Mempunyai suami kaya, tampan, dan juga setia, itu tentu menjadi dambaan oleh semua wanita. Riri Anastasya, ia begitu sangat beruntung di nikahi oleh seorang lelaki yang begitu sempurna, dari segi fisik maupun finansial.
Namun di dalam pernikahannya, Riri merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Pernikahan yang awalnya berjalan mulus, damai, dan harmonis, menjadi porak-poranda, seketika berubah menjadi kata PERCERAIN, karena Samuel Malio Edwin suami Riri berselingkuh dengan salah satu sahabat istrinya sendiri.
Akankah Samuel memilih Riri, atau malah sebaliknya memilih sahabat istrinya tersebut.
Simak sama-sama yuk cerita mereka.
Jangan lupa tinggalkan jejak, seperti like, comment dan Vote, terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Punya Pilihan Lain
"Ayo cepat, ini sudah malam." teriak Samuel di depan kamar.
"Iya-iya ini sudah selesai." Adel yang baru saja keluar dari kamar.
"Lama banget sih ngapain aja?."
"Ngapain sih marah-marah terus, dulu kamu nunggu aku make up lama juga gak masalah, sekarang marah-marah."
"Ini udah malam, pasti Riri sudah menunggu lama."
"Ya bodo amat." sahut Adel yang masih merapikan baju yang di kenakan nya.
"Sepertinya bajumu banyak, kenapa harus memakai baju se sexsi itu?." Samuel yang melihat Adel menggunakan baju ketat, hingga dada nya pun terlihat.
"Bukannya kamu sendiri dulu yang bilang, bahwa kamu suka wanita yang memakai baju sexsi, kenapa sekarang beda lagi, kamu ini kenapa sebenarnya?." Adel yang menjadi jengkel.
Samuel tidak lagi mengindahkan ucapan Adel, ia sudah berjalan untuk menuju ke besmen parkiran apartemen. Saat di dalam mobil Samuel melihat Adel masih sibuk dengan make up nya.
Mobil berwarna hitam pun sudah melaju menuju ke kediaman Riri. Samuel begitu fokus melajukan mobilnya sambil melirik ke arah Riri yang duduk di sampingnya.
"Kita itu hanya mau menemui Riri, bukan mau pergi ke kondangan, kenapa make up mu tebal sekali?." komentar Samuel.
Adel yang terus mendapat komentar dari Samuel tidak perduli dan merasa acuh. Ia terus memoles wajahnya dengan beberapa bedak dan perlengkapan make up yang lainnya.
Samuel memang paham bahwa Riri dan Adel sangatlah berbeda, Riri lebih sering mengenakan baju yang cukup tertutup, sedangkan Adel lebih suka mengenakan baju yang terbuka, bahkan Riri hanya menggunakan riasan wajah apa adanya, sedangkan Adel suka mengenakan riasan wajah yang mencolok.
Setelah hampir 15 menit perjalanan, Samuel dan Adel pun tiba di halaman rumah Riri, namun saat Samuel baru saja menghentikan mobilnya, ia sangatlah terkejut, sebab terdapat dua mobil yang tidak asing baginya.
"Wah mobil mewah siapa itu mas." tanya Adel menatap pada dua mobil di depannya. "Bukankah kita hanya menemui Riri, kenapa terlihat ramai sekali di dalam?."
"Kita harus pergi dari sini sekarang." ucap Samuel.
"Kenapa, kita baru saja tiba, bukankah kamu sendiri yang mengajakku ke sini, lalu kenapa tiba-tiba kamu mengajak pergi."
"Kamu tau, dua mobil di depan itu adalah, mobil milik orang tuaku, dan juga mobil milik orang tua Riri." jelas Samuel.
"Apa?." Adel yang sangat terkejut.
Namun saat Samuel akan melajukan mobilnya tiba-tiba dari luar kaca ada seseorang yang mengetok kaca. Samuel yang melihat kehadiran orang tersebut semakin terkejut. Samuel enggan untuk membukanya, namun bagaimana lagi dia tidak mempunyai pilihan. Kaca mobil pun telah terbuka, di situ Samuel melihat satu bodyguard menghampirinya.
"Selamat malam tuan, tuan besar Hadiwinata dan tuan besar Wijaya sudah menunggu tuan di dalam." ucap bodyguard tersebut.
"Bagaimana ini mas, Riri telah menjebak kita." ucap Adel lirih di samping Samuel.
Samuel di situ hanya diam membisu, hanya menatap ke arah depan.
"Mas kenapa kamu diam saja."
"Sebentar, aku sedang berfikir!." sahut Samuel sedikit kesal.
"Apa ada masalah tuan?." tanya bodyguard itu lagi yang melihat Samuel dan Adel berbisik-bisik.
