Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Penegasan.
"Oh. Jadi kamu membanggakan pernikahan sepihak itu hah!" sahut Katy yang benar-benar semakin kesal dengan Adara dan apalagi Adara sampai melawan.
"Mau ini pernikahan sepihak atau tidak, aku sudah sah menjadi istrinya, mau kau tetap berada di kamar ini apa kau ingin melakukan apapun di kamar ini bersama dengan suami orang, itu adalah urusan, tetapi kau bukan istrinya. Jika kau tidak ingin melihat kekasihmu melihat wanita bertelanjang di depannya maka jangan sok-sokan menyuruhku untuk melepas apa yang sudah kupakai!" tegas Adara dengan melawan yang membuat mata Katy melotot yang pasti tidak menyangka mendapatkan kata-kata seolah merendahkan dirinya.
"Kau bilang apa!" Katy yang tidak terima terlihat ingin menampar Adara. Namun tidak jadi ketika William menahan tangan kekasihnya itu.
"Sudah hentikan!" tegas William yang membuat Katy tidak jadi melakukan hal itu.
Adara melihat bagaimana tangan William memegang lengan Katy dan menurunkannya.
"William! kamu dengar sendiri apa yang dia katakan. Dia bener-bener lancang berbicara seperti itu kepadaku!" ucap Katy yang tidak terima yang mencari pembelaan dari William.
"Pergi dari sini sekarang juga dan jangan sampai aku bertindak yang lebih parah kepadamu!" tegas William dengan penuh penekanan.
Adara menurut dan langsung pergi begitu saja dan bahkan dia sampai menabrak bahu Katy yang memang jarak jalan itu sangat kecil. Entah itu disengaja atau tidak yang pasti apa yang dilakukan adalah berhasil membuat Katy bertambah kesal dan ingin menyusul Adara kembali dan lagi-lagi ditahan oleh William.
Walau tidak ada Nenek di rumah itu, Tetapi banyak orang yang bekerja di rumahnya dan lagi pula ada bi Asih yang walau hanya sebagai kepala pelayan, tetapi William sangat menghargainya dan tidak ingin ada keributan di rumah itu.
Karena Kelly tidak diizinkan berada di kamar pengantin yang membuat Kelly harus tidur di kamar lain. Lagi-lagi Kelly tidak mempermasalahkan hal itu dan dia juga tidak peduli dengan apa yang akan di lakukan William bersama dengan calon istrinya di sana.
**
Malam yang sudah berubah menjadi pagi. Entah dari mana Adara yang sekarang memasuki rumah.
"Dari mana kau?" suara dingin itu membuat langkah Adara terhenti. Siapa lagi jika bukan William yang duduk di sofa dengan satu kaki yang diangkat di atas pahanya yang kedua tangannya direnggangkan pada dinding sofa dengan wajahnya terlihat datar yang tidak menoleh sama sekali ke pada Adara.
"A...."
"Kau pikir rumah Ini rumahmu," belum sempat berbicara William sudah memotong pembicaraan Adara.
"Kau seenaknya pergi dan kembali, kenapa kau tidak pergi saja dan tidak usah kembali lagi. Lagi pulau apa yang kau inginkan di rumah ini hah! Kau semakin ingin memperlihatkan kepadaku, bagaimana dirimu yang tidak memiliki harga diri! Bukankah aku sudah menekankan kepada mu, jika pernikahan ini tidak ada artinya denganku dan kau tidak pernah kau anggap sebagai istriku!" tegas William.
Kepala William menoleh ke arah Adara yang sejak tadi hanya dia mendengarkan kata-kata yang menyakitkan itu. Adara juga sangat malas sebenarnya menghadapi William yang mulutnya tidak berhenti merocos.
"Aku tidak peduli dengan status dari pernikahan kita. Bagiku kau hanya wanita yang tidak punya harga diri, yang bermuka dua dan sangat menjijikkan," lanjut William yang tidak ada habisnya berbicara begitu kasar.
Adara membuang nafas perlahan ke depan lalu pergi.
"Mau kemana kau?" tanya William saat arah itu menuju pintu keluar dari rumah.
