"Penting kah pak?" Tanya Hana dengan suara yang datar, berusaha biasa saja.
Pak Arman menganggukkan kepala.
"Sebentar saja, saya mohon" lirihnya.
Hana yang tanpa respon dianggap Arman menyetujui permohonan nya.
Arman dengan sigap menunjuk sebuah meja panjang yang terletak persis di samping pintu keluar kafe.
"Disini ya..." Ucap nya.
Hana mengangguk dan kembali duduk meletakkan tas ranselnya.
Sebelum duduk, Pak Arman terlihat seperti memberi kode kepada pelayan di dalam, seperti nya sedang memesan sesuatu.
Mereka duduk berdampingan menghadap jendela.
"Jadi gini Hana.. saya ingin kamu menjadi istri saya.." ucap pak Arman tanpa basa-basi sedikit pun.
"Apa! Istri?" Dengan suara yang agak keras melengking, Hana di buatnya kaget bukan kepalang.
Suaranya membuat orang - orang di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.
"Iyaa istri" kata Arman kembali mengulang kata istri dengan lembut sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani_AZM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Galau Dadakan!
Berbulan - bulan sudah di lalu oleh pak Arman untuk bisa merebut hati Hana.
Meski sudah meminta bantuan sahabat nya pun, tidak serta merta begitu saja membuat Hana mudah memberikan hatinya.
Di suatu sore yang cerah.
Hari ini, Hana sedang mengambil cuti untuk sekedar jalan - jalan di mall. Meski hanya sendirian.
Gita sibuk dengan ujian di kampus nya.
Tidak ada orang yang benar - benar Gita percaya untuk di mintai contekan, seperti Hana dulu. Jadi mau tidak mau Gita harus melakukan nya sendiri.
Hana memasuki toko buku di dalam mall.
Ia mencari buku komedi untuk di baca nya saat waktu luang.
Sampai detik ini, Hana masih saja cuek terhadap pak Arman. Menurut nya pak Arman terlalu menganggu nya. Setiap hari ia hadir di rumah membawa makan malam. Itu membuat Hana bosan sekali melihatnya.
Ponsel Hana berdering, ada pesan masuk dari mbak Nina.
"Dek, mba sudah transfer sedikit uang untuk keperluan kamu dan bapak ya.. Beli apa yang kamu mau ya dek" kata mba Hana dalam pesan.
"Terima kasih banyak ya mbak, untuk bulan besok tidak perlu mba Nina transfer lagi. Aku kan sudah punya penghasilan sendiri mbak." jawab nya dan terkirim.
Hana melanjutkan memilih buku - buku komedi tersebut.
Tapi pikiran nya teringat dengan pak Arman.
Ia kembali melihat ponsel nya. Tidak ada pesan dari siapapun, meskipun itu dari mbak Nina.
"Tumben pak Arman gak ganggu aku hari ini, kemana dia?" gumam nya dalam hati.
Tapi sekejap ia menggeleng - geleng kan kepala nya. "Oh tidak! Ngapain aku mikirin dia!"
Hana langsung buru - buru memilih buku dengan cover anak kecil dan kawan - kawan nya, lalu di bawa nya ke kasir.
Setelah ia mendapatkan buku komedi, ia terfikir untuk menonton film bioskop untuk menghabiskan waktu cuti nya.
"Mau nonton ah" tanpa pikir panjang ia memasuki gedung bioskop dan memesan 1 buah tiket.
Karena memang tidak ada niat sebelum nya, jadi dengan random Hana memilih film yang sedang di putar saja.
Walaupun sendirian Hana melalui hidupnya dengan bahagia - bahagia saja selama ini.
Di dalam bioskop ada pesan masuk lagi karena ponsel nya bergetar.
"Paling pak Arman" dengan percaya diri Hana merogoh ponsel nya.
Ternyata pesan dari bapak, bapak bilang akan pulang larut malam.
"Tumben dia masih belum WhatsApp aku" gumam nya dalam hati.
Film bioskop belum berakhir tapi Hana sudah beranjak dari duduk nya. Ia berjalan di tangga pokok untuk keluar dari teater.
Sebelum ia pergi meninggalkan mall, Hana membeli beberapa makanan dan cemilan untuk di bawa pulang.
Sampai nya dirumah, Hana mencoba menghubungi Gita. Tapi sayang Gita tidak bisa datang karena sibuk dengan pacar nya.
"Ku kira sibuk belajar untuk ujian, ternyata sibuk pacaran" gumam nya.
Di jam - jam tersebut biasa nya pak Arman sudah datang ke rumah nya. Ntah melakukan apa saja bersama bapak.
Hana pikir, ia pasti akan datang lagi malam ini seperti malam - malam sebelum nya.
Setiap kali ada suara kendaraan, Hana menoleh ke arah jalan.
