Silvya karena kematian saudara kembarnya memutuskan bergabung dalam organisasi mafia saat berumur 17 tahun. kemampuannya dalam ilmu beladiri menjadikannya Ratu Mafia yang disegani. Ia tidak segan-segan menghabisi musuhnya saat itu juga.
karena sebuah penghianat dalam organisasinya menyebabkan dia mengalami kecelakaan tragis yang hampir meregang nyawanya.
Dokter Dika, niatnya menolong malah harus menikahi orang yang ditolongnya karena digrebek warga.
Bagaimana Silvya membongkar penghianatan dalam Wild Eagle dan menemukan dalang dibalik kematian saudaranya?
Bagaimana pernikahan Dokter Dika dan Silvya akan berjalan dan bagaimana reaksi dokter yang terkenal dingin itu saat mengetahui wanita yang dinikahinya itu adalah Ratu Mafia yang disegani?
Ikuti kisahnya, bukan plagiat jika ada kesamaan nama tokoh itu bukan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18. Pergerakan Pertama Q
Pagi hari suasana rumah Dika tampak normal. Silvya melakukan aktivitasnya seperti biasa. Dika turun dna langsung menuju ke meja makan. Ia mendaratkan bokongnya ke kursi.
"Ekhem…" Dika berdehem untuk memecah keheningan. Suasana canggung tampak terlihat di antara mereka berdua.
Aduuuuh, kenapa jadi canggung gini sih. Eh dia mau ngomong apa ya, mau ngebahas tentang pernikahan kah?, Silvya membatin.
"Ini, ini adalah nafkah dariku. Tenang saja aku tidak akan menyentuhmu sampai kita menikah resmi di KUA. Jadi kamu tidak perlu khawatir." Ucap Dika sambil menyodorkan sebuah kartu atm.
"Maaf aku bukanlah milyuner seperti di novel novel online yang bisa memberimu kartu bebas limit. Aku hanya bisa memberi semampuku. Tapi aku pastikan istriku tidak akan berkekurangan."
Glek… silvya menelan salivanya dengan susah payah mendengar sebutan istri dari mulut Dika.
"Ya terimakasih. Ini sudah lebih dari cukup." Ucap Silvya sambil mengambil kartu atm tersebut.
Silvya pun mengambilkan Dika sarapan, mereka sarapan dengan tenang.
🍀🍀🍀
Setelah Dika pergi ke rumah sakit Silvya kembali berdandan dengan style cupu. Lalu ia berjalan ke luar rumah dengan santai tanpa mengendap-endap lagi.
"Ternyata menikah dengan dokter kulkas itu memudahkanku melakukan rencanaku."
Silvya kembali mengendarai motornya dan melajukan ke tempat ia membuat janji temu dengan Ian. Ya sebelumnya Silvya sudah menghubungi Ian terlebih dahulu untuk bertemu dan membahas beberapa hal.
Sampai di tempat yang dituju, Silvya memarkirkan motornya lalu mencari keberadaan Ian.
Silvya pun mengarahkan pandangan ke segala arah dan menemukan sosok Ian di sana. Ian tengah duduk di bangku sambil menikmati es krim strawberry.
"Sudah lama."
Ian acuh karena merasa tidak mengenal gadis yang duduk di sampingnya.
"Hei kau tuli ya!!"
Mendengar teriakan gadis yang berpenampilan cupu itu Ian terkejut lalu memindai gadis di sebelahnya dengan seksama.
"Astaga Q… kenapa kau…???"
"Sudah jangan banyak tanya. Bagaimana kabar perusahaan amankan?"
"Aman bu bos, kemarin permintaan kapal kargo dari JD Coal juga sudah deal."
"Bagus kamu memang bisa diandalkan."
" Q, kenapa kamu harus berpenampilan begini dan kenapa kamu melarangku memberitahu yang lain tentang keberadaanmu?"
"Ck… jangan banyak omong deh. Orang yang banyak omong biasanya hidupnya nggak lama."
"Astaga Q kau tetap kejam seperti biasanya."
