NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Azura dan Orla benar-benar kompak dalam menyajikan makanan yang mereka buat siang ini hingga kedua lelaki dewasa ini menatap kearah mereka masing-masing.

"Erdogan kau bisa menikmati makan siang buatan Orla yang terlihat sangat lezat ini."ucap Azura.

"Hmm..."lirih Orla yang sebenarnya tidak setuju.

"Honey aku rasa makanan yang kau buat adalah yang terbaik."ucap Arthur.

"Tuan benar, nyonya memang yang terbaik."ucap Azura.

"Hmm..."balas Arthur.

"Bisa kau ambilkan untuk ku."pinta Erdogan.

"Baik."ucap Orla.

Mereka pun makan dengan lahapnya kecuali Erdogan yang memang tidak pernah makan sebanyak itu, meskipun dia memiliki tubuh yang kekar dan sexy.

"Oh sayang rasanya aku kekenyangan."ucap Azura.

"Ya honey kau makan banyak siang ini tidak biasanya."ucap Arthur.

"Aku sengaja makan banyak karena ini hari terakhir Orla disini aku sudah janji akan mukbang bersamanya."ucap Azura.

"Ah andaikan saja dia berjodoh dengan salah satu orang mu, mungkin Orla bisa tinggal disini dan aku punya teman."ucap Azura seakan memberikan kode pada Arthur agar menjodohkan dia dengan Erdogan.

"Kenapa tidak kau jadikan saja dia pelayan disini."ucap Arthur.

"Tidak dia teman ku."ucap Azura.

"Kalau begitu kau harus menikahi dia Er."ucap Arthur yang membuat Azura membulatkan matanya.

Azura pun langsung berkata."Aku setuju!"teriak nya.

Sementara Erdogan hanya menatap kearah Orla yang kini terlihat menundukkan kepalanya.

"Orla kau siap."ucap Azura.

"Jangan bilang kau tidak siap."ujar Arthur menatap kearah Erdogan.

"Ah kau tidak bisa menolaknya ini adalah perintah."ucap Azura.

"Terserah kalian saja, Don kau tidak mungkin bisa ditolak."ucap Erdogan yang sebenarnya masih ragu apa dia bisa menjalani pernikahan itu, disaat Orla selalu mengingatkan dia pada adiknya yang malang.

"Ah aku bahagia! setidaknya aku tidak akan sendirian lagi di sini."ucap Azura seperti anak remaja yang baru saja mendapatkan kejutan.

"Kau menang nyonya tapi kau harus bertanggung jawab jika dia kabur dariku."ucap Erdogan.

"Memangnya kau apakan dia hingga dia bisa kabur seperti yang kau katakan."ucap Azura.

"Honey sudah jangan ditanya pertanyaan itu tidak penting."ucap Arthur yang tau apa tujuan dari ucapan Erdogan saat ini.

"Mom aku lapar."ucap Zabella yang baru saja selesai belajar.

"Ah baiklah sayang kemarilah biar mommy siapkan."balas Azura yang kini mengambilkan makanan kesukaan Zabella yaitu seafood panggang.

"Princess dimana guru mu, apa dia sudah pulang."tanya Arthur.

"Dia masih di ruangan sedang merapikan kekacauan yang dibuat oleh Gerald."ucap Zabella.

"Oh begitu."ucap Erdogan.

"Mommy lihatlah aku bawa apa?"ucap Gerald yang menyusul dengan mobilnya yang sempat digunakan oleh Azura.

Mobil yang memiliki fitur canggih memiliki aplikasi untuk membuka tutup pintu ruangan atau lift itu juga bisa dikendalikan lewat handphone.

"Ah mommy bangga padamu prince, kau memang jenius, tapi kau tetap harus belajar."ucap Azura pada putranya yang selama ini selalu menolak pelajaran yang diberikan oleh gurunya itu.

"Jangan paksa dia honey, biarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan."ucap Arthur.

"Ah kau selalu membelanya tuan Arthur Gael, jika dia bodoh seperti mu bagaimana jadinya dia nanti, aku tidak ingin putraku jadi gembala mesum seperti mu."ucap Azura yang kesal.