Makanan yang di beli tadi sudah sebagian ia makan.
Jam terus berputar, sampai hari berubah menjadi gelap.
Hana memutuskan untuk masuk saja ke dalam rumah.
Di lihatnya jam dinding "Sudah mau jam 9 malam, tapi aku kok ngga ngantuk yah. Iseng juga kalau sendirian begini" ucap nya.
Hana mengunci pintu, dan menutup hordeng dengan rapat.
Kembali ia mengecek ponsel nya, tidak ada pesan yang masuk dari pak Arman.
......
2 hari berlalu, Hana sudah masuk kerja seperti biasa.
Tapi ada yang tidak biasa, udah 2 hari pak Arman tidak menggangu nya.
Bahkan bapak juga tidak menanyakan apa - apa pada nya perihal pak Arman.
Saat pulang kerja, ia mendapatkan pesan dari bapak. Lagi - lagi bapak akan lembur dan pulang larut malam.
"Hem, bete banget bapak pulang larut lagi. Aku ke kafe aja deh mau beli donat"
Kali ini Hana tidak menggunakan angkutan umum. Tapi ia memesan ojek online.
Sampai nya di kafe, Ia memesan es kopi seperti yang pernah di pesan pak Arman "Nyobain es ini deh!" katanya
Ia juga memesan donat coklat kesukaan nya.
20 menit berlalu tidak ada yang aneh selama Hana menghabiskan waktu di kafe.
Sambil membaca buku komedi yang di belinya di mall waktu itu.
Tapi saat ia membaca buku, ada pria tampan yang lewat di depan meja nya menghampiri kasir. Wangi sekali..
Karena terlalu wangi, membuat Hana menoleh tidak sengaja.
Dari punggung nya Hana seperti tidak asing, begitu pun dengan harum yang ia cium.
"Seperti pak Arman" gumam nya.
ketika pria itu selesai memesan di kasir, dan menoleh ternyata benar itu pak Arman.
Arman pun sudah melihat Hana, tapi ia hanya tersenyum dan melewati meja Hana. Ia duduk beberapa meja dari tempat Hana.
"Dih cuek banget, sudah punya pacar kali! Biarlah.. pantas saja dia sudah tidak mengganggu ku! Untung aku tidak semurah itu sejak ia caper waktu itu!" pekik Hana.
Hana mencoba menghabiskan donat yang tersisa satu buah itu di piring, dan buru - buru menyeruput es kopi nya. lalu meninggalkan kafe.
Tanpa berpamitan, Hana dengan cuek melewati meja nya pak Arman.
Karena terburu - buru saat keluar dari kafe sebab ia sebal dengan pak Arman, Hana sampai salah naik angkutan umum.
Ia langsung menaiki mobil yang berhenti tanpa melihat tujuan mana kendaraan tersebut.
Setelah sekitar 10 menit lebih di dalam mobil, Hana baru sadar kalau ia salah naik angkutan.
"Aduh! Kaya nya salah naik angkot deh! Ini tujuan mana ya! Gusar nya.
"Pak pak kiri pak" Hana langsung turun dari angkot.
Membuka ponsel nya untuk membuka Map, sedang berada di daerah mana ia sekarang.
"Sial sekali ketemu pak Arman!"
Di ketak - ketik nya ponsel di genggam nya, ia memesan ojek online untuk pulang kerumah.
Di perjalanan ia kembali bergumam "Duh aku sampai lupa harus membeli makan malam, karena bapak kan lembur malam ini, masak mie instan aja deh! Hmmm aku lagi kenapa sih!" gumam nya.
Perasaan nya makin tidak enak setelah bertemu pan Arman yang cuek tersebut di kafe.
Hana tak habis pikir pak Arman bisa berubah - ubah begitu.
Sampai di depan rumah Hana melihat pak Arman sudah duduk di teras, begitupun mobil nya juga sudah terparkir di halaman.
"Loh ngapain sih datang kesini! Ngga jelas banget!" Hana mengomel saja saat turun dari ojek online sampai lupa bilang terima kasih pada Abang nya yang juga sudah pergi.
Hana menghampiri pak Arman yang duduk di teras dengan santai.
"Ngapain bapak datang kesini! Malam ini ngga ada bapak! Bapak lembur!" pekik nya!
Pak Arman hanya bergeming.
Hana pun ikut terdiam.
Beberapa detik Hana memandang bola mata pak Arman, Hana berharap pak Arman akan berkata sesuatu.
Tapi ternyata tidak.
"Ah terserah lah pak!" Hana seperti sangat emosi, ntah apa yang membuat Hana menjadi mudah marah sejak 2 hari lalu.
Saat Hana ingin membuka pintu rumah dengan penuh kekesalan. Tangan nya di tahan oleh pak Arman.
"Kenapa kamu marah sama saya? Saya salah apa?" tanya nya lembut.