Ricard Dirgantara, pelayan bar yang terpaksa menjadi suami pengganti seorang putri konglomerat, Evelyn Narendra.
Hinaan, cacian dan cemooh terus terlontar untuk Richard, termasuk dari istrinya sendiri. Gara-gara Richard, rencana pernikahan Velyn dengan kekasihnya harus kandas.
Tetapi siapa sangka, menantu yang dihina dan terus diremehkan itu ternyata seorang milyader yang juga memiliki kemampuan khusus. Hingga keadaan berbalik, semua bertekuk lutut di kakinya termasuk mertua yang selalu mencacinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : SALAH PRADUGA
Senyum devil tercetak jelas di bibir Richard, manik elangnya bak ujung mata tombak yang siap menusuk-nusuk Sonia.
Sekujur tubuh wanita itu meremang oleh tatapan Richard, perlahan beranjak duduk lalu merapatkan tubuhnya di sudut sofa. Kepalanya mendongak dengan tatapan nanar. Deru napasnya memburu.
“Sonia! Aku akan melepaskanmu kalau kamu mengatakan hal yang sejujurnya pada Velyn!” tegas Richard menopang kedua tangan di antara tubuh Sonia. Ia hanya berniat mengancam saja.
“A ... apa maksudmu? Aku tidak mengerti? Mengatakan apa?” cecar Sonia ketakutan, suaranya gemetar ingin menangis.
Richard menegakkan punggungnya, satu tangannya masuk ke saku celana, bola matanya memutar malas. Tapi tak mengurangi ketegasan yang berpendar dari gestur sekaligus tatapan mata Richard.
“Kau yang telah menjebak kami karena kamu mencintai Gerald? Mantan kekasih Velyn. Benar bukan?” tutur Richard penuh penekanan.
Raut tercengang sempat terlihat jelas di wajah Sonia. Ia gelagapan dan berusaha mengelak, “Ti ... tidak! Itu tidak benar!” sanggahnya.
Richard menghela napas berat, meraih ponsel dan memutar videonya saat di bar tadi. Suara mereka sangat jelas, karena jarak duduk Richard dengannya tak begitu jauh. “Lihat ini dengan matamu! Dengarkan dengan kupingmu!” sentak Richard melotot tajam.
Sontak saja, Sonia membelalak dengan sangat lebar. Mulutnya menganga dan begitu syok. Tidak menyangka, Richard mengetahui rahasia besarnya. Napasnya tersengal saat itu juga, berulang kali menelan saliva tak mampu membasahi kerongkongannya.
\=\=\=\=000\=\=\=\=
Velyn tiba di kediaman Sonia beberapa saat kemudian, ia tidak bisa mengimbangi kecepatan mobil Richard yang di atas rata-rata. Matanya langsung menangkap mobil Richard yang terparkir di belakang mobil Sonia.
“Bener, dia di sini! Ada hubungan apa kalian berdua?” gumam Velyn menghela napas kasar.
Ia bergegas turun, berdiri di depan gerbang sambil berteriak, “Pak! Tolong buka pintunya!”
Satpam yang memang mengenalnya segera mendekat dan membuka pintu. “Wah, Mbak Velyn. Lama tidak kelihatan,” sapanya basa basi.
“Dua mobil itu kapan datang, Pak?” tanya Velyn menunjuk dengan dagunya.
“Sekitar 15 menit yang lalu, Mbak,” ujar satpam setelah melihat jam di tangannya.
Velyn berlari masuk tanpa membalas apa pun lagi. Langkahnya terburu-buru, dengan debaran jantung yang berdentum dengan sangat kuat. Velyn menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya dengan kasar sembari memegang handel pintu.
\=\=\=\=ooo\=\=\=\=
Sonia semakin ketakutan karena video itu terlihat sangat jelas. Ia merebut ponsel Richad dan membantingnya kuat-kuat hingga porak poranda di lantai.
“Kurang ajar!” geram Richad mencekik leher Sonia dengan satu tangan, mendorongnya hingga terjengkang di sofa. Bahkan kini kakinya berlutut di sofa, menindih Sonia.
