Hanya karena Fadila berasal dari panti asuhan, sang suami yang awalnya sangat mencintai istrinya lama kelamaan jadi bosan.
Rasa bosan sang suami di sebabkan dari ulah sang ibu sendiri yang tak pernah setuju dengan istri anaknya. Hingga akhirnya menjodohkan seseorang untuk anaknya yang masih beristri.
Perselingkuhan yang di tutupi suami dan ibu mertua Fadila akhirnya terungkap.
Fadila pun di ceraikan oleh suaminya karena hasutan sang ibu. Tapi Fadila cukup cerdik untuk mengatasi masalahnya.
Setelah perceraian Fadila membuktikan dirinya mampu dan menjadi sukses. Hingga kesuksesan itu membawanya bertemu dengan cinta yang baru.
Bagaimana dengan kehidupan Fadila setelah bercerai?
Mampukah Fadila mengatasi semua konflik dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Acara peluncuran produk baru perusahaan AR COMPANY di hadiri banyak artis terkenal dan para pengusaha. Wartawa juga banyak yang datang ke gedung tempat acara di laksanakan.
Dan kedatangan Arnan adalah yang paling di tunggu-tunggu oleh semua orang dan wartawan. Bagaimana tidak di tunggu-tunggu oleh semua orang kalau Arnan adalah seorang pengusaha yang sangat sukses.
Selain masih muda dan tampan, karisma pria itu juga mampu memikat para wanita muda. Belum lagi kantong yang tebal dan ATM yang oke punya.
Mobil mewah yang di naiki oleh keluarga kecil Arnan tiba di lobi gedung dan berhenti di karpet merah. Layaknya pasangan selebrity kelas atas, Arnan di sambut jepretan kamera para wartawan.
Fadila yang melihat banyaknya Wartawan memfoto ke arah mereka jadi merasa gugup.
"Jangan gugup, kamu sangat cantik istriku," ucap Arnan menggenggam tangan Fadila lembut dan membantu wanita itu turun dari mobil.
Fadila menggenggam erat tangan Arnan, meski ia pengusaha juga. Tapi tak pernah mendapatkan sambutan seperti ini.
Arnan menggendong Anan di tangan kanannya dan menggandeng Fadila di tangan kirinya.
Mereka berjalan di karpet merah dengan ramainya cahaya flash lampu kamera. Arnan berjalan dengan gagah dan kerennya. Sedangkan Fadila merasa malu-malu dan sesekali menunduk sejenak ke arah kamera sembari tersenyum tipis.
Anan yang melihat banyak orang malah terlihat sangat bahagia. Bocah itu tersenyum menggemaskan ke kamera dan melambaikan layaknya artis terkenal.
Setelah masuk ke dalam gedung, Fadila menghela napas lega. Dan Arnan yang melihat itu merasa geli. Sang istri bersikap sangat sopan pada wartawan di depan tadi.
"Sudah lega? Kamu lucu banget sih. Anan, saja senang bertemu Wartawan, kamu malah malu-malu." Kekeh pria itu.
"Aku gak pernah ketemu Wartawan sebelumnya, Mas. Dan gak pernah tersorot kamera yang begitu banyaknya. Kalau Anan, belum tahu apa-apa selain tempat yang ramai." Fadila cemberut karena di ejek suaminya.
"Lain kali tunjukkan pesona kamu dan juga harus lebih percaya diri. Semua orang harus mengagumi Nyonya dari AR COMPANY yang sangat cantik dan mempesona. Dan hanya kamu yang bisa ada di posisi itu."
Fadila menahan senyumnya mendengar ucapan sang suami. Tapi karena di sana banyak orang yang memperhatikan kehadiran mereka. Fadila memilih mengikuti ucapan suaminya. Tampil mempesona dan percaya diri.
Acara peluncuran terlaksana dengan lancar dan sesuai harapan. Kini semua orang sedang bersantai sembari menikmati makanan yang di sediakan.
"Mami, mau kue itu." Anan menujuk puding mangkuk yang ada di meja hidangan.
"Itu saja?" Tanya Fadila.
"Mau yang itu, itu, itu, itu." Anan menunjuk beberapa makanan lagi yang di inginkannya.
"Tunggu di sini sama Mami, ya. Biar Daddy ambilkan makanannya," ucap Arnan mengusap kepala Anan. "Iya, yang banyak ya, Daddy." Arnan mengacungkan jempol untuk putranya.
Arnan mendekati meja hidangan dengan membawa piring cukup besar di tangannya. Mengambil beberapa makanan yang di inginkan Anan. Lalu mengambil beberapa yang ia inginkan juga untuk istrinya.
Arnan juga mengambil beberapa botol minuman jus. Karena merasa kesulitan membawa sendirian semua makanan dan minuman yang di pilihnya. Arnan meminta bantuan Jack yang ada di belakangnya.
Jack selalu mengikuti kemana langkah Arnan selama acara.
"Bawa sekalian minuman itu, Jack." Arnan menunjuk 4 botol minuman di dekatnya dengan dagu.
"Iya, Bos." Jack meraih minuman bosnya dengan satu tangan dan berjalan mengikuti sang bos dengan santainya.
Karena botol minuman yang kecil, memudahkan Jack untuk membawa keempatnya sekaligus. Dengan cara mencapit bagian tutup botolnya yang masih tersegel.
"Daddy, bawa banyak makanan." Anan yang melihat kedatangan Daddy nya bersorak senang.
"Iya, ini untuk kita bertiga."
Arnan meletakkan piring berukuran cukup besqr itu di meja. Fadila melongo melihat suaminya membawa begitu banyak makanan.
Sejak tadi wanita itu memang tak memperhatikan suaminya. Karena Anan yang terus bertanya tentang situasi tempat yang mereka datangi.
Kini ibu satu anak itu cukup kaget dengan porsi makanan yang di bawa suaminya.
"Banyak banget, Mas? Siapa yang mau makan makanan sebanyak ini?" Fadila menatap Arnan.
"Ya kita lah, iya kan boy?" Anan mengangguk mengiyakan ucapan Daddy nya.
"Aku bica habicin cemuanya, Mami. Nanti kalau ndak bica, kita bawa pulang," ucap Anan santai.
Fadila hanya bisa geleng kepala mendengar ucapan Anan.
Sedangkan Arnan tersenyum tipis sembari mengambil satu kue dan menyodorkannya ke arah Fadila.
Fadila mengerutkan keningnya heran dengan apa yang di lakukan suaminya.
"Makanlah," ucap Arnan.
Dengan senang hati Fadila memakan kue dari tangan sang suami. Wanita itu mengulum senyum bahagianya.
Ya, bahagia. Fadila tak pernah di perlakukan lembut dan romantis oleh mantan suaminya sebelumnya. Bahkan ketika mereka baru menikah sekalipun.
Kini Fadila bisa merasakan perlakuan lembut dan romantis dari pasangannya. Meski sederhana, namun penuh perasaan dan menghangatkan hati.
"Makan punya aku juga, Mami." Anan tak mau kalah dari daddy nya.
Bocah kecil itu ikut menyuapi Fadila dengan puding yang sudah di makannya separuh.
"Daddy, saja yang suapi Mami. Kamu makan sendiri, jangan ikut-ikutan." Arnan berpindah ke sisi kanan Fadila.
Hingga kini wanita itu berada di tengah-tengah kedua pria kesayangannya.
"Aku caja, Daddy. Mami punya aku, bukan punya Daddy." Ana menolak larangan daddy nya.
"Gak, pokoknya Daddy saja," ucap Arnan menyodorkan kue lainnya pada Fadila.
"Aku."
"Daddy."
"Aku."
"Daddy."
Fadila jadi pusing sendiri mendengar keributan kecil yang di perbuat Arnan dan Anan. Sampai akhinya wanita itu memilih untuk memakan kedua makanan di hadapannya.
Arnan dan Anan melihat Fadila bersamaan. Wanita itu sedang mengunyah kedua makanan di mulutnya.
"Enak juga kue sama pudingnya di makan barengan."
Kedua tangan Fadila mengarahkan tangan Arnan dan Anan yang memegang kue masing-masing. Lalu kedua pria beda usia itu saling bersuapan dengan Fadila yang melihat mereka bergantian.
"Enak, kan? Makan bersama itu lebih nikmat, apa lagi kalau saling berbagi. Dari pada ribut-ribut seperti tadi," ucapnya tersenyum manis.
Arnan dan Anan saling pandang lalu tertawa bersama. Fadila juga ikut tertawa bersama kedua pria itu. Mereka terlihat bahagia makan bersama dalam satu piring makanan.
Jack tersenyum bahagia melihat kebahagiaan atasannya. Setelah beberapa tahun tenggelam dalam kesakitannya akibat penghianatan. Kini Jack dapat melihat Arnan bahagia.
Tentu saja Jack tahu bagaimana perjalanan hidup Arnan selama di negara orang. Jack adalah pria beruntung yang di kuliahkan orang tua Arnan. Dan Arnan juga banyak membantunya dalam segala hal.
Kini giliran Jack yang bersumpah setia pada atasannya. Sekaligus ucapan terimakasih pada orang tua Arnan yang sudah menyekolahkannya.
Arnan bangkut dari duduknya untyk mengambil air minum. Karena minuman mereka tadi sudah habis di minum Anan dan Fadila yang lebih banyak makan.
"Mau kemana, Bos?" tanya Jack mendekati Arnan yang hanya berjarak satu meja saja.
"Ambil minum."
"Saya saja, Bos. Anda temani Nyonya dan Tuan Muda saja."
Arnan mengangguk lalu menepuk dua kali bahu Jack sebagai tanda terimakasih.
Jack berjalan menuju tempat minuman seperti yang tadi di ambil atasannya. Namun seorang wanita yang berdiri di sana memberikan sebotol minuman untuknya.
"Tuan, butuh minuman? Ini silahkan," ucapnya tersenyum manis.
"Terimakasih," sahut Jack singkat dan langsung berbalik pergi.
Wanita yang memberikan minuman pada Jack hanya tersenyum manis saja melihat kepergian Jack.
😱😱
terus lah berkarya dan sehat selalu