MATA SAKTI MERUBAH TAKDIR

Energi spiritual juga langsung masuk kedalam tumbukan obat itu secara perlahan-lahan.

Setelah bahan semua menjadi halus, Rangga menuangkan sedikit air lalu mengaduknya hingga menjadi krim. Setelah menjadi krim Rangga menuangkannya ke sebuah mangkuk kecil.

"Sudah selesai, nyonya Karlina, coba oleskan krim buatanku ini di wajahmu," ujar Rangga membawa semangkuk krim di tangannya.

Krim ini berwarna coklat dan mengeluarkan bau yang aneh, sehingga membuat orang-orang mulai merasa jijik.

"Bocah, sebaiknya krim ini benar-benar mujarab, jika tidak, aku bahkan tidak akan mengampuni mu," ujar Karlina.

Walaupun penampilan krim itu sangat buruk, tapi Karlina juga mulai mengoleskan di wajahnya dengan merata. Karlina mulai merasakan rasa hangat di wajahnya yang menandakan krimnya sudah mulai bekerja.

"Nonya bisa pergi ke kamar mandi, setelah 5 menit anda bisa mencucinya," ujar Rangga kepada Karlina.

Karlina juga meninggalkan tempat itu menuju ke kamar mandi. Sementara Miranda mulai menjadi sangat panik sambil menunggu hasil dari krim itu.

Miranda mulai merasa menyesal karena sebelumnya telah mempercayai Rangga. jika krim ini gagal, maka pastinya Karlina tidak akan melepaskan Rangga. Walaupun Rangga berjanji tidak akan menanggungnya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan keluarga Darmawan juga akan terlihat karena Rangga masih berstatus sebagai anggota keluarga Darmawan.

Penampilan dari krim itu begitu hancur dan aneh, sehingga semua orang juga meragukannya.

"Aaaa..." terdengar suara teriakan dari dalam kamar mandi.

Kemudian pintu kamar mandi terbuka dengan keras dan terlihat Karlina keluar dengan sangat tergesa-gesa.

"Ini hebat sekali, krim ini sangat luar biasa, bagaimana caramu membuatnya?" ujar Karlina sangat bersemangat sambil memegangi wajahnya.

"Bukan hanya jerawatnya yang hilang, kerutan di wajahku juga kembali mengencang dan kulit wajahku juga menjadi sangat halus," sambung Karlina.

Karlina dapat merasakan efek yang sangat luar biasa dari krim buatan Rangga ini. Bahkan operasi plastik juga belum tentu sehebat ini. Hal ini membuat Karlina menjadi kagum terhadap Rangga.

Semua orang juga terkejut dengan hasil dari krim itu. Mereka dapat melihat semua perubahan yang terjadi pada wajah Karlina dengan sangat jelas.

"Ini luar biasa sekali, nyonya Karlina sekarang jauh lebih cantik dari sebelumnya," ujar salah seorang di sana.

"Wajahnya putih dan halus sekali, sama sekali tidak meninggalkan bekas jerawat," ujar orang yang lain.

"Nyonya Karlina lebih tua dariku 5 tahun, tapi sekarang aku merasa, akulah yang lebih tua darinya," ujar orang yang lain lagi.

Semua orang menjadi sangat kagum dengan krim buatan Rangga ini. Hasil yang di dapatkan di luar ekspektasi semua orang.

Bahan baku untuk membuat krim ini sangat biasa dan semua orang juga bisa membuatnya. Hanya saja yang menjadikan krim ini sangat luar biasa karena Rangga yang membuatnya. Energi spiritual dari kekuatan matanya masuk bercampur ke dalam krim ini yang akan memberikan efek luar biasa kepada pemakainya.

Rangga juga mulai menjelaskan bahwa sebenarnya produk dari perusahaan kosmetik Miranda tidak bermasalah. Masalahnya ada pada tubuh Karlina sendiri yang sedang dalam kondisi panas dalam. pemakaian kosmetik dalam kondisi itu memicu reaksi yang dapat menimbulkan munculnya jerawat di wajahnya.

"Seperti itulah," ujar Rangga.

Orang-orang juga tampaknya percaya dengan penjelasan dari karangan Rangga ini.

Yang sebenarnya terjadi, Rangga hanya sedikit menambahkan cerita agar perusahaan Miranda tidak sepenuhnya di salahkan. Pada dasarnya krim buatan Rangga inilah yang sangat luar biasa.

Lukas yang melihat ini hanya bisa menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya. Dirinya masih bertanya-tanya bagaimana Rangga bisa melakukan hal seperti ini, padahal dirinya hanya seorang yang tidak berguna.

"Rangga, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kamu bisa membuat krim ini dan menyembuhkannya?" tanya Miranda.

"Aku pernah belajar tentang pengobatan tradisional dahulu," jawab Rangga asal.

"Apa?" Miranda tidak pernah tahu tentang hal itu atau mungkin dirinya yang tidak perduli dengan kehidupan Rangga sebelumnya.

"Anak muda, apa kamu bisa menyembuhkan penyakit lain?" tanya Karlina menghampiri Rangga setelah mendengar Rangga mengetahui pengobatan tradisional.

Melihat kehebatan dari Rangga barusan, entah mengapa begitu sangat luar biasa bagi Karlina. Sehingga Karlina berpikir mungkin saja Rangga memiliki teknik pengobatan tradisional yang hebat.

"Aku perlu melihat kondisinya dulu," balas Rangga.

Dengan memiliki mata sakti ini, Rangga merasa kini dia bisa melakukan apapun.

"Penyakit pamanku sangat rumit, jika kamu bisa menyembuhkannya, aku akan memberikan biaya pengobatan 20 milyar," ujar Karlina.

Paman yang di maksud oleh Karlina adalah ayah dari gubernur Zainal yang merupakan sepupunya.

Paman Karlina ini sudah menjalani berbagai pengobatan modern, namun masih tidak bisa di sembuhkan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Karlina untuk mencoba pengobatan tradisional.

"20 milyar..." ulang Rangga.

Uang 20 milyar adalah jumlah uang yang sangat banyak sekali bagi Rangga yang memang terlahir sebagai orang dari keluarga sederhana.

"Oke aku setuju," ujar Rangga.

"Kamu sudah gila ya," sela Miranda kepada Rangga.

"Kamu tidak boleh pergi, kamu bukanlah seorang dokter, hal semacam ini sangat berbeda dengan menyembuhkan jerawat," sambung Miranda menghalangi Rangga.

"Tenang saja, aku punya batasan sendiri," balas Rangga.

"Kamu kira kamu siapa, kalau kamu mengobati orang sampai mati, keluarga Darmawan tidak akan memikul tanggung jawabmu," ujar Miranda.

Kata-kata Miranda ini begitu mengena di hati Rangga. Rangga hanya menghela nafasnya dan berjalan melewati Miranda untuk pergi.

"Rangga berhenti!" panggil Miranda melihat Rangga tidak mendengarkan perkataannya.

"Kalau terjadi masalah aku akan menyelesaikan nya sendiri, tidak akan membawa masalah untuk keluarga Darmawan, kamu puas bukan," ujar Rangga berjalan pergi dari sana.

Sementara itu Miranda hanya bisa melihat pundak Rangga yang mulai pergi menjauh. Miranda merasa Rangga sekarang menjadi lebih keras kepala setelah bisa berbicara tidak seperti sebelumnya yang sangat penurut.

"Apa kata-kataku tadi keterlaluan?" pikir Miranda.

Kini Rangga dan Karlina sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah rumah sakit yang paling besar di kota ini.

"Namamu Rangga bukan?" tanya Karlina sambil mengemudikan mobilnya.

"Benar nyonya Karlina," jawab Rangga.

"Kamu panggil aku kak Karlina saja, aku masih belum terlalu tua sehingga harus di panggil nyonya," ujar Karlina.

"Baik kak Karlina," balas Rangga.

Ketika melewati sebuah toko, Rangga meminta untuk berhenti sebentar. Rangga turun dan membeli beberapa jarum perak di sana.

Menurut kekuatan matanya, dengan jarum perak ini dirinya dapat mengobati berbagai jenis macam penyakit.

Setengah jam kemudian mereka berdua telah sampai di rumah sakit. Karlina dan Rangga segera turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah sakit.

Di depan sebuah ruangan ICU, terlihat gubernur Zainal dan seorang dokter pria sedang berbicara.

"Dokter, apa benar sudah tidak ada cara lain lagi?" tanya gubernur Zainal dengan begitu cemas.

"Kondisi pasien semakin memburuk, dengan kondisi seperti ini, kami tidak berani untuk melakukan operasi," jawab dokter dengan tidak berdaya.

"Melakukan operasi hanya akan mempercepat kematiannya saja," sambung dokter.

Gubernur Zainal adalah anak yang sangat berbakti kepada ayahnya. setelah kepergian ibunya, hanya ayahlah orang tuanya yang tersisa. Kondisi ayahnya yang semakin memburuk membuat Zainal begitu cemas.

Kemudian Karlina dan Rangga juga telah tiba di sana.

"Zainal, kenapa paman di pindahkan di ruangan ICU?" tanya Karlina.

"Pagi ini kondisi ayah tiba-tiba saja memburuk, dokter meminta pasien untuk di pindahkan ke ruangan ICU," jawab Zainal dengan lemah.

"Apa?" Karlina terkejut mendengarnya.

"Kondisi paman semakin memburuk, aku membawa seorang dokter tradisional," ujar Karlina memperkenalkan Rangga.

"Ilmu pengobatannya sangat luar biasa, siapa tahu dia bisa menyembuhkan paman," sambung Karlina.