"Kau tidak tau saja seberapa Geniusnya gembala mesum mu ini nyonya Arthur Gael. Aku bisa mendapatkan semua ini tanpa harus sekolah tinggi-tinggi."ucap Arthur asal padahal dia adalah lulusan terbaik Harvard.

"Terserah saja yang jelas aku tidak ingin putraku seperti dirimu."ucap Azura.

"Ya baiklah biarkan dia menjadi seorang ilmuan."ucap Arthur yang tidak ingin membuat mood istrinya itu rusak.

"Bagaimana dengan pernikahan kalian, kapan akan dilangsungkan?"ujar Arthur yang kini membuat Erdogan kembali dilanda kegelisahan.

Pria itu sudah tenang saat melihat perdebatan kecil diantara pasangan absurd itu, tapi saat ini giliran dia yang dicecar soal masalah pernikahan itu.

"Kapan saja terserah saja."ucap Erdogan.

"Kau pria sejati bukan, tapi kenapa tidak memiliki ketegasan."ucap Azura yang merasa kesal mendengar jawaban Erdogan.

Erdogan pun hanya menatap kearah Orla."Kau sudah siap untuk menikah."ucap Erdogan.

"Aku ingin memiliki rumah untuk pulang."ucap Orla.

"Ada banyak rumah miliknya,kau tidak perlu khawatir untuk itu."ucap Arthur memotong.

"Yang dimaksud oleh Orla adalah sebuah keluarga, ah kalian itu memang benar-benar bodoh dan tidak peka."ucap Azura yang membuat keduanya membulatkan matanya.

Arthur pun terkekeh kemudian dia kembali berkata."Kau memang terbaik honey."ucap Azura.

"Kau atur saja, nyonya aku tidak pandai mengurus hal itu."ucap Erdogan.

"Ah baiklah pernikahan akan digelar di kediaman daddy Gael, agar semua orang bisa menghadiri pernikahan itu."ucap Azura.

"Kau memang terbaik putriku."ucap tuan Gael yang datang bersama nyonya Gael.

"Dad."ucap ketiganya.

"Kalian asik mengobrol hingga suara helikopter daddy pun tidak terdengar oleh kalian."ucap tuan Gael.

Arthur mengiyakan perkataan ayahnya itu karena mereka tidak mendengar kedatangan mereka.

"Aku butuh bantuan daddy agar dia bisa secepatnya menikah."ucap Azura.

"Daddy siap membantu sayang."ucap tuan Gael.

Azura dan Orla pun terlihat tersenyum manis pada pria lanjut usia.

Mereka pun mengobrol sebelum Orla dan Erdogan pergi meninggalkan istana Arthur tersebut.

Sementara nyonya Gael bermain dengan kelima cucunya dengan senyum bahagia di wajah cantik wanita paruh baya itu.

"Aku rasanya sedang bermimpi jika melihat mereka tumbuh lebih cepat."ucap nyonya Gael.

"Aku memberikan mereka gizi dan kasih sayang yang berlimpah."ucap Arthur.

"Kau benar itu adalah kunci dari tumbuh kembang anak."ucap nyonya Gael.

"Kau tau itu honey bukankah kau selalu menolak untuk memiliki anak."ucap tuan Gael.

"Aku menolak karena kau masih selalu jelalatan pada wanita lain, dan aku tidak ingin menjadi janda dengan anak yang mungkin mereka akan sangat menderita."ucap nyonya Gael yang tidak jauh berbeda dengan Azura yang selalu to the points.

"Kau benar mom, untuk apa memiliki anak dari pria mata keranjang."ucap Azura yang membuat Arthur terkekeh karena untuk pertama kalinya sang daddy dapat cemoohan dari menantu perempuan satu-satunya itu.

"Aku tipe pria setia nak hanya saja wanita di luar sana terlalu memuja ku."ucap tuan Gael yang tidak jauh beda dengan Arthur dalam urusan kepercayaan diri.

Arthur pun kembali terkekeh."Kau pun sama gembala mesum, tapi jika kau melakukan itu lagi jangan katakan aku tega jika kau kehilangan belalai mu itu."ucap Azura.

