dari timur ke barat. Taman seluas 78,901 meter persegi ini merupakan tempat wisata sepanjang tahun yang menampung berbagai acara tertentu.

Taman itu sangat meriah banyaknya lampu warna warni menghiasi pepohonan sepanjang taman, air mancur yang begitu indah, terdapat beberapa balok es yang cukup tebal, seperti acara sebelum-sebelumya itu akan ada kontes pembuatan patung es.

Ningsih menemani Ayunda melihat beberapa orang melakukan pemahatan balok es banyak orang berkerumun menyaksikannya.

"Kak Ningsih kenapa aku belum melihat Kak Lisin?" Ayunda bertanya sambil melihat sekeliling.

"Bukankah ini masih jam 8 malam dia pasti dalam perjalanan... " Ningsih berkata sambil menyenangkan Ayunda.

"Kak ayo pergi ke sana aku ingin melihat pemahatan balok es... " Ningsih melihat sekeliling dan menemukan Lisin datang dari kejauhan.

Di kejauhan Lisin bejalan Terpatah-patah mendekati Ningsih, Sial... pinggangku... ku pikir merusak pinggang hanya mitos, kini aku mengerti jika terlalu banyak melakukan berbagai macam gaya akan melemahkan beberapa tulang.

Di bandingkan menghabiskan waktu 5hari 5malam dengan Wulan itu karena dia wanita awam dan juga tidak terlalu banyak gaya yang dapat di gunakan, sedangkan melakukannya dengan dua betina mesum dengan segudang pengalaman, gaya yang meraka gunakan tidak dapat di hitung dengan jari, itu menyebabkan kerusakan pinggang yang saat ini Lisin rasakan.

"Lisin kenapa cara berjalanmu seperti orang tua... " Ningsih bertanya dengan aneh.

Orang tua... sial... apakah aku terlihat seperti orang tua, "Sebelumnya aku terpeleset di dekat pintu jadi hasilnya seperti ini... "

"Lisin jika itu sakit aku bisa memberimu pijat plus-plus malam ini... " Ningsih menarik Lisin kemudian berbisik di telinganya.

Sial... apa kamu tidak mencintaiku lagi dan kamu ingin membunuhku... Maaf Ningsih kita tidak dapat melakukannya, Joniku belum pulih sepenuhnya dia butuh istirahat secukupnya.

"Ningsih sebagai seorang kakak yang baik kamu harus menjaga adikmu jadi kamu temani saja Ayunda dulu malam ini, kita bisa melakukannya saat kita kembali ke indonesia... " Lisin berbicara dengan baik dan masuk akal, jadi Ningsih mengangguk berulang kali.

Lisin kamu sangat baik sekali, semalaman aku memikirkan mu karena aku menyesal tidak dapat menyenangkan mu dengan tubuhku, jadi ku pikir kamu pasti akan marah karena kita tidak melakukannya, ternyata aku salah... kamu lebih peduli terhadapku dan adik perempuanku tanpa memikirkan kebutuhan biologis mu.

Sungguh pasangan yang sangat mulia, yang satu pekok... yang satu biadab... orang jomblo tidak ingin hidup lagi jika melihat hasil pemikiran keduanya.

"Aku mengerti Lisin kita akan melakukannya setelah kita kembali ke indonesia..." Ningsih tersenyum cerah kemudian menggandeng lengan kanan Lisin.

Orang lain hanya bisa iri terhadap dua pasangan ini...

"Terima kasih banyak sudah menyelamatkanku dan kak Ningsih... " Ayunda berterima kasih kepada Lisin.

"Ayunda tidak perlu sopan... Kak Lisin pasti akan membantu mereka yang membutuhkan" Lisin mengelus kepala Ayunda.

"Kamu sangat baik Kak Lisin...Hehe " Ayunda tersenyum, kemudian ketiganya pergi berkeliling menikmati indahnya pemandangan Taman Odori.

(Toko sistem di akses)

(Pil Pemulihan stamina membutuhkan 10.000.000)

"Beli... " Dengan cepat Lisin memakan Pil pemulihan stamina.

Lisin melihat sekeliling lagi... sejak dia berbaur di kerumunan, entah kenapa dia melihat beberapa pengunjung di sekitarnya dengan tindakan mencurigakan. mereka seperti dengan sengaja berkerumun di sekitar Ningsih, Ayunda, dan Lisin.

Siapa mereka, apakah mereka menargetkan ku?... jika dia kaki tangan Yakuza maka Ningsih dan Ayunda akan dalam masalah.

Tatapan mata Lisin menjadi dingin kemudian melihat orang tua dengan bekas luka mendekatinya.

"Kamu... "

"Lisin-kun Mungkin terlambat, Aku menyambut mu di Hokkaido Jepang... " Lelaki tua itu menyambut Lisin dengan sedikit membungkuk. sedangkan orang-orang di sekitarnya terkejut menjatuhkan rahang ke lantai.

Orang yang paling di takuti di Jepang membungkuk ke arah Pemuda tampan bagaimana itu tidak mengejutkan, semua orang bertanya-tanya tetang identitas seperi apa yang di miliki pemuda tersebut.

