Hujan deras di tengah malam menyatukan langkah dua orang asing, Dasha dan Gavin di bawah payung yang sama. Keduanya terjebak di sebuah kafe kecil, berbagi cerita yang tak pernah mereka bayangkan akan mengubah hidup masing-masing.
Namun hubungan mereka diuji ketika masa lalu Gavin yang kelam kembali menghantui, dan rahasia besar yang disimpan Dasha mulai terkuak. Saat kepercayaan mulai retak, keduanya harus memilih menghadapi kenyataan bersama atau menyerah pada luka lama yang terus menghantui.
Mampukah Dasha dan Gavin melawan badai yang mengancam hubungan mereka? Ataukah hujan hanya akan menjadi saksi bisu sebuah perpisahan?
Sebuah kisah penuh emosi, pengorbanan, dan perjuangan cinta di tengah derasnya hujan. Jangan lewatkan perjalanan mereka yang menggetarkan hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah percakapan yang penuh ketegangan dengan Gavin, Rendy merasa bahwa meskipun banyak informasi yang masih belum terungkap, setidaknya ada petunjuk yang dapat diikuti. Kata-kata Gavin mengenai Panti Asuhan Kasih Ibu membekas di benaknya. Rendy tahu bahwa ini bisa jadi jalan untuk menemukan jawaban atas kerinduan dan pencarian ibunya yang telah bertahun-tahun. Meskipun Gavin tidak memberi banyak informasi langsung, ada satu hal yang jelas Panti Asuhan Kasih Ibu adalah tempat di mana Dasha, istri Gavin, menghabiskan masa kecilnya, dan mungkin ada rekaman atau jejak yang bisa memberi mereka pencerahan.
Kembali di rumah, Rendy menceritakan hasil pertemuannya dengan Gavin kepada orang tuanya. Pak Arman dan Bu Laras mendengarkan dengan seksama, meskipun mereka masih ragu dengan banyak hal yang belum terjawab. Namun, kata-kata Gavin tentang Panti Asuhan Kasih Ibu memberi mereka harapan baru.
"Jadi, kamu pikir kita harus pergi ke panti asuhan itu?" tanya Pak Arman, masih terlihat ragu-ragu, tetapi ada secercah harapan di matanya.
"Ya, Pah. Sepertinya itu satu-satunya petunjuk yang kita punya sekarang," jawab Rendy mantap. "Kita akan cari tahu lebih lanjut di sana. Mungkin ada sesuatu yang bisa menghubungkan Dasha dengan keluarga kita."
Bu Laras yang mendengarkan percakapan itu merasa sedikit lebih tenang. Walaupun langkah itu tampak besar dan penuh ketidakpastian, ada sesuatu dalam dirinya yang mengatakan bahwa ini adalah langkah yang benar. "Kita harus berusaha, Pah. Kita sudah menunggu terlalu lama untuk menyerah begitu saja," kata Bu Laras dengan suara penuh keyakinan.
Hari berikutnya, Rendy memutuskan untuk mengunjungi Panti Asuhan Kasih Ibu, tempat yang disebutkan oleh Gavin. Ia tahu bahwa ini bisa menjadi langkah besar dalam perjalanan mereka untuk menemukan kebenaran. Dengan hati yang penuh harapan, ia membawa serta beberapa dokumen penting yang bisa membantunya dalam pencarian ini.
Sesampainya di panti asuhan, suasana yang tenang dan penuh kedamaian langsung terasa. Rendy mendekati petugas yang berada di meja resepsionis dan menjelaskan tujuannya. "Saya ingin mencari informasi tentang seorang anak yang tinggal di sini beberapa tahun lalu, namanya Dasha. Istrinya Gavin, pemilik Sapphire Mall. Apakah ada catatan tentang dia di sini?"
Petugas itu menatap Rendy sejenak, tampak berpikir keras. "Dasha, ya... Sepertinya saya ingat nama itu. Iya, dia tinggal di sini sampai lulus SMA. Kami punya beberapa catatan tentang dia. Tapi kami perlu memeriksa kembali arsipnya."