"Ampun honey tidak lagi."ucap Arthur.

Sontak tuan Gael terkekeh.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Waktu yang dinantikan pun tiba Arthur dan keluarga nya berangkat ke California tempat dimana tuan Gael tinggal.

Disana semua sudah siap, Erdogan yang gagah dengan jas pernikahan dan didampingi oleh tuan Gael dan Austin, sementara Orla bersama nyonya Gael dan Valeria.

Hari ini langit begitu cerah, acara pemberkatan pun akan segera dimulai, tepat di taman belakang Mansion yang tidak kalah luas dari taman rumah Azura dan Arthur.

Erdogan sudah berdiri di samping altar pernikahan, dan Orla yang tampak sangat cantik dengan gaun pengantin dan tudung yang menutupi seluruh wajah nya itu membuat gadis itu tersenyum manis pada pasangannya.

Orla berjalan diapit oleh kedua wanita cantik berbeda generasi itu, dengan sangat anggun Orla semakin mendekat ke arah pria tampan itu.

"You are beautiful day Orla."ucap Erdogan yang membuat pipi Orla merona.

"Thanks Er."ucap Orla yang kini berdiri menghadap Erdogan.

Pemberkatan itu pun dilakukan, Erdogan terlihat begitu tulus saat dia mengucapkan janji setia di hadapan semua orang.

Begitu juga dengan Orla yang kini menitikkan air mata dengan kata-kata yang sedikit terbata-bata karena dia teringat akan kedua orang tuanya yang kini sudah tiada.

Azura pun ikut menitikkan air mata, karena nyatanya pernikahan mereka begitu mengharukan dia pun berkata."Aku ingin pernikahan kita diulang karena aku ingin seperti mereka aku bahkan tidak punya gaun pengantin ucap Azura.

Sontak membuat Arthur terkekeh kecil karena memang pernikahan mereka hanya dilakukan di pencatatan sipil tidak ada yang namanya pemberkatan pernikahan seperti saat ini.

"Apapun itu honey."ucap Arthur yang tidak bisa menolak permintaan dari cintanya itu.

Sampai saat pesta resepsi itu dilakukan, tiba-tiba beberapa orang berpakaian ninja berloncatan dari atas mansion tersebut.

Azura yang melihat itu meminta Arthur untuk mengamankan anak-anak nya, dia sendiri langsung pasang badan meskipun saat ini dia tidak menggunakan pedang apapun, tapi ada kursi tamu yang terbuat dan bersi meskipun itu akan menjadi potongan kecil.

Semua orang berhamburan keluar, sementara anak buah Arthur dan Erdogan menembaki musuh yang semakin banyak itu.

Arthur sendiri berlari entah kenapa yang jelas dia seakan sedang melarikan diri, tapi tidak lama pria itu kembali dengan dua samurai di tangan nya dan melemparnya pada sang istri sementara dia menggunakan senjata pamungkasnya untuk menghabisi para penyerang lainnya.

Azura kini tengah bertarung hebat dengan kelima ninja yang kini mengelilingi dirinya.

Erdogan mengendong Orla yang mengalami shock berat hingga tubuhnya bergetar hebat, karena bayangan kedua orang tuanya dihabisi dengan begitu cepat oleh mereka.

Azura berhasil menghabisi tiga ninja itu meskipun dia sendiri kewalahan, namun kemudian, Arthur kembali memberikan samurai yang dulu pernah ia rampas dari Azura yang kini menjadi pusat perhatian para musuh karena kilau samurai titisan dewa samurai yang kini entah berada di mana.

Azura pun tersenyum dengan kilat mata yang mengerikan dia pun langsung beraksi hingga kedua ninja yang tersisa terkapar di atas rumput dengan kepala terpisah jauh dari tubuh mereka.

Tapi tidak berhenti disitu, rupanya itu hanya sebuah pancingan, kini hampir sepuluh orang ninja mengitari Azura yang terlihat tenang itu.