"Aku tahu kau tidak menginginkan pernikahan ini dan tidak ada perbedaan bagimu menikah atau tidak dengan ku. Kau juga benar seharusnya aku tidak ada di rumah ini. Lagi pula Nenek juga tidak ada di sini, dan aku tidak akan berada di rumah ini," ucap Adara sesingkat mungkin tanpa menoleh ke arah William.
Adara yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi, William mendengarnya tanpa kesal yang langsung berdiri dan menyusul Adara dan saat tangan Adara ingin membuka pintu rumah. William langsung menahannya dengan cengkeraman tangan yang begitu kuat.
"Lepaskan sakit!" keluh Adara yang begitu berusaha lepas dari William.
"Seenaknya dirimu mengatakan pergi dari rumah ini. Kau pikir setelah membuatku terikat dalam pernikahan ini. Lalu kau bisa terbebas begitu saja. Kau akan tetap menjadi tahananku," tegas William dengan penuh penekanan.
"Apa maksud mu dan bukankah kau yang menyuruhku untuk pergi, kau juga menempatkan wanita itu di dalam kamar yang seharusnya menjadi kamarku. Lalu untuk apa aku disini,"
"Untuk melihat bagaimana William yang sebenarnya. William tidak bisa kau bodohi dan kau harus melihat bahwa pernikahan yang kau impikan itu tidak seindah itu," jawab William dengan menekan suaranya dan tatapan matanya sangat tajam melihat Adara.
Adara sampai tidak berbicara apa-apa yang hanya menatap dua bola mata yang berapi-api itu.
"Jangan kau pikir aku tidak tahu. Jika kau menerima tawaran nenek untuk menikah denganku. Karena nenek telah membayar mu ratusan juta. Jadi uang yang kau dapatkan akan seimbang dengan pekerjaan yang kau lakukan dan semua yang harus kau lakukan!" tegas William.
"Aku menuruti permintaan Nenek bukan hanya uang atau keserakahanku. Tetapi aku hanya...."
"Hanya menomor satukan uang yang membuat dirimu semakin tidak memiliki harga diri," lagi-lagi William memotong pembicaraan Adara.
"Jadi jangan anggap dunia ini gratis! ketika sudah mendapatkan uang dan maka kau juga harus bekerja!" tegas William dengan melepaskan kasar tangan Adara sampai membuat Adara kesakitan dengan memegang pergelangan tangannya yang memerah.
William yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi dari hadapan Adara. Dia menyuruh Adara untuk pergi dan ketika pergi malah tidak dibiarkan dan beralasan sebagai tahanan.
"Sampai kapan William!"
"Sampai kapan kamu akan benci ku?"
"Kebencian kamu mengubah cara pandang kamu kepadaku, kebencian membuat kamu tidak ingin mendengarkan satu kata pun dari ku, kebencian menutup untuk kamu sedikit saja kasihan kepadaku," batin Adara terlihat pasrah dengan semua perlakuan William yang belum 24 jam menjadi suami nya.
**
"Silahkan Nona!" Bi Asih membuka pintu kamar yang mempersilahkan Adara memasuki kamar yang akan menjadi tempat istirahatnya setelah tadi malam tidur di kamar tamu untuk sementara.
Kamar itu tampak luas dengan ranjang king size yang diberi sprei berwarna putih, dapat televisi dan sofa dan juga terdapat meja rias dan pasti ada kamar mandi. Kepala Adara sejak tadi berkeliling melihat isi kamar itu. Kamar itu tampak polos yang tidak ada hiasan apapun di dinding yang hanya terdapat jam menggantung tepat di atas televisi.
"Jika membutuhkan sesuatu, maka bisa minta pada Bibi. Untuk pakaian Nona nanti saya akan menyuruh sopir untuk menjemput ke kediaman Nona," ucap Bi Asih
"Tidak perlu! biar saya saja yang menjemputnya," jawab Adara.
"Tuan William melarang Nona keluar rumah tanpa seizinnya. Jadi mulai sekarang Nona tidak boleh kemana-mana. Karena keperluan apapun hanya Bibi yang mengurus," ucap Bibi.
"Apah!" pekik Adara yang pasti kaget yang tiba-tiba saja sudah mendapatkan peraturan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin dia tidak pergi kemana-mana, ibunya masih di rumah sakit dan dia juga memiliki adik. Entah apa lagi yang ingin di lakukan William.
Bersambung....