Setelah beberapa menit yang terasa lama, petugas itu kembali dengan selembar arsip yang memuat informasi mengenai Dasha. "Ini, Pak Rendy. Ini adalah data Dasha yang kami miliki. Dia tinggal di sini sejak kecil setelah orang tuanya meninggal. Kami tidak tahu banyak detail tentang keluarganya karena dia tidak banyak bercerita."
Rendy memeriksa arsip tersebut dengan seksama, ada beberapa informasi yang tidak dia duga. Dasha ternyata memang berasal dari keluarga yang kurang beruntung, namun yang mengejutkan adalah bahwa dia memiliki seorang saudara perempuan yang bernama Alesha. Sebuah nama yang langsung menarik perhatian Rendy.
"Apakah ada informasi lebih lanjut tentang dia?" Pengurus panti hanya menggeleng pelan Rendy terdiam sejenak, pikirannya berkecamuk.
"Terima kasih atas bantuannya," kata Rendy, sambil merasa penuh harapan. Ia tahu langkah berikutnya adalah membawa informasi ini kepada ibunya. Bu Laras pasti akan sangat terkejut dan mungkin merasa sedikit lebih dekat dengan jawaban yang selama ini ia tunggu-tunggu.
Rendy pulang ke rumah dengan hati yang penuh pertanyaan, namun juga penuh harapan. Ketika ia tiba di rumah, ia langsung mencari ibunya dan memberitahunya tentang temuan besar itu. "Bu, ada sesuatu yang baru. Bahwa Dasha sudah di panti asuhan sejak orang tua kandungnya meninggal.”
Bu Laras terdiam, wajahnya terlihat tersentuh oleh informasi itu. "Alesha... jadi dia mungkin masih hidup, ya? Oh, Tuhan... ini bisa saja menjadi jawaban yang kita cari selama ini."
Pak Arman yang mendengar percakapan itu juga merasa terharu. "Kita harus terus mencari, Bu. Ini baru awalnya. Kita sudah dekat."
Mereka semua tahu, perjalanan mereka masih panjang, namun mereka merasa bahwa harapan mereka kini lebih nyata dari sebelumnya. Segala keraguan dan kecemasan yang pernah mengisi hati mereka kini perlahan tergantikan dengan keyakinan bahwa suatu saat nanti, mereka akan menemukan kebenaran yang selama ini mereka cari.
.
.
.
.
.
Setelah beberapa hari yang penuh ketegangan dan harapan, Rendy semakin yakin bahwa mereka berada di jalur yang benar. Dasha dan Alesha dua nama yang muncul seperti petunjuk dari masa lalu terasa semakin terhubung dalam perjalanan pencarian keluarga mereka. Ketika ia berkeliling mengumpulkan lebih banyak informasi, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Alesha yang ia cari mungkin telah berubah identitas menjadi Dasha. Rendy merasa bahwa mereka mungkin telah menemukan sebuah petunjuk besar yang belum mereka sadari sebelumnya.
Pada suatu sore, setelah berbincang dengan ibunya, Rendy merasa waktunya sudah tiba untuk mencari lebih banyak jawaban. Ia memutuskan untuk berbicara langsung dengan Dasha, menanyakan tentang masa lalu mereka yang semakin memunculkan lebih banyak pertanyaan.
Setelah mengatur waktu yang tepat, Rendy akhirnya mengunjungi Gavin dan Dasha di rumah mereka. Gavin, yang telah mengetahui rencana Rendy untuk mencari lebih banyak informasi, menyambutnya dengan sikap yang lebih terbuka. Namun, Rendy tahu bahwa ia harus berhati-hati dalam setiap kata yang ia pilih.
Saat percakapan dimulai, Rendy memulai dengan pertanyaan yang sederhana. "Dasha, saya ingin tahu lebih banyak tentang masa kecilmu. Apa kamu ingat banyak hal tentang waktu di panti asuhan? Terutama tentang Alesha, saudara perempuanmu?"
Dasha terdiam sejenak. Wajahnya tampak seperti seseorang yang mencoba mengingat sesuatu yang sudah lama terkubur. Akhirnya, dengan suara pelan, Dasha mulai bercerita.