Tepat saat Velyn membuka pintu, matanya membeliak lebar melihat kaki jenjang Sonia bergerak-gerak di ujung sofa. Pandangannya terhalangi sandaran sofa, hanya melihat Richad yang berada di atas tubuh Sonia.
“Richad!!! Apa yang kamu lakukan?!” sentak Velyn melengking dengan nada tinggi. Kakinya melemas, tidak kuasa melanjutkan langkahnya. Dadanya sesak menerka apa yang telah mereka lakukan.
Sepasang netra Velyn mengembun, tidak menyangka jika lelaki yang begitu manis padanya akhir-akhir ini tega mengkhianatinya. “Badjingan kamu!” pekik Velyn penuh emosi.
Tidak kuat berlama-lama di sana, Velyn berbalik dan berlari menuju mobilnya. Air mata terburai dari wajah cantiknya. “Dasar brengsek! Orang yang selama ini menjaga, melindungiku ternyata main belakang sama sahabatku sendiri!” teriak Velyn memukul-mukul setir mobil. Hatinya berdenyut nyeri, serasa ada ribuan jarum yang menusuknya.
“Velyn!” gumam Richad menyingkir, meraih ponselnya yang berserak lalu segera mengejar istrinya. “Awas kamu!” ancam Richad menunjuk Sonia sebelum pergi meninggalkan kediaman wanita itu.
“Velyn, tunggu!” teriak Richad berlari mengejar mobil Velyn yang terparkir di luar. “Vel, dengerin penjelasanku dulu!” teriaknya menggedor-gedor jendela mobil.
Velyn enggan menoleh, ia segera menyalakan mesin mobil dan berjalan mundur. Richad masih mengejar, sambil menggedor jendela Velyn.
“Dengerin aku dulu, Vel!” pekik Richad menendang udara, karena mobil sudah berbelok dan melaju dengan kecepatan tinggi.
“Sial!” geram Richad bergegas mengambil mobilnya dengan panik.
\=\=\=ooo\=\=\=
“Dari mana tengah malam klayapan, Vel?” tanya Sabrina yang terbangun dan hendak ke dapur.
Velyn hanya menatap ibunya dengan tajam. Lalu berlari meniti anak tangga dengan cepat. Hingga tak lama kemudian terdengar Velyn membanting pintu dengan sangat kuat.
“Astaga, Velyn!” teriak Sabrina mengurut dada, usai berjingkat kaget.
Richad menerobos pintu dan segera berlari ke kamar. Tak peduli dengan panggilan ibu mertuanya yang memekakkan telinga.
Naas, pintu kamarnya dikunci dari dalam. Richad mengetuknya berulang. “Vel! Semua nggak seperti yang kamu lihat! Tolong dengarkan penjelasan aku dulu!” seru Richad.
“Penjelasan apa lagi? Semua sudah jelas di mataku. Kamu memang brengsek, Richad! Sejak awal aku memang salah karena mau menikah dengan pria brengsek sepertimu! Akan lebih baik aku menahan malu karena pernikahanku batal. Dari pada memiliki suami brengsek! Dia sahabatku, Cad! Sahabatku!” teriak Velyn menggila di dalam sana.
Richad menghela napas panjang. Percuma, bukti di tangannya saat ini hancur. “Oke! Terserah kamu. Aku akan buktikan omonganku di hari pernikahan sahabatmu itu dengan Gerald—mantan kekasihmu. Datanglah tiga hari lagi.”
“Enggak usah cari alesan untuk menutupi kesalahanmu, brengsek!” teriak Velyn melempar sesuatu ke arah pintu.
DEG!
Tubuh Velyn membeku, 'Pernikahan Gerald dan Sonia?' gumamnya dalam keterkejutan.
Lelah, Richad memilih turun menuju kamar tamu. Ia tidak ingin mengganggu ketenangan orang-orang rumah.
“Hei, menantu sampah! Beraninya kamu mempermainksn putriku! Tidak tahu diri kamu ya!” pekik Sabrina.
“Velyn hanya salah paham. Tolong jangan ikut campur. Aku akan segera menyelesaikannya, Mama mertua. Permisi,” ucap Richad melenggang pergi begitu saja.
Bersambung~
Thor jangan lama" up nya .. ini baca sambil ingat" sama alur ceritanya 😇