NovelToon NovelToon
Hello, Salsha

Hello, Salsha

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang dipertemukan dengan banyak anggota gangster terkocak dalam pengalaman seumur hidupnya. Bagaimana dirinya harus menghadapi segala hal tingkah yang ia rasa sungguh garing dan lawak. Sebuah kehidupan rasa garing, kocak dan asin atau asing.

Garing tapi juga mengandung bawang.

Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).

Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Main ke Markas

"Hah?!"

Zidan dan Salsha ternyata datang bersama Reyva. Gadis SMK yang masih kelas 10 jurusan Teknik Komputer Jaringan.

"Katanya mau foto sama Reyza, sana samperin Rey." ucap Salsha.

Namun, Reyva malah merasa malu karena sudah ada lima puluh anggota kumpul di markas, termasuk Reyza.

"Panggil aja Reyza, gitu, pasti nengok." sahut Zidan.

"Em, malu, Kak."

"Reyza! Sini, ada yang nyariin nih." Begitu Zidan memanggil dengan lantang, pemilik nama itu menoleh.

"Eh, iya ada apa, Bang?" tanya Eja langsung menghampiri Zidan.

Salsha justru lebih dulu masuk ke warung Babeh Jaki, sementara Reyva yang bingung sendiri.

"Ini ada Reyva, lo temenin deh. Gue mau sama Salsha dulu. Jaga baik-baik anak orang."

Tak lama Reyza mengajak kumpul ke markas depan sebelum akhirnya masuk ke ruang titik rahasia Geoxsa Andaran.

"Mas Reyza, boleh bilang sesuatu gak?"

"Hm, mau tanya apa?"

Reyva sedikit menunduk dalam langkahnya ia mengikuti Reyza berjalan menuju ruang rahasia.

"Bukan tanya, Mas. Tapi lebih ke arah ... Pernyataan. Aku suka sama Mas Eja,"

Meskipun tetap berjalan, namun telinga Eja masih waras. Dia mendengar, tetapi dengan raut tak menyangka pada gadis itu.

"Kalau masih kecil jangan main pacaran dulu, fokus sekolah." celetuk Eja datar.

Seolah hatinya tertusuk secara mendalam, Reyva akhirnya memilih diam dan merutuki dirinya sendiri yang bodoh.

Lantas, begitu sampai ke ruang rahasia, Reyva kembali dikejutkan dengan jumlah orang-orang yang ada di dalamnya.

Waduh, kok mukanya pada datar semua sih? Serem banget.

"Kalau lo macem-macem di ruang ini, siap-siap rendang." Suara salah satu anggota bernama Januar, sangat terlihat angkuh dan kasar dari wajahnya.

Bukannya menjawab, Reyva malah semakin takut dibuatnya. Hingga beberapa detik kemudian Eja berdecak sambil mengajak Reyva tenang.

"Udah sih, tenang aja gak usah takut. Kayak sama siapa aja, mereka gak serem. Ck, Jan, lo jangan gitu lah sama anak orang." kata Eja mengomeli temannya.

Januar mengernyit. "Loh? Gue salah apa? Kalau masuk tempatnya GEAN itu jangan baperan, Mbak. Maksud saya kalau udah masuk ke sini mau Mbaknya minta foto atau curhat dan lainnya sebagainya itu Mbak bakal dapat sebuah masakan khas yang namanya rendang. Bukan maksud saya mau rendang Mbaknya, masa saya sejahat itu jadi manusia." jelas Januar sambil terkekeh.

Huuft, beruntung. Reyva tidak jadi takut. Tapi, entah mengapa ia selalu saja takut dengan sosok Reyza.

"Di sini ada yang mau ajakin saya makan di warung ... Babeh Jaki gak? Soalnya aku takut sama Mas Eja."

Setelah disebut, Eja menoleh dengan tatapan dingin.

"Lo bisa diam dulu kan? Nanti gue lanjutin dah,"

Di tempat itu lagi-lagi Reyva harus menelan nasib pahitnya mengenal Andaran. Yang dia kira baik, ternyata belum tentu sesuai dengan perkiraannya.

Reyza sudah pergi entah ke mana. Kini tinggal dirinya dengan Januar serta anak-anak lainnya.

"Eja asik kok, Mbak. Tapi, dia emang lagi banyak pikiran aja, nanti bakal ada pengumuman soalnya. Tolong juga ya, anak-anak di sini itu gak pendiam. Kalau Mbaknya bingung ya tinggal tanya aja, pada ramah kok orangnya."

"Kalau soal Mas Eja, gimana?"

"Eja itu ... Orangnya asik sebenarnya, ramah juga sama orang. Tapi, titik jurang dalam diri dia itu ada satu. Dia paling gak suka ada orang yang gak tahu malu. Contohnya, ada cewek yang ngungkapin perasaannya ke dia. Udah pasti dan jangan ditanya, dia udah hilang peduli kecuali dia masih ada tanggung jawab sama orang itu."

Ungkapan menusuk dari bibir Januar seketika membuat Reyva meneteskan air matanya menyesal.

"Berarti ini salah aku," lirihnya sesenggukan.

Januar mengernyit bingung. "Jadi, Mbak suka sama Eja? Waduh, jangan diulangi lagi ya, dia udah keliatan gak mood banget tadi. Makanya dia langsung pergi, pasti buat turunin emosinya."

"Pengen ketemu Mas Eja, boleh gak?"

Mendengar itu, Januar menghela napas lelah.

