Dhena Lavani seorang dokter muda, bekerja di salah satu klinik perusahaan, tanpa disangka ia akan menjadi seorang ibu dari cucu pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Bagaimanakah kisahnya ? Ikuti terus kisah nya di novel ini yang berjudul Ibu Untuk Ciara..
Jangan Lupa untuk follow :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Perusahaan Natural Corporindo sedang mengadakannya acara karena bertepatan dengan hari ulang tahun berdirinya Natural Corporindo.
Seluruh karyawan tanpa terkecuali mengikuti acara yang diadakan perusahaan. Rangkaian kegiatannya berupa perlombaan bagi karyawan, bakti sosial dan donor darah.
Semua karyawan terlibat di dalamnya begitupun Dhena dan seluruh karyawan klinik.
Kali ini sedang berlangsung lomba tumpeng dan lomba menghias setiap Divisi semenarik mungkin.
Klinik sedang di hias agar lebih menarik, untuk lomba tumpeng klinik tidak mengirimkan karena keterbatasan karyawan klinik sehingga klinik hanya mengikuti perlombaan menghias, selain itu klinik bertanggungjawab untuk kegiatan donor darah yang akan dilaksanakan esok hari.
" Dok, sudah selesai " ucap Sari
" Tolong untuk gorden ini kita pindah saja, kita ganti dengan warnanya lebih cerah kemarin saya sudah minta ke bagian laundry kalau tidak salah ada di lemari " ucap Dhena.
" Iya baik dok " Sari menuruti perintah Dhena.
Mereka bertiga, Dhena, Sari dan Alya menghias kliniknya semenarik mungkin dengan peralatan seadanya akhirnya klinik selesai dihias.
" Sudah dok, tinggal nunggu dinilai nih " ucap Alya.
" Semoga menang ya " susul Sari "
" Aamiin.. " balas Dhena.
Walaupun sedang mengadakan acara, klinik tetap buka menerima pasien yang akan berobat, namun karena warga tahu hari ini ada acara hingga esok hari klinik tidak terlalu ramai seperti biasanya.
" Dok sedang ada acara ya ? " tanya salah satu pasien yang sedang di periksa oleh Dhena.
" Iya Bu, nanti ibu besok kesini ya banyak kegiatan yang di buka untuk umum juga besok " ucap Dhena.
" Oh begitu, baik dok, saya akan membawa keluarga saya kesini "
" Iya silakan Bu "
Selesai memeriksa Dhena kembali menghampiri Sari dan Alya. Terdengar suara sound sistem dari area gedung utama.
" Rame banget ya kayanya di gedung utama " ucap Dhena.
" Dokter mau kesana ? Gak apa-apa dok kami di klinik saja kalo dokter mau liat kesana, nanti kalau ada pasien saya hubungi dokter " ucap Alya.
" Hmm gak apa-apa ? " tanya Dhena.
" Gak apa-apa dok nanti ngiler loh gak kesampean nonton keramaian di gedung utama " Sari tertawa disusul Alya dan Dhena.
" Iya sih penasaran juga, saya kesana dulu ya sebentar kok " ucap Dhena.
" Iya dok "
Dhena berjalan keluar klinik, ia penasaran ingin melihat kemeriahan acara di gedung utama, saat Dhena sedang berjalan, dari jauh ia melihat seorang anak kecil yang berlari-lari sendiri.
Saat Dhena akan memasuki area gedung utama, ia mendengar tangisan dari anak kecil itu. Dhena dengan sigap berlari menghampiri anak itu.
" Ya Tuhan.. Sayang kamu kenapa ? " Dhena melihat anak itu sudah menelungkup terjatuh.
Dhena langsung menggendong anak itu lalu mendudukkan di pangkuannya.
Anak itu masih terus menangis, Dhena melihat dengkulnya lecet dan berdarah.
" Kamu jatuh, tante obati mau ? " tanya Dhena.
" Nggak mau, nanti sakit " ucap anak itu.
Ia adalah Ciara, Ciara diajak oleh Bisma ke perusahaan karena di perusahaan sedang mengadakan acara. Pak Waluyo dan istri pun ikut hadir walaupun tidak lama karena Pak Waluyo sudah tidak bisa berlama-lama di tempat keramaian seperti itu.
" Nggak sakit kok, tante obati biar gak sakit ya " Ucap Dhena merayu.
Ciara tetap menggeleng ia tidak mau.
" Hmm.. Kamu suka es krim ? " tanya Dhena.
Ciara mengangguk.
" Luka kamu tante obati dulu lalu setelah itu tante akan membelikan kamu es krim gimana ? "
" Hmm.. " Ciara mengangguk pertanda mau.
Dhena akhirnya mengajak Ciara ke klinik, Ciara sangat takut untuk berjalan karena luka di dengkulnya, Dhena menggendongnya sampai klinik.
" Kamu duduk disini ya sebentar " ucap Dhena.
Alya dan Sari menjadi heran, Dhena kembali dengan membawa anak kecil.
" Dok kok udah balik lagi ? " tanya Alya.
