andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
"huuuuuuuh, pengen deh gue, keluar dari rumah ini, orang pulang Ke rumah buat hilangin stress, lah gue makin stress pulang ke rumah, pengen deh, gue punya apartemen sendiri" gerutu kae merebahkan badanya di kasur empuk, kamar yang begitu luas , tapi ia kesepian kae membuka hpnya menekan WA, menekan profil seorang gadis dengan senyum manis seperti memandangnya "aa arrrggghhh gemesin banget sih" geregetan kae, sepertinya ia sudah jatuh hati pada ika "hmmm chat ngak ya, tapi kalau dia sibuk gimana, dia bakalan bales chat gue ngak ya" pikir kae, ia mondar mandir kebingungan mau chat ika tapi malu, dan gengsi juga
Thing bunyi notifikasi HP kae, kae melihat notifikasi itu dari ika
"lo dimana" ika
kae langsung berjingkrak ke senangan dichat ika
"huhhh tenang kae , tenang kita harus tenang oke" ia mulai membalas chat ika
"dirumah kenapa " kae
"gue mau minta bantuan boleh ngak🥺🙏" ika
"bantuan apa, gue bakalan bantuin kok kalau gue bisa" kae
"kita ketemu sekarang di cafe cofee sione " ika
"oke" kae
kae segera menganti bajunya dengan kaos polos lengan panjang celana jeans panjang navi, ia terlihat seperti bukan keluarga kaya, kae tak berniat menggunakan mobil, kali ini ia ingin menggunakan motor yang digunakan untuk pacaran
Sedangkan di apartemen
Sepasang sejoli baru bangun, dan segera menunaikan sholat ashar, mereka memasak bersama karena tak makan siang karena drama rumah tangga "lo mau masak apa" tanya shena "gue mau masak ayam Rica Rica" jawab darel fokus memotong ayam menjadi bagian bagain kecil , shena fokus membuat adonan untuk menggoreng tahu isi dan tempe, entah kenapa ia sangat ingin memakan makanan yang digoreng
Mereka selsai memasak mereka menata piring, seperti pasangan harmonis, mereka makan bersama sesekali di selingi tawa yang renyah, setelah selsai makan mereka mengerjakan tugas dari guru masing masing "darel" panggil shena "hmm" dehem darel masih fokus mengerjakan tugas "lo cinta ngak sama gue" pertanyaan itu, mampu menghentikan jati jemari darel yang menari sejak tadi di atas buku kosong, ia menatap shena yang juga fokus dengan tugasnya "kenapa nanyak soal itu" tanya darel "yaa pengen tahu aja, emang apa susahnya sih buat jawab" shena masih fokus membaca soal dan menemukan jawabanya "yaa aku ngak tahu, soalnya kan aku ngak tahu rasanya jatuh cinta, emang kamu tahu cinta itu seperti apa" tanya darel, fokusnya kini ke gadis yang berambut hitam dengan wajah mungilnya " hmm, cinta itu, bikin kita ngak bisa jauh dari orang itu, rasanya.. "ia menggantung ucapannya menatap langit langit apartemen dengan senyuman " pengen deket aja, dan habisin waktu sama dia ituu, kayak ngak berasa ada waktu gitu lo, dan kalau jauh sebentar selalu kepikiran, lihat wajahnya bikin kita tersenyum, dan terkadang dia juga membuat kita sedih, bahkan lukanya semakin dalam , tapi sedalam dalamnya luka, pasti sembuh oleh orang yang kita cinta, meski ngak sepenuhnya sembuh, dan itu yang aku rasain saat bersama lo" kata shena menatap darel yang memperhatikan ya ia tersenyum.
