"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Saat sudah berada di samping gadis itu, zahra kini sadar kalau gadis itu sedang dalam keadaan buta.
Ia menatap kepergian Xavier membantu gadis itu untuk menyeberang jalan.
"Te-terima kasih tuan"balas gadis itu sebut saja namanya Airen.
"Bukan apa apa. Kalau begitu saya akan pergi"
ujar Xavier. Saat mendapat anggukan dari gadis itu ia mulai berjalan kembali menuju Zahra yang berada di seberang jalan.
Xavier hendak menggapai tangan sang istri namun tiba tiba Zahra menghindar seolah menolak Xavier menyentuhnya.
"Why?"tanya Xavier bingung
"Kepala aku rasanya pusing, mau langsung ke hotel aja"balas Zahra pelan dan meninggalkan Xavier begitu saja.
"Tapi kan kita jalannya baru beberapa meter dari hotel dek, deekkk!adeeek"panggil Xavier namun tak di gubris oleh gadis tersebut.
"Aku bikin salah apa lagi. Kok dia kayaknya lagi marah bangat."gumam Xavier pelan dan mulai berlari menuju Zahra yang sudah mulai memasuki hotel
Zahra yang baru saja akan memasuki kamar hotel tiba tiba tangannya di tahan oleh Xavier.
"Dek, jangan gini dong. Misal kalau mas punya salah, seinggaknya kamu ngomong."pinta Xavier
"Zahra cemburu,puas! Sekalipun itu dengan orang yang buta. Tetap aja dia perempuan, yang sama sekali gak punya hak ada di dekat mas Xavi!"ujar Zahra dengan mata yang berembun
Kini Xavier tau kesalahannya ada di mana. Ia benar benar kesal melihat wajah Zahra yang sepertinya akan menangis itu.
Xavier mendekat dan memeluk sang istri. Berusaha menenangkannya. Hanya saja, zahra tidak secepat itu bisa luluh.
Ia mendorong Xavier menjauh dan akhirnya ia masuk kedalam kamar. Xavier hanya terdiam membeku di tempatnya, ia tidak pernah berharap bahwa kehamilan Zahra akan membuat gadis itu semakin obsesif dari biasanya.
"Bumilnya aku lucu bangat kalau kayak gini. Okey baik, mari kita lihat sampai mana dia bisa bertahan bersikap seperti itu."gumam Xavier melipat kedua tangannya di depan dada.
Xavier gak berharap bahwa gadis itu akan bertahan selama lebih dari 24 jam. Sekarang Xavier yang lelah menunggu agar gadis itu datang padanya dan merengek.
Malam itu..
Keduanya baru saja selesai sholat berjamaah. Saat Xavier baru saja selesai dengan dzikirnya ia hendak menoleh. Namun, tepat pada saat itu Zahra sudah berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
"Fuhhh, bumilnya kepala batu bangat"gumam Xavier pelan saat sudah tak mendapati Zahra di dalam kamar.
Zzz..
Zzz..
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam. Maaf menganggu waktunya pak dokter,"cicit Xavier
"Bukan masalah Mr.Xavier, apa yang bisa saya bantu?"tanya seorang dokter
"Sifat kecemburuan yang besar pada seorang ibu hamil. Apa itu wajar?"tanya Xavier. Pertanyaannya berhasil membuat dokter di seberang sana tertawa kecil.
"Itu wajar tuan, bahkan sangat wajar. Beberapa ibu hamil mengalami hal itu. Bahkan juga, seseorang mengalami gejala khas yang seperti itu. Yang bisa saja membuat ibu hamil tersebut selalu merasa tersaingi dan akan selalu merasa cemburu."jelas sang dokter membuat Xavier merasa sedikit takut
"Tapi apa itu aman?"tanya Xavier lagi
"Aman jika kecemburuan tersebut tidak berdampak pada stres sang bumil."
"Lantas saat memeriksanya, apa yang anda dapatkan?"tanya Xavier
"Umm, yang saya dapatkan malah gejala saat di mana bumil anda akan merasa sangat sengsara saat berjauhan dengan anda tuan."
"Jika gejala itu saling bertabrakan maka, mungkin bisa saja nyonya Zahra sedang dalam keadaan bingung."jelas sang dokter membuat Xavier akhirnya terdiam.
"Baik, terima kasih sebelumnya. Saya akan matikan Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Terlihat Xavier terdiam menatap pada jam di dinding. Ia ingat betul hari ini ada pertemuan yang harus di hadiri.
"Bodoh, anaknya dari kemarin masih anteng bangat diamin aku fuhh."gumam Xavier pelan menatap pintu kamar mandi yang tampak tertutup
Xavier meninggalkan kertas serta pesan di dalamnya. Ia menyimpan kertas itu di atas nakas agar Zahra melihatnya saat sudah keluar dari kamar mandi.
Sementara itu keadaan Zahra di dalam kamar mandi sedang tidak baik baik saja. Gadis itu terus menangis dan menangis.
Ia benar benar kesal pada dirinya sendiri yang memilih untuk tetap diam padahal, ia tau betul kalau kondisinya saat ini sangat sulit berada jauh dari sang suami.
"Ehhehhh gak istri, suami pun sama. Seinggak nya dia cari aku dan berusaha nenangin aku hiks, aku pengen di peluk."cicit gadis itu mengusap wajahnya kasar.
Setelah lama berada di dalam kamar mandi ia keluar, dan tak mendapati suaminya di sana. Ia keluar dari kamar dan berusaha mencari Xavier kemana mana namun sama sekali tidak ia temukan.
Zahra kembali ke kamar dan mendapati kertas di atas nakas
Mas ada pertemuan di restoran lantai 20, kamu tidur aja duluan. Jangan lupa minum susu yang udah mas buat di atas nakas, tulis Xavi.
Zahra menatap pada gelas susu yang ada di sana kembali ia menintikkan air mata saat tau Xavier tidak berada di dekatnya.
***
***
Saat itu Xavier sedang membicarakan beberapa hal pada perkumpulan pengusaha yang akan bekerja sama dengannya.
Saat sedang asik asiknya menjelaskan ia terdiam membeku saat seseorang duduk di pangkuannya dan memeluk dirinya dengan sangat erat.
Bukan hanya Xavier, semua orang jelas terkejut melihat pemandangan tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩ...