NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Kim mengacak rambutnya berulang kali,gara-gara perbincangan orangtua di meja makan ia malah tidak bisa berkonsentrasi sekarang.Ia menatap buku-buku kuliahnya yang berserakan di atas kasur dengan tatapan malas.

"Memangnya apa yang mereka harapkan?iya benar aku sayang sama Vihaan tapi bukan berarti...."omel Kim.

"Ih,aku kan masih muda,masih ingin menikmati masa muda ku sepuas-puasnya kenapa orangtua malah memikirkan pernikahan sih?astaga apa aku sudah setua itu?"gerutu Kim lantas mematut dirinya di depan kaca meja riasnya.

"Aku baru 22 tahun,belum setua itu untuk segera menikah.Astaga kenapa semuanya bikin aku kesal!"umpat Kim kelimpungan sendiri.

Tak jauh berbeda dari Kim,Vihaan yang duduk di teras samping jadi gelisah sendiri.

Sama halnya dengan Kim,Vihaan merasa cukup aneh saja jika harus menjalin hati dengan gadis itu,benar dia sangat menyayangi Kim sepenuh hati tapi memikirkan menikah dengan Kim rasanya aneh sekali.

"Rasanya aku butuh menenangkan diri"gumam Vihaan pelan.

Vihaan mengeluarkan ponselnya mengetik sebuah pesan singkat pada Kim,bahwa dirinya akan keluar kota dalam beberapa hari.

Kim yang sedang kesal,meraih ponselnya ketika ada nada pesan masuk.

"Dih malah mau menghindar"gerutu Kim semakin jengkel.

Kim buru-buru turun melewati para orangtua yang masih betah bernostalgia.

"Mau kemana?"tanya Kania.

"Mau menjambak Vihaan tante,masa dia mau kabur keluar kota"kata Kim tetap melanjutkan langkah kakinya menuju teras samping.Jelas dia tahu dimana Vihaan berada sekarang.

"Hha?kabur?"pekik Kania dengan wajah panik.

Ketiganya bersama-sama mengikuti langkah kaki Kim dengan kompak.

Dan yang terjadi adalah benar,Kim memang sedang menjambak rambut Vihaan dengan ekspresi kesalnya.

"Tidak perlu alasan keluar kota karena kerja Vihaan!"teriak Kim dengan wajah kesal.

"Kamu harus temani aku buat bilang sama orangtua kita bahwa kita tidak sedang pacaran!".

Vihaan yang lebih tinggi dari Kim hanya bisa pasrah saja di perlakukan seperti itu tanpa berniat melawan apalagi membalas.

Toh memang dasarnya dia sangat menyayangi gadis itu.Memangnya dia tega mau bersikap kasar padanya,tentu saja jawabannya tidak.

"Iya kamu tenang dulu,pasti kita akan jelaskan.Tapi lepaskan dulu rambutku,kepalaku pegal kalau seperti ini"kata Vihaan dengan tenang.

"Tidak ada kata akan Vihaan,harus sekarang!"kata Kim seraya melepaskan jambakannya.

Vihaan berjongkok sambil tertawa.Melihat wajah gusar Kim membuat ia merasa tergelitik.

"Kamu ini kenapa sih?toh kalaupun aku dan kamu menikah,kamu tidak akan malu.Aku tampan dan pastinya anak-anak kita juga pasti cantik dan tampan"kata Vihaan ngawur,sengaja menggoda Kim.

"No way!"pekik Kim dengan mata melotot.

"Kamu mikirnya sudah sejauh itu?anak-anak kamu bilang?Vihaan.....aku belum mau menikah!"teriak Kim histeris.

Dibalik pintu ketiga orangtua malah asyik menonton kedua anak mereka sambil tertawa pelan.

Merasa lucu dan gemas melihat mereka yang dulu masih sangat kecil dan sekarang sudah dewasa dan malah sekarang mereka akan menyandang gelar nenek dan kakek jika nanti anak-anak mereka menikah.

"Mereka lucu ya,katanya tidak pacaran tapi kelakuannya kayak gitu,bagaimana kita mau percaya"kata Kania pelan takut di dengar Kim dan Vihaan.

Sementara Vihaan berlari dikejar Kim yang sedang kesal karena merasa di permainkan olehnya.

Tiba-tiba Kim terduduk lantas menangis sesengukan.Vihan tampak terkejut dan tak menyangka jika Kim sampai seemosional itu.

"Loh kok nangis?"tanya Vihaan berbalik menghampiri Kim.

"Bilang sama mereka aku belum mau menikah"kata Kim dengan suara sengau.

"Iya,mereka juga sudah dengar kok"kata Vihaan santai,pasalnya ia sempat melihat bayangan ketiga orangtua mereka ada di balik pintu.

"Dengar darimana?memangnya kuping mereka panjang sampai disini"kata Kim menatap Vihaan dengan jengkel.

"Tuh,memang kuping mereka ada disini.Kan mereka dari tadi nguping"ucap Vihaan melirik kearah pintu dengan tatapan tajam.