Darel terpaku mendegar semua ucapan shena, ia melihat tatapan shena selalu berbinar saat menatapnya, bahkan ia selalu bersikap cuek pada gadis yang sekarang berstatus sebagai istrinya
Shena memandang darel dengan senyuman manisnya "jadi mas darel, juga rasain hal yang sama ngak" kata shena dengan suara manja
darel yang masih bingung akan perasaannya hanya mengangguk saja, shena tertawa karena senang, tawanya menular ke darel
Di cafe cofee sione
Kae masuk ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, sebuah tangan terangkat, ia menuju meja itu dengan senyuman tapi senyumnya luntur, melihat gadis yang duduk disebelah pria dewasa yang tampan plus macho
Kae duduk dengan muka masam "kae kenalin, diaaa... " ucapan ika terpotong oleh pria di sampingnya"abang Arnold, tunangan ika" kata Arnold merangkul bahu ika, ika melotot dan berusaha melepas tangan berat arnold dari bahunya, ia menatap kae yang wajahnya datar "ooh" kata kae malas "jadi lo nyuruh gue kesini, buat lihat kemesraan lo sama tunangan lo" kae meantap ika, ika menggeleng kae berdiri hendak pergi tapi tangannya di pegang oleh, ika segera berdiri menarik kae tanpa menghiraukan Arnold, ia membawa kae keluar cafe "gue mah minta bantuan lo, buat ngak tunangan sama abang Arnold" kata ika, "kenapa ngak mau, dia ganteng macho lagi" kata kae, dalam hati ia merutuki ucapannya yang memuji laki laki itu.
ika menunduk menautkan kedua tangannya"gue ngak cinta sama dia, gue cuman anggap dia abang gue aja" kata ika pelan, kae menatap ika, sebuah harapan datang padanya "jadi lo cinta sama siapa" tanya kae, ika menatap kae "gue cinta sama lo" batin ika "gue cinta sama seseorang yang ternyata mencintai orang lain" kata ika dengan sendu
Kar menepuk bahu ika"udaah, masih banyak kok cowok yang mau sama lo, cowok goblok mana yang sampai jatuh cinta sama lo" kata kae mengelus bahu ika, ika mendongak "termasuk lo, bisa jatuh cinta sama gue" tanpa sadar pertanyaan itu lolos dari mulutnya, kae terpaku dengan pertanyaan ika ia baru mangap mau menjawab tapi ika lebih dulu potong "ngak mungkin lo bisa suka sama gue, udah yuk masuk" kata ika di selingi tawa
Kae lemas baru saja ia ingin bilang dia menyukai gadis itu
"lama banget dek, ngobrolnya ngomongin apa sih" selidik Arnold "cuman ngobrol biasa aja" kata ika, kae duduk di depan mereka, pelayan datang membawa pesanan ika, kopi hitam untuk Arnold, kopi americano untuk kae, dan teh untuk ika "kok lo tahu gue, suka kopi ini" tanya kae "oh, lo suka, berarti itu kebetulan aja" kata ika gugup, tidak tahu saja ika sudah tahu banyak tentangnya "ika, kamu lupa ya abang kan ngak suka kopi hitam manis banget, abang kan hindari banyak minuman yang banyak gulanya" protes Arnold "ooh maaf bang, aku lupa kasih tahu pelayannya, ngak papakan" kata ika, Arnold mengangguk
Hening tak ada pembicaraan, tapi HP Arnold menghilangkan keheningan ini "ya hallo" kata Arnold, ia hanya mengangguk sampai akhirnya ia mematikan hpnya, " dek, abang mau kerumah sakit, ada perlu, abang duluan ngak papa kan" kata Arnold, ika mengangguk "iya bang ngak papa" kata ika, Arnold tak ingin terjadi sesuatu pada ika, karena ia tak dapat mengantarnya pulang "kae kamu bisa anterin dek ika pulang, saya takut dia kenapa napa di jalan" kata Arnold, kae mengangguk, akhirnya tinggalah mereka berdua
"benar benar kayak abang lo, tapi cocok kok kalau jadi suami lo" kata kae tanpa sadar memberi rasa sakit hati pada ika yang mengharapkannya
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️