"Dengan cepat Azura menutup mata dan menyerang mereka tepat sasaran, tubuh Azura sesekali melayang di udara saat dia membabat kepala mereka.

Dan samurai yang mereka gunakan terpotong menjadi serpihan.

kini tersisa beberapa saja dan Arthur menyerang mereka dengan boomerang hingga tidak bersisa karena konsentrasi mereka pada Azura.

Saat mereka mereka sudah roboh, Azura pun terjatuh di sana karena luka di bagian pahanya itu.

Jika saja jarak Azura dengan samurai mereka terlalu dekat mungkin dia akan kehilangan kakinya itu, tapi untungnya hanya luka sabetan meskipun cukup dalam.

"Honey!!"teriak Arthur yang langsung menghampiri Azura yang kini tersenyum kecil setidaknya dia merasa lega karena samurai itu kembali ke tangan nya.

"Terimakasih."lirih Azura yang akhirnya tidak sadarkan diri saat ini selain karena lelah dia juga banyak mengeluarkan darah dari lukanya itu.

Azura menggenggam erat samurai yang sudah berada di dalam sangkarnya itu, dia tidak ingin lagi kehilangan benda yang bisa menjadi sabuk, sekaligus akan menjadi pedagang yang tidak terkalahkan saat digunakan.

"Maafkan aku."ucap Arthur yang merasa sangat bersalah pada istrinya itu.

Sementara seluruh anak buahnya itu tengah mengurus mayat yang kini dibuang ke kolam hiu dan buaya seakan mereka adalah daging santapan kedua jenis predator tersebut.

Sampai saat Azura selesai diobati, seseorang datang di hadang oleh banyak anak buah Erdogan.

"Aku datang hanya untuk mengucapkan selamat apa itu salah."ucap wanita yang tidak lain adalah Irena bersama seorang pria tampan keturunan Japan yang saat ini terlihat begitu tenang itu.

"Tunggu disini dan jangan coba-coba menerobos masuk."ucap salah satu anak buah Erdogan.

Sampai saat Arthur datang begitu pula Erdogan dan Austria."Kau sudah buat kekacauan di pesta ku sekarang masih ingin melakukan hal itu atau kau datang memang untuk menyerahkan nyawa kalian berdua."ucap Arthur yang kini menatap tajam kearah mereka.

Namun yang ditatap tidak sedikitpun terlihat takut dan percaya diri."Sudah waktunya istrimu itu menyerahkan samurai itu karena dia adalah pewaris yang sebenarnya."ucap Irena.

"Kau bermimpi di siang bolong rupanya."ucap Arthur yang akhirnya meminta anak buahnya untuk meringkus mereka, tapi tiba-tiba keduanya menghilang bersama asap yang berasal dari sebuah senjata yang pria itu jatuh kan.

Kini Arthur merasa bahwa istrinya itu berada di dalam bahaya.

Azura pun kini sudah siuman dan terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya.

Arthur pun langsung bergegas pergi menuju ruang perawatan dimana istrinya itu berada.

"Honey."ucap Arthur.

"Hmm... berapa lama aku tertidur."ucap Azura.

"Hanya beberapa jam."balas Arthur yang kini mengecup bibir istrinya itu.

"Dimana anak-anak?"tanya Azura yang kini berubah menjadi panik.

"Mereka bersama dengan daddy, dan mereka aman."ucap Arthur.

"Orla?"tanya Arthur lagi.

"Dia juga baik."ucap Arthur.

Sampai saat Azura meminta digendong untuk pindah ke kamar mereka, Arthur pun mengikuti keinginan Azura.

Anak-anak langsung dibawa ke kamar mereka karena Azura tidak bisa tenang saat jauh dari mereka.

Sementara itu Erdogan saat ini masih memeluk istrinya dan berusaha untuk membuat Orla terlepas dari trauma yang ia alami saat ini.

"Tenangkan dirimu, dan mulai sekarang belajar lah untuk melawan rasa takutmu itu. Mulai sekarang kamu bisa belajar ilmu bela diri, kamu lihat Azura dia bahkan mampu mengalahkan dua puluh ninja yang tadi menyerang kita."ucap Erdogan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!