"Ayo berdiri,jangan menangis.Tidak ada yang boleh memaksa kamu menikah selagi kamu belum siap.Biarkan saja mereka berpikir seperti itu,tidak apa-apa ayo sini"bujuk Vihaan lantas membantu Kim untuk berdiri,mengusap airmata gadis itu lantas mengusap rambutnya lembut.

Kim menatap Vihaan intens,pria sebaik ini harusnya tidak ia tolak.Namun entah kenapa hatinya belum tertarik untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekarang ini.

"Manis banget kan mereka"komentar Kania lagi.

"Tidak perlu adegan mesra saja sudah bikin kita baper"sambung Kania lagi.

"Dasar,memangnya kamu mau anak-anak kita berbuat mesum!"ucap Khumaira menoyor kepala Kania.

"Iya nih,biar saja mereka seperti itu.Lain kali jangan membahas soal pernikahan lagi.Benar juga lagian Meera juga masih muda toh kalau jodoh pasti menikah juga"kata Ibrahim.

"Ah,ayah tidak tahu mereka itu perlu di kasih paham biar sadar kalau mereka cocok jadi pasangan"kata Kania lagi.

"Ehm,memangnya kursi semua rusak ya makanya kalian berunding di depan pintu?"tegur Vihaan menatap mereka dengan tatapan yang bikin para orangtua salah tingkah.

Di belakangnya tampak Kim dengan wajah cemberut yang belum juga hilang.

"Eh anu itu,bukan kita sedang cari suasana beda"kata Kania sambil cengengesan.

"Bukan beda tapi aneh"kata Vihaan lantas menuntun Kim menjauh dari mereka.

Vihaan meminta Kim untuk beristirahat,karena mereka juga akan segera pulang kerumah.

****

Juan masuk kedalam kelas disambut tatapan lega dari teman-temannya.Namun tidak dengan Vecia yang tampak acuh,mungkin gadis itu masih kecewa dengan sikap Juan.

"Hai Vecia"sapa Juan sambil tersenyum.

"Hai juga"balas Vecia terkesan datar.

"Ini,aku mau mengembalikan flash disk milikmu"kata Juan menyodorkan benda tersebut pada Vecia.Gadis itu segera menerima benda kecil tersebut dengan wajah datar.

"Maaf untuk perkataanku kemarin.Kamu pasti kecewa padaku"kata Juan seraya duduk di bangku yang ada di samping Vecia.

"Aku paham,mungkin memang kamu sedang belajar mandiri dan bertanggung jawab dan aku merasa kamu mengabaikan aku.Harusnya aku tidak bersikap seperti itu,kita ini sudah lama bersahabat aku hanya merasa sedikit kehilangan saja"kata Juan lagi.

"Aku minta maaf Vecia"timpalnya.

Vecia menoleh menatap wajah Juan yang tampak terlihat berbeda,mungkin karena sekarang dia sedang bersungguh-sungguh.

"Aku maafkan,tapi lain kali jangan bersikap seperti itu lagi,aku merasa tidak nyaman"kata Vecia lembut.

"Terima kasih Vecia,kamu memang baik"ucap Juan sambil tersenyum.

"Tapi tidak cukup untuk membuatmu melihatku sebagai sosok yang patut di cintai"batin Vecia.

"Hei kenapa kamu diam?"tanya Juan mengibaskan tangannya di depan wajah Vecia.

"Eh tidak,aku hanya sedang berpikir saja kalau kamu lumayan terlihat bagus jika bersikap seperti ini.Pantesan saja selama ini Kim selalu kesal padamu,kamu memang menjengkelkan"kata Vecia.

"Ya ya,aku akui memang seperti itu.Baiklah aku akan menjadi lebih baik lagi.Jika kamu saja bisa belajar mandiri kenapa aku tidak?"kata Juan sambil garuk-garuk kepala.

"Buktikan dulu baru aku akan percaya.Bicara sih gampang tapi membuktikan itu susah.Kamu pikir aku serta merta bisa berubah tanpa usaha.Lebih baik kita mengalahkan musuh yang nyata daripada mengalahkan diri sendiri Juan,kita butuh dukungan orang terdekat untuk itu"kata Vecia.

"Orang terdekat?maksudmu kamu punya orang dekat selain aku?kan tidak mungkin orang itu adalah aku kan?"todong Juan kembali ke mode pabrik lagi,menjengkelkan.

"Ya,bukan berarti orang dekat seperti kamu.Aku punya mami yang selalu mendukung aku dalam segala hal selama itu masih positif tentunya.Jangan selalu negative thinking Juan,otakmu ini memang ku rasa sedang bermasalah.Seharusnya waktu di rumah sakit dokter tidak hanya menjahit lukamu saja tapi juga memperbaiki susunan otakmu"ketus Vecia kembali kesal.

"Lah kok marah?"ucap Juan bingung.

"Aku tidak marah Juan,aku hanya heran saja kenapa susah sekali membuat kamu mengerti"gerutu Vecia pelan.

Juan hanya menarik napas panjang.Kenapa sekarang semua jadi serba salah dimata Vecia

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!