"Saya... saya memang memiliki saudara perempuan. Tapi saat itu, saya hanya ingat sedikit tentang dia. Kami terpisah setelah orang tua kami meninggal. Semua terjadi begitu cepat, dan saya dibawa ke panti asuhan. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Alesha setelah itu. Kami tidak pernah bertemu lagi."
Rendy menatap Dasha dengan tajam. "Tapi Dasha, ada sesuatu yang aneh. Saya baru saja menemukan informasi di Panti Asuhan Kasih Ibu. Ternyata, kamu dan Alesha tidak hanya terpisah, tetapi nama Alesha terus muncul dalam catatan mereka. Saya rasa... kamu dan Alesha adalah orang yang sama."
Dasha terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. Gavin yang mendengar perkataan Rendy juga tampak terkejut, namun ia tidak berkata apa-apa. Dasha akhirnya memegang tangannya, berusaha menenangkan diri.
"Saya... saya tidak tahu harus bagaimana. Apa yang kamu katakan... itu seperti mimpi buruk yang terungkap. Selama ini, saya merasa ada bagian dari diri saya yang hilang, dan mungkin itu adalah bagian dari saya yang saya coba lupakan." Dasha mengusap air mata yang mulai mengalir. "Saya tidak ingat banyak hal tentang Alesha, tetapi saya selalu merasa bahwa saya memiliki hubungan yang kuat dengan seseorang, meskipun saya tidak tahu siapa."
Rendy merasa hatinya berdebar. Apa yang ia dengar membuat segalanya terasa semakin jelas, tetapi juga semakin rumit. "Jadi, kamu mungkin benar-benar Alesha. Tapi kenapa kamu tidak tahu hal itu? Apa yang terjadi padamu setelah terpisah dari saudara perempuanmu?"
Dasha menarik napas dalam-dalam. "Setelah orang tua kami meninggal, saya diadopsi oleh keluarga yang berbeda. Mereka mengganti nama saya menjadi Dasha. Saya dibesarkan dengan identitas baru, dan itu adalah bagian dari kehidupan saya yang saya tidak pernah ingin gali lagi."
Rendy mengangguk, menyadari bahwa Dasha atau Alesha telah menjalani hidup yang penuh kerahasiaan dan kesulitan. "Kami harus mencari tahu lebih banyak. Mungkin ada catatan atau seseorang yang tahu lebih banyak tentang masa lalumu."
Dengan semangat baru, Rendy dan Dasha memutuskan untuk mencari lebih lanjut. Mereka mengunjungi arsip panti asuhan, berbicara dengan orang-orang yang pernah mengenal Dasha dan Alesha. Seiring berjalannya waktu, mereka menemukan lebih banyak informasi yang menghubungkan keduanya. Setiap bukti baru yang mereka temukan menguatkan keyakinan bahwa Dasha dan Alesha memang orang yang sama terpisah sejak kecil, namun memiliki ikatan yang tak terputuskan.
Setelah beberapa minggu pencarian yang penuh dengan kejutan dan penemuan, mereka akhirnya menemukan catatan terakhir yang mengkonfirmasi bahwa Dasha yang mereka kenal adalah Alesha yang hilang namanya diganti oleh keluarga adopsinya demi melupakan masa lalu yang kelam. Rendy dan Bu Laras merasa seolah-olah beban bertahun-tahun akhirnya terangkat.
Ketika Dasha atau Alesha berbicara dengan ibunya, Bu Laras merasa sebuah perasaan yang tak dapat dijelaskan. Air mata pun mengalir di wajahnya. "Jadi, kamu memang anak yang hilang. Kamu adalah putriku yang selama ini aku cari." Dengan pelukan yang hangat, mereka akhirnya bersatu kembali sebagai keluarga.
Kehidupan mereka berubah setelah itu. Meskipun ada banyak kenangan pahit yang harus dihadapi, Dasha dan Alesha sekarang tahu siapa dirinya memulai hidup baru bersama keluarga yang mencintainya. Rendy merasa lega dan penuh syukur, karena perjalanan panjang mereka akhirnya membuahkan hasil.