NovelToon NovelToon
The Secret Behind Love

The Secret Behind Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: jhnafzzz

"The Secret Behind Love." adalah sebuah cerita tentang pengkhianatan, penemuan diri, dan pilihan yang sulit dalam sebuah hubungan. Ini adalah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang wanita yang bernama karuna yang mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan nya, mencari jalan menuju kebahagiaan sejati, dan menemukan kembali kepercayaannya yang hilang.

Semenjak perceraian dengan suaminya, hidup karuna penuh dengan cobaan, tapi siapa sangka? seseorang pria dari masa lalu karuna muncul kembali kedalam hidupnya bersamaan setelah itu juga seorang yang di cintai nya datang kembali.

Dan apakah Karuna bisa memilih pilihan nya? apakah karuna bisa mengendalikan perasaan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhnafzzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Playground.

Setelah mengantar Ethan kedalam kamar untuk bermain dengan mainan barunya, Karuna dan Dirga duduk di ruang tamu. Hujan deras mulai turun di luar, dengan suara rintik-rintik yang kian menguat, membuat udara terasa dingin.

Karuna membawa dua cangkir teh hangat dari dapur, lalu duduk di sofa sambil menyerahkan satu cangkir ke Dirga. “Hujan gede banget ya, Dir. Pulangnya hati-hati nanti.”

Dirga menerima cangkir itu sambil tersenyum. “Hmm, hati-hati gimana? Coba lihat di luar, air udah mulai naik di jalanan. Kalau aku nekat, mobilku bisa mogok ditengah jalan.”

Karuna melirