NovelToon NovelToon
Toxic Love

Toxic Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Abigail, seorang murid Sekolah Menengah Atas yang berprestasi dan sering mendapat banyak penghargaan ternyata menyimpan luka dan trauma karena di tinggal meninggal dunia oleh mantan kekasihnya, Matthew. Cowok berprestasi yang sama-sama mengukir kebahagiaan paling besar di hidup Abigail.

Kematian dan proses penyembuhan kesedihan yang tak mudah, tak menyurutkan dirinya untuk menorehkan prestasinya di bidang akademik, yang membuatnya di sukai hingga berpacaran dengan Justin cowok berandal yang ternyata toxic dan manipulatif.

Bukan melihat dirinya sebagai pasangan, tapi menjadikan kisahnya sebagai gambaran trauma, luka dan air mata yang terus "membunuh" dirinya. Lalu, bagaimana akhir cerita cinta keduanya?

© toxic love

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Emosi yang Semakin Tidak Terkendali

Laki-laki itu tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri. Ia sering marah, selalu marah, dan marah setiap kali melihat gadisnya. Mereka berjalan-jalan di sekitar mal, sebelum seorang pria mengenali Abigail dan menyapanya.

"Hai, Abigail!" sapanya lembut.

Pada saat itu juga, Justin, tanpa berpikir panjang, menatap Abigail dalam-dalam sebelum akhirnya…

"Aku Dion, temanmu semasa sekolah. Masih ingat, kan?" tanya Dion.

Abigail tersenyum. "Iya, masih ingat, Dion. Terima kasih juga karena kamu masih mengingatku. Tetapi, maaf, aku harus pergi dulu." Setelah ia merasakan emosi menguar dari dalam diri Justin, ia juga menjaga diri agar Justin tidak mengeluarkan atau memperlihatkan bahasa cintanya di hadapan orang lain. Siapa tahu apa kata mereka.

"Abigail," panggil Justin dengan suara berat. "Aku baru tahu kalau ada wanita sejahat kamu, seburuk kamu. Abigail wanita yang buruk."

"DIA TEMAN LAMAKU!!"

"APA?" teriak Justin, tidak mau kalah.

"Kamu terlalu mencintaiku sampai kamu tidak rela aku berbicara dengan orang lain!" Abigail menangis. Kemudian, ia menarik tangan Justin menuju toilet mal untuk menjelaskan semuanya.

"Kamu tidak memperdulikan aku, Abigail,"

"GABRIELLA ABIGAIL!!" Abigail cepat-cepat mencium bibir Justin untuk meredam amarahnya. Setelah itu, ia benar-benar menangis.

"CUKUP!!" Abigail menangis sejadi-jadinya.

Justin menghujaninya dengan kata-kata yang kurang baik. Selama ini, selama berpacaran dengan Justin, Abigail merasakan dampak yang kurang baik. Ia kehilangan mimpinya. Ia menjauh dari orang-orang yang dahulu selalu ada di dekatnya. Ia kehilangan sisi positifnya.

Selama ini, Justin memperlakukannya kurang baik, meskipun dibalut kata cinta di depan publik. Abigail dipaksa untuk mengenakan topeng di hadapan orang banyak, untuk mengatakan perihal cinta mereka.

Justin memanipulasi Abigail, tetapi Abigail mencintainya. Justin menjauhkan Abigail dari mimpi, cita-cita, dan orang terdekatnya, tetapi Abigail mencintainya. Justin memberinya kekerasan verbal, tetapi Abigail tetap mencintainya.

Pada sore itu juga, Justin berkali-kali memukulnya. Ia juga menghapus riasan makeup dan hiasan kepala yang Abigail kenakan.

Justin membanting Abigail ke pinggiran tembok sebelum akhirnya ia memukulnya lagi. "Sekali lagi aku melihat kamu dengan laki-laki lain, akan ku pastikan kamu adalah perempuan bodoh selanjutnya."

O0O

"Kamu mencari ini?" tanya Arga lagi. "Sungguh benar kamu mencari ini?"

Aurel terperanjat saat ternyata, Arga menyalakan semua file data, foto, dan video yang ada di flashdisk tersebut. Dari foto itu terungkap sisi problematik Justin. Dari hampir ia tertangkap polisi, sampai macam-macamlah.

"Arga," Aurel terisak pelan. "Kamu ja—"

Tangan Aurel dicekal erat oleh Rio, sampai pada akhirnya tangan Arga lah yang lihai untuk menyebarkan semua keburukan Justin.

"Eh, maaf, kepencet,"

"KALIAN GILA!"

"Satu lingkaran teman yang saling bersama dahulu kala. Kenapa kalian saat ini saling menjatuhkan satu sama lain! BRENGSEK!!" pekik Aurel, lalu menangis.

Pada saat itu, Justin baru saja keluar dari bar. Ia mendapati kabar bahwa orang tuanya kembali dari Meksiko dengan posisi Ayahnya yang seolah tidak memperdulikannya. Tentu saja, hal itu berbeda dengan Grace, seperti seorang ibu yang dipisahkan dari anaknya selama bertahun-tahun.

Justin merasa terbuang. Ia hanya diam saat tahu orang tuanya kembali. Malamnya, ia meluapkan kekesalannya dengan banyak meminum beberapa botol cairan alkohol, dengan kadar yang cukup tinggi.

Selepas itu, ia menabrak seseorang hingga meninggal dunia. Sisi toksiknya sampai seperti saat ini.

"Damian itu!!" pekik Aurel, benar-benar frustasi.

Akun Instagram yang terpampang secara privat, kini terbuka lebar hanya dengan satu klik tombol yang ditekan oleh Arga. Ia mengimput dan membiarkan seluruh data pribadi milik Justin terbuka lebar.

Ia tidak berisik tetapi problematik.

"Arga,"

"I love you!" balasnya dengan sumringah.

"Sejak dulu aku tahu kamu suka sama cowok problematik itu, dan aku tahu kalau kamu memang mencari muka ke orangtuanya untuk dianggap sebagai bidadari dan diperbolehkan memacari putranya."

"Arg—"

"Apa sayang?" Roy hanya menatap keduanya dari kejauhan.

"Roy," Aurel berbalik ke belakang, menatap teman cowoknya. "Kebusukan Justin yang mana yang bahkan bestie kamu si George itu belum tahu?"

O0O

"Aku sudah bilang kalau kamu jangan sok kecantikan. Jangan sekali-kali pamer wajah atau berbicara dengan lawan jenis. Bagaimana aku telah menjauhkan kamu dari semua orang. Sekarang kamu masih begini, dasar bodoh!"

"Beberapa hari kamu tidak menghubungi aku. Kamu tidak peduli padaku,"

"Kamu pernah mengungkap satu kesalahanku yang mungkin kamu pasti salah ingat. Aku tidak pernah melakukan itu,"

"Kenapa kamu sangat tidak mencintai, menyayangi, atau peduli padaku? Aku yang selalu mencintai kamu merasa menderita di dalam hubungan ini!"

"Jika kamu tidak melakukan ini, aku akan meninggalkanmu. Aku bayangan kekasihmu yang amat kamu cintai,"

"Kamu lebih melihat temanmu daripada diriku? Mereka itu sangat berbahaya,"

Abigail menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang hangat sepulang dari mal. Ia melihat ke arah pelipis dan tangannya yang penuh dengan lebam biru. Ia tampak sedikit meringis, lalu, "Ini adalah gambaran cinta dari kekasihku."

"Kekasihku sangat mencintai aku,"

"Abigail," Eliza, sebagai ibu, merasa ada perasaan kuat yang mendorongnya tentang Abigail. Kemudian, ia masuk, mengetuk pintu kamar Abigail terlebih dahulu.

"Iya Ibu, masuk saja. Pintu tidak dikunci."

Eliza pun masuk. Ia menyadari banyak barang yang ternyata dibeli oleh Abigail untuknya. "Buat Ibu, karena sudah sabar menghadapi dan merawat aku selama ini. Terima, ya Bu."

Gelang emas pemberian Abigail dilingkarkan ke tangannya. Sebenarnya, ini uang tabungan Abigail yang sengaja ia simpan untuk membeli ini.

"Terima kasih, Abi. Hm, tetapi kayaknya maksud Ibu bukan begitu. Kenapa ya? Ada perasaan khawatir yang besar sekali terhadapmu!"

Eliza menarik sedikit lengan baju Abigail. "Lebam, kamu kenapa? Kenapa bisa seperti ini? Yang tadi kamu pulang dengan Justin sambil menangis, lebam di wajah kamu juga,"

"Tidak apa-apa, Bu. Ibu tidak perlu khawatir."

"Tetapi, Abi!"

Wajah Abigail terlihat sedikit menangis. Ia ingin menjelaskan semuanya pada ibunya, tetapi sulit baginya.

O0O

"George, Roy, bawa Abigail ke sini!"

Hari sudah malam, tetapi Justin lagi-lagi mengajaknya keluar. Ia berdiri di pinggiran jalan, menceritakan pada teman-temannya bahwa Abigail adalah samsak favoritnya. Tetapi, di lain tempat, Abigail menceritakan semuanya pada temannya bahwa Justin adalah kekasihnya yang sangat mencintainya.

Di tempat lain, seluruh anak BHS atau Bina Harapan Nusantara sudah mengetahui banyak sisi buruk dan problematik dari Justin, berkat data yang disebarkan oleh Arga.

Termasuk Anya dan Yeon, mereka sungguh terkejut dengan cerita yang berbeda dari yang diceritakan oleh Yeon.

Toxic relationship.

"Berarti Abigail selama ini menjauh dari aku itu ada alasannya, dan alasannya karena Justin?"

"Justin Damian Alexandra, nama asli Justin yang asli. Masa lalunya begini-begini, sifatnya dia ke pasangan juga begini?"

"Foto manis dengan para perempuan dan barang mewah untuk menggodanya?"

"Abigail, aku tidak bisa kalau kamu harus diginiin sama bajingan brengsek yang gila dan keterlaluan. Kita harus ketemu!" kata Yeon di kamarnya. Ia berpikir besok pagi, sudah seharusnya Abigail berbicara lagi dengannya.

1
Achazia_
awas naksir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!