Ian geleng geleng melihat gadis di depannya itu. Tampilannya saja yang berubah tapi sifatnya masih saja sangat kejam.
"Ian, aku seperti ini karena ada tujuan. Aku minta kau selalu mengawasi Geoff, Jeff, dan juga Drake. Oh satu lagi tertinggal, Pablo."
" Q apa kau mencurigai salah satu dari mereka?"
Sylvia terdiam mendapat pertanyaan dari Ian. Namun jujur ia sangat tidak ingin mengatakannya. Bagaimanapun mereka sudah hidup bersama sebagai saudara, tapi ini juga lah yang membuat Silvya kecewa, penghianatan.
"Sudahlah kalau kau memang tak mau menjawabnya, terus bagaimana denganku. Kenapa kamu begitu percaya denganku?" Ian mengerlingkan matanya menggoda Silvya.
"Huftt entahlah. Aku juga heran mengapa aku bisa percaya padamu."
"Apakah kamu tidak takut aku berkhianat Q?"
"Tidak, bahkan jika kau membunuhku saat ini aku pun akan terima."
Ian dan Silvya sama sama terdiam. Silvya tau Ian tidak akan pernah mengkhianati Silvya karena beberapa kali Ian menyelamatkan nyawa Silvya saat mereka sama sama dihadapkan di sebuah misi. Dan Ian selalu menganggap Silvya adalah adiknya karena di masa lalu Ian juga pernah kehilangan adik perempuannya.
"Sudahlah jangan bicara seperti itu. Kau tahu aku begitu menyayangimu."
Ian memeluk Silvya sejenak, ia merasa gadis kecilnya ini tumbuh begitu cepat dan semakin bertambah kuat.
" Ian lepas, jangan peluk peluk sembarangan."
"Eh… kenapa, biasanya kau begitu suka ku peluk."
"Eh itu… anu.. Kan ini ditempat umum. Malu." Aku sudah menikah dodol, kalau ada orang yang melihatku berpelukan dengan pria lain yang bukan suamiku bisa runyam urusannya, batin Silvya.
Entah ada rasa tidak enak dihati Silvya saat mengingat wajah Dika. Suami yang baru dinikahinya belum genap 24 jam itu.
"Ya.. Oke… baiklah, terus setelah aku mengawasi mereka. Apa lagi?"
"Laporkan kepadaku setiap gerak gerik mereka, aku curiga bahkan selama beberapa waktu ini orang itu mengambil beberapa barang kita untuk keuntungannya sendiri. Mang tidak banyak tapi lama lama menjadi banyak juga yang sudah ia kumpulkan."
"Dari mana kau tahu sebanyak itu?"
"Mr. Sun. Aku meminta bantuannya untuk meretas cctv markas. Dan aku menemukan banyak kejanggalan. Bahkan aku sedikit menaruh curiga kalau kematian Zion adikku ada hubungannya dengan orang ini."
'Baiklah Q aku akan membantumu sebisaku. Oh iya aku sangat heran dengan Mr. Sun. Kenapa hanya kamu yang bisa menghubunginya, setiap kami mencoba menghubunginya pasti tidak bisa."
"Hahahah, hanya aku yang bisa memang. Dia sebenarnya anti dengan organisasi macam kita, dia mau membantuku juga karena sebuah alasan. Dia tidak suka yang namanya pengkhianatan jadi melalui alasan itulah dia bersedia membantuku."
"Hacker yang aneh. Katamu sistem keamanan IT perusahaan kita juga dia yang buat ya."
"Yep… betul. Orang itu sangat luar biasa. Baiklah aku harus segera oulang. Ingat tugasmu."
"Yes my Queen, hamba selalu mengingat tugas dari yang mulia."
"Hahaha, terserahlah kau Ian. Bye."
Silvya mulai pergi menjauh, sedangkan Ian ia masih duduk termenung di bangku taman itu.
"Tenang Q, aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendiri. Aku akan membantumu dengan caraku juga."
TBC
teo pa ya