"Kita harus turun." ucap Samuel.
"Apa? jangan gila kamu mas." tolak Adel.
"Kita tidak mempunyai pilihan lain, jika kita pergi dari sini, itu hal yang tidak mungkin."
"Tapi mas."
Tanpa mendengarkan ucapan Adel, Samuel pun keluar begitu saja dari mobil.
Di dalam ruangan, semua yang ada di dalam ruangan itu sudah menunggu Samuel terlalu lama, hingga tuan Wijaya pun mulai kesal.
"Bagaimana apa Samuel belum juga datang?." tanya tuan Wijaya kepada bodyguard nya.
"Sudah tuan, namun tuan Samuel tak kunjung turun dari mobil."
Tuan Wijaya yang sudah merasa kesal pun beranjak berdiri dari kursinya untuk menemui Samuel anaknya, namun saat tuan Wijaya baru saja berjalan menuju ke pintu tiba-tiba Samuel datang. Saat Samuel datang semua yang ada di dalam ruangan pun menatap ke arahnya.
"Permainan akan segera di mulai." ucap Riri lirih sambil tersenyum kecut.
"Kenapa lama sekali, semua orang sudah menunggumu di sini." tanya tuan Wijaya.
"Maaf yah, membuat ayah dan yang lainnya menunggu lama."
Tuan Wijaya seketika menatap ke arah Adel. "Siapa nona ini, apa dia temanmu dan juga teman Riri?." tanya tuan Wijaya lagi.
Alex dan Mita yang melihat kehadiran Samuel dan Adel pun seketika paham apa maksut dari rencana Riri.
"I_ya yah." jawab Samuel terbata-bata. Samuel benar-benar bingung harus berbuat apa, dia tidak mempunyai pilihan lain selain menghadapi orang tuanya dan juga orang tua Riri.
Tuan Wijaya kembali ke kursinya, dan di ikuti Samuel yang sudah duduk di sebelah Riri, sedangkan Adel duduk di sebelah Mita.
"Apa yang kamu lakukan?." tanya Samuel dengan nada lirih.
"Bukankah kamu sendiri yang memintaku untuk kembali ke rumah ini." ucap Riri.
"Apa kamu menjebak ku, jangan gila kamu Ri."
"Apakah kamu terkejut dengan pertunjukan ini?."
"Beraninya kamu melakukan ini kepadaku?."
"Nyawa di bayar dengan nyawa." sahut Riri.
"Jadi kamu ingin bicara soal apa Ri, sampai mengundang kita semua ke rumah kamu?." tanya tuan Wijaya.
"Di sini Riri ingin bicara kepada kalian semua, terutama kepada papa dan mama, dan juga ayah dan bunda, bahwa Riri_." Riri yang belum selesai bicara namun di sahut oleh Samuel.
"Sayang, sebaiknya kita bicarakan masalah ini berdua saja, tidak perlu melibatkan banyak orang." Samuel yang menggenggam tangan Riri.
Riri yang di pegang oleh Samuel pun seketika menghempaskan tangan Samuel begitu saja.
"Sebelumnya Riri minta maaf, maaf sudah mengecewakan kalian semua, malam ini Riri ingin bicara bahwa Riri memutuskan untuk pisah ranjang dengan mas Sam."
Semua yang mendengar ucapan Riri seketika terkejut. "Pisah ranjang? kenapa harus pisah ranjang nak?." tanya nyonya Amalia.
"Ri.. apa yang kamu katakan, jangan bercanda, dan jangan mempermainkan kita sebagai orang tua." ucap tuan Hadiwinata.
"Riri tidak bercanda pa, dan Riri juga mau bilang, Riri sedang hamil tiga minggu, namun setelah anak ini lahir, Riri akan menceriakan mas Sam."
"Cerai?." Nyonya Amalia yang semakin terkejut.
"Ri.. jangan bercanda dengan kata perceraian." sahut tuan Wijaya.
"Coba kalian berdua jelaskan kepada mereka semua yang ada di sini, apa yang telah kalian lakukan di belakangku." ucap Riri menatap ke arah Samuel dan juga Adel.
"Apa yang perlu di jelaskan sayang, ini hanya masalah sepele." ucap Samuel.
"Masalah sepele kamu bilang mas, kamu berselingkuh dengan sahabatku sendiri, bahkan sampai hamil, kau anggap masalah ini sepele?." Riri yang seketika marah.
Orang tua Samuel dan Orang tua Riri yang mendengar ucapan Riri seketika terkejut. Semua mata tertuju ke arah Samuel.
"Samuel Selingkuh?." tanya tuan Wijaya menatap tajam ke arah anaknya.