"Yaudah, cari aja di lantai atas Mbak. Dia biasanya di rooftop. Hati-hati juga, untuk masuk ke arah rooftop itu banyak jebakan. Biasanya kalau bukan orang anggota ini bakal kena jebakan jaring sama kotak besi gitu. Jadi, gak gampang buat masuk ke sana." ujar Januar.

Reyva memantapkan diri untuk menemui Reyza sekalipun dirinya bisa jadi bahaya jika tetap nekat masuk ke rooftop Andaran. Namun, bagaimana lagi? Geoxsa Andaran memang memiliki tempat sebesar ini. Walaupun tidak semua anggota berasal dari keluarga kaya.

"Oke, makasih ya Mas."

Tak tak tak

Langkah demi langkah Reyva lakukan dengan berani, meski dirinya tahu posisinya bisa kapan saja mati terkena jebakan misterius di arah menuju rooftop.

Dan yang bisa selamat hanya anggotanya saja, orang baru atau yang belum terverifikasi tidak akan bisa masuk dengan tenang.

Reyva dengan tiba-tiba melihat di belakangnya sudah ada sebuah kotak kayu mengayun ke arahnya. Sontak ia pun melebarkan mulutnya.

"Aaakhh!!"

Bugh!

"Eh, loh? Kok tubuhku gak sakit apa-apa?" Reyva sudah dalam keadaan di atas tubuh seorang lelaki.

Matanya mulai dibuka perlahan, hingga dikejutkan oleh seseorang di bawah tubuhnya.

Uhuk!

"Hah? Eh, Mas Eja?! Aduh, maaf Mas! Eva gak sengaja nindihin tubuh Mas Eja." Dengan perasaan super panik, Reyva segera beranjak berdiri langsung menunduk.

"Ck, kamu jangan ikutin aku bisa gak sih? Ngapain coba ikut-ikut ngintil ke rooftop? Kamu mau kepalanya kena balok itu? Mau masuk ke jaring? Dasar cewek pecicilan."

Ucapan Reyza lagi-lagi menusuk hati Reyva. Dia yang berniat mengecek wajahnya yang menahan air matanya menggunakan sebuah kaca kecil, tiba-tiba saja ada pisau gantung entah datang dari mana hampir menyayat leher Reyva.

Untungnya, Reyza dapat menepiskan hingga mengakibatkan satu jari tangannya berdarah sedikit.

Namun, perhatian lelaki itu bukan justru menatap jarinya, melainkan menatap gadis yang ada di hadapannya sekarang.

"Maafin Eva, Mas ... Eva tau Mas Eja pasti bakalan marah. Itu lukanya gara-gara Eva, gimana kalau gak bisa sembuh? Eva ke sini malah bikin Mas Eja sakit tangannya, padahal niatnya cuma mau minta maaf aja habis itu gak jadi minta foto karena malu udah buat Mas Eja marah."

Jika dalam kondisi suasana hati yang baik, mungkin Eja akan tertawa mendengar suara tangisan gadis itu. Tapi, kali ini dia memasang wajah datar.

Tarikan napas pun dilakukan oleh Eja sambil memperhatikan gadis itu yang masih terus saja menangis.

"Aku marah kenapa? Tinggal minta foto aja udah beres 'kan? Lagian cuma kegores aja, kenapa harus nangis? Udah, kamu mau ikut ke mana?" Sekarang nadanya berubah sedikit peduli meski masih terdengar ketus.

Reyva setengah mendongak. "Mau pulang aja, gak mau di sini terlalu lama. Kasihan Mas Eja, pasti lagi nahan emosi."

"Ck, nahan emosi karena apa, hm? Aku gak ada marah sama kamu, jangan nangis gitu. Nanti kalau langsung pulang terus ditanya nangis karena siapa, kamu jawab nangis karena Mas Eja, anggota baru Andaran gitu?"

Seketika Reyva mendadak tertawa.

"Enggak gitu, aku gak suka ngadu ya."

"Yaudah, gak usah nangis lagi. Kayak bocah masih SD aja, udah usap air matanya."

"Mas, boleh fotbar peluk gak? Kalo gak boleh gak papa deh,"

Reyza terkekeh. "Nah, gitu dong banyak mau nya. Dah, kita keluar dulu. Makan siang dulu sama yang lain, nanti foto-foto."

"Oh, oke deh, untung aku bawa uang."

"Lah, gak usah bayar. Gratis makan mah, yang penting bukan dari warung Babeh, kalau dari warung ya beli itu namanya."

1
Sa'diah Nur M(Sasa)_-ll
sangat pengertian /Cry/(maaf aku lupa komen habis mampir)🙏
Aleana~✯
hai kak aku mampir......yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Diary Sosial
semangat kak jangan lupa mampir
¶•~″♪♪♪″~•¶
mampir,semangat kk
Hyunn Hanni
hai kak, aku udah mampir. semangat ya/Determined/
chipsz🌙
semangat yaaa nulisnya✨❤️‍🔥
Wida_Ast Jcy
aku mampir nih mampir jg yah thor jgn lp like dan coment yah semangat cintaaa
hanzee
semangat thor, jangan lupa mampir yaa💪🥰
Aulia Nur
bagus Kaka 🥰
Aulia Nur
bagus Kaka lanjut 🥰
Dian
Lanjut Thor smngt❤️
Dian
Bunga utk mu biar makin semangat nulisnya❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻 ayo saling dukung mampir jg kek karya aku “two times one love.”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!