"Apakah kamu yang mengirim orang-orang ini... " Tatapan Lisin melirik semua orang yang ada di sekitarnya.

"Lisin-kun tidak perlu waspada mereka orang-orang yang aku tugaskan untuk menjaga Lisin-kun... "

"Aku tidak membutuhkan penjagaan dari orang lain terutama mereka yang lemah... " Lisin mendengus dingin.

Di perlakukan kasar oleh orang yang lebih mudah tidak membuat lelaki tua itu marah, jika itu orang lain mungkin besok akan menjadi mayat.

"Lisin-kun yang aku maksud adalah kekasihmu dan juga adik perempuannya, sangat ku sesali tentang apa yang menimpa mereka baru-baru ini"

"Sistem pindai orang tua ini... "

(Pindai Selesai)

(Suzuki Moriyama pemimpin Klan Suzuki saat ini, Klan Suzuki salah satu klan tua yang ada di Jepang, Klan Suzuki juga di kenal sebagai klan dengan kemampuan senjata tersembunyi, pada masa-masa perang Klan ini mendominasi dengan pasukannya sebagai pembunuh bayangan, dari masa Shogun hingga pemerintahan saat ini kekuatan Klan Suzuki sudah seperti pahlawan perang)

"Sistem... Apa itu pembunuh bayangan?"

(Tuan rumah bisa menyebutnya sebagai Ninja)

Sial... Ninja jadi benar-benar ada Ninja di dunia ini, Aku harus tenang... Ninja ya... bukankah mereka orang pengecut yang membunuh secara diam-diam dan juga ahli dalam senjata tersembunyi. jika aku melawan mereka aku memiliki keyakinan untuk menang namun bagaimana dengan Ningsih dan Ayunda.

"Sistem apa Klan Suzuki berhubungan dengan Yakuza?"

(Yakuza tidak layak di sebutkan di depan Klan Suzuki, sebenarnya Yakuza harus menyenangkan Klan Suzuki jika keberadaan mereka tidak ingin di musnahkan)

Sepertinya Klan Suzuki tidak sederhana yang aku pikir kan jika mereka dapat memusnahkan Yakuza lalu seberapa kuat Ninja yang di miliki Klan Suzuki.

Lisin tidak ingin mencari permusuhan setidaknya jika tidak menjadi teman janganlah menjadi musuh, lalu kenapa Klan Suzuki menghubungiku dan juga mereka tau tentang insiden Ningsih, itu berarti tidak ada yang dapat di sembunyikan di depan Klan Suzuki.

"Pak tua katakan saja apa yang kamu inginkan dariku... " Lisin berbicara dengan tenang.

"Lisin-kun sangat pintar, Aku pemimpin Klan Suzuki saat ini, Aku ingin mengundang Lisin-kun ke kediaman Klan Suzuki, masalah ini tidak dapat di ungkapkan" Pak tua yang memiliki bekas luka di bagian pelipis matanya tersenyum.

Lisin menerima kartu nama dan menyimpannya ke dalam sakunya, setelah kepergian pemimpin Klan Suzuki Lisin menemani Ningsih dan Ayunda dengan melihat kembang api puncaknya Festival Salju.

"Lisin kamu tinggal di mana malam ini?" Ningsih dengan curiga bertanya, seperti biasa intuisi wanita tidak dapat di abaikan.

"Aku tinggal di penginapan dekat sini... " Lisin tidak bisa mengatakan jika dia tidur dengan Anri dan Migumi sebelumnya. sedangkan untuk malam ini Lisin sudah menemukan penginapan dengan sumber air panas tentunya tidak ada Anri dan Migumi di sana.

"Kalau begitu selamat malam.. "

"Selamat malam kak Lisin... "

Ningsih dan Ayunda memasuki Apartemen kecilnya sedangkan Lisin yang menemaninya kembali, pergi ke penginapan dengan pemandian sumber air panas.

"Akhirnya aku bisa tidur dengan tenang malam ini..." Lisin memejamkan kudua matanya sambil berendam di pemandian sumber air panas.

Lisin menghabiskan Banyak uang untuk memesan keseluruhan tempat dan itu bukan masalah untuknya, apa yang dia inginkan saat ini hanya sebuah ketenangan.

"Lisin-kun apa kamu tidak ingin Anri menggosok punggungmu... " Itu seperti ledakan petir di siang bolong, bahkan Lisin meragukan tentang apa yang di dengarnya, kemudian matanya Melihat tubuh sempurna Anri dan untung saja Migumi tidak ikutan.

"Tante anri bagaimana kamu tau jika aku di sini?" Lisin bertanya dengan heran.

"Aku melakukan pelacakan terhadap ponselmu, tenang saja Migumi tidak bersamaku dia mungkin mencari mu juga tapi tidak sepintar diriku" Anri tersenyum menggoda.

Joni apa kamu baik-baik saja kawan? sepertinya malam ini aku harus mengandalkan mu lagi.

Bersambung...