Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Mengirim undangan pada orang penting
Setelah memasuki klinik hewan, Astin dan Erik Langsung diprioritaskan untuk mendapatkan pelayanan sebab kondisi Leo yang sudah sangat parah.
Pada saat itu, Leo tampak mengamuk ketika akan dipegang oleh petugas kesehatan, tetapi Astin langsung memberinya tatapan tidak menyenangkan membuat Leo akhirnya menjadi patuh dan berdiam diri membiarkan para petugas kesehatan merawatnya.
Erik sangat terkejut dengan kepatuhan anjing kecil itu, benar-benar di luar dugaannya bahwa Leo akan begitu patuh pada Astin, Padahal mereka baru bertemu sebanyak dua kali.
Diam-diam Erik terus memperhatikan Astin yang cemas melihat sang anjing yang mendapat perawatan.
Deg!
Setelah beberapa saat, tiba-tiba jantung Erik berdegup kencang, dia sendiri terkejut dengan perasaan asing seperti itu sehingga dia langsung memalingkan wajahnya dan merasakan pipinya tiba-tiba mengalami kenaikan suhu secara drastis.
Erik terus menahan perasaan itu sampai akhirnya mereka keluar dari klinik hewan itu, bahkan Leo dengan patuh akan tinggal di kandang klinik hewan itu untuk sementara karena harus menjalani observasi langsung dari dokter hewan.
Setelah tiba di depan klinik kesehatan khusus hewan, Astin menghentikan langkahnya dan menatap pria yang berdiri di sampingnya, "perlakukan anjingmu dengan baik, kalau tidak mampu mengurusnya, kau bisa memberikannya pada pemilik baru yang bisa mencintainya," setelah berbicara demikian, Astin langsung melangkah pergi meninggalkan Erik tanpa menoleh lagi ke belakang.
Erik terdiam, pria itu menggigit Bibir bawahnya menata punggung Astin yang semakin menjauh darinya.
Seharusnya jika itu perempuan lain, maka akan terus memiliki alasan untuk terus dekat dengannya. Namun kali ini, sepertinya dia telah menemukan perempuan yang sangat unik.
Erik pun tersenyum sambil meninggalkan tempat itu, namun baru saja memasuki mobil, sang asisten telah mengulurkan sebuah undangan padanya yang membuat Erik mengerutkan keningnya.
"Ini undangan pesta ulang tahun Arga?" Erik berbicara sambil memperhatikan undangan di tangannya, dia tak menyangka akan diundang ke pesta ulang tahun pria itu, padahal sebelumnya dia tidak terlalu dekat dengan Arga.
Kemarin saja menghadiri acara ulang tahun Ayah Arga hanya karena sebuah bisnis yang sedang mereka jalin, namun sekarang,,, pria itu benar-benar mengundangnya? Lagi?
Sementara di tempat lain, Arga yang bersama asistennya sedang berdiskusi.
"Jadi mereka telah menyiapkan seluruh hal yang diperlukan untuk pesta itu?" Arga tampak memalingkan wajahnya dari dokumen yang sedang ia pegang, dia sedikit tidak senang dengan pesta itu.
"Benar sekali, dan saya telah mengirimkan undangan terpisah untuk Erik dan Irman sesuai perintah anda," ucap sang asisten.
"Pastikan dua pria itu datang! Untuk Irman, aku sendiri yang akan memastikannya," ucap Arga yang ingin menunjukkan pada dua pria itu bahwa dia dan Astin telah menikah!
Sangat asisten menganggukan kepalanya, lalu dia teringat sesuatu dan dengan ragu-ragu berkata, "Lalu mengenai cincin yang anda pesan sebelumnya,, sepertinya akan sulit untuk menyelesaikannya sampai hari ulang tahun Anda, karena cincin dengan desain khusus itu memiliki kerumitan yang--"
"Beri mereka berapapun yang mereka minta asalkan itu selesai di hari ulang tahunku," ucap Arga yang ingin memberikan kejutan untuk istrinya.
"Saya mengerti," kata Sang asisten sebelum keluar meninggalkan ruangan Arga.
Baru saja pintu ruangannya tertutup, sebuah pesan telah masuk ke ponsel Arga, yang merupakan sebuah pesan dari istrinya.
"Aku dalam perjalanan ke kantormu sekarang, Apa kau sibuk?" Isi pesan itu membuat Arga tersenyum, lalu dia dengan cepat membalas pesan tersebut sebelum meletakkan ponselnya dan menekan salah satu tombol pada telepon kantornya.
"Ya, tuan," jawab sang asisten dari seberang telepon setelah beberapa saat.
"Istriku akan datang, siapkan sesuatu yang sehat untuknya! Tunda juga rapatnya!" Perintah Arga sebelum mematikan telepon itu.
Arga lalu berdiri, segera berjalan ke arah kaca memperbaiki penampilannya, dan tak lupa pula menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya.
dasar ular kadot