" Iya, itu ada anak kecil jatuh, tapi saya gak tau dia siapa mungkin anak dari karyawan perusahaan " ucap Dhena.
Alya dan Sari melihat ke arah Ciara. Mereka pun tidak tahu jika Ciara adalah cucu dari pemilik perusahaan, karena memang Ciara jarang sekali diajak ke perusahaan.
" Sayang tahan sedikit ya, tante bersihkan dulu lukanya " ucap Dhena.
Dhena membersihkan luka lecet di dengkul Ciara. Ciara memperhatikan Dhena orang yang baru ditemuinya.
" Tante, tante dokter ya ? " tanya Ciara.
Dhena hanya tersenyum.
" Aku mau loh jadi dokter kalau sudah besar nanti " ucap Ciara.
" Kenapa ingin menjadi dokter ? "
" Agar bisa mengobati luka seperti tante " ucap Ciara.
" Tante doakan nanti sudah besar menjadi dokter ya, oya kita belum kenalan loh, nama kamu siapa ? " tanya Dhena.
" Aku Cia tante "
" Oke Cia, sudah selesai ya, gak sakit kan ? "
" Nggak tante "
" Kalau begitu, sekarang tante mau menepati janji tante kalau tante akan membelikan kamu es krim "
" Asiikkkkk "
" Bisa jalan ? "
" Sudah bisa tante "
" Ayo lets go ! "
Dhena mengajak Ciara ke kantin belakang untuk membeli es krim, untuk Ciara. Dhena sebetulnya sudah terbiasa dengan anak kecil karena ia pun memiliki keponakan yang usinya sedikit diatas Cia. Keponakannya pun sangat dekat dengan Dhena. Namun sudah hampir satu bulan ini ia belum bertemu dengan keponakan nya walaupun tinggal di kota yang sama, namun karena kesibukan dirinya dan kedua orangtua keponakannya membuat Dhena dan keponakan nya jarang bertemu.
Dilain tempat Bisma baru tersadar jika Ciara tidak ada.
" Jer, Ciara mana ? " tanya Bisma.
" Yola, Ciara mana ? " tanya Bisma lagi.
" Eee.. Bukannya tadi bersama Pak Bisma " jawab Yola.
" Tapi dia gak ada ! " Bisma mulai panik, ia sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gedung namun tidak terlihat gadis kecil itu.
" Cari Ciara sekarang juga ! " Ucap Bisma menggelegar.
Ia pun turut mencari Ciara, ke beberapa ruangan, ke toilet, ke ruangan nya, namun nihil.
" Gak mungkin juga anak kecil itu bisa naik lift sendiri " gumam Bisma.
Lalu ia keluar gedung yang dibantu oleh beberapa satpam, karyawan lain mencari ke seluruh sudut gedung.
Setelah membeli es krim Ciara berjalan dengan Dhena, ia terlihat akrab bersama Dhena, Ciara dan Dhena berjalan menyusuri koridor gedung sambil bergandengan tangan, Ciara terlihat sangat bahagia.
" Tante.. Kita temenan yuk " ucap Ciara.
Dhena pun tertawa mendengar ucapan dari bibir kecil Ciara.
" Oke.. mulai sekarang kita temenan " balas Dhena lalu menyodorkan jari kelingking nya yang disambut oleh Cia lalu melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Dhena.
Dari kejauhan Bisma melihat sosok yang ia kenal.
" Itu Ciara " gumam Bisma.
Ia sedikit berlari menghampiri Ciara dan Dhena.
" Lepaskan anak saya ! " Teriak Bisma.
Dhena terhenyak kaget mendengar suara yang sempat beradu argumen dengannya tempo hari. Ia lalu melepaskan perlahan tangannya dari tangan Ciara.
" Kenapa membawa anak saya tanpa ijin ?! " ucap Bisma kepada Dhena.
" Papa..... " Ciara sedikit berlari menghampiri Bisma.
" Papa ? Berarti Cia anak nya Pak Bisma " batin Dhena.
" Sayang.. Kamu dari mana saja ? " tanya Bisma.
" Pa.. Tadi aku jatuh "
" Kamu jatuh ? Dimana ? " tanya Bisma lagi.
" Disana ? Untung ada tante dokter, tante dokter baik dia nolong aku dan belikan es krim " ucap Ciara.
" Lain kali kalau kemana-mana kamu harus bilang Papa ya.. " balas Bisma.
Bisma lalu menghampiri Dhena.
" Terima kasih " ucap Bisma singkat.
Dena hanya menganggukkan kepalanya.
" Dadah tante " ucap Cia melambaikan tangan nya.
" Dah.. " Dhena membalas lambaian tangan Cia dengan kikuk.
Lalu Bisma berlalu meninggalkan Dhena yang masih terpaku.
" Bos Galak " batin Dhena.
Dhena kembali berjalan menuju klinik, sepertinya ia sudah tidak penasaran dengan kegiatan di gedung utama pasca kejadian dengan Ciara tadi.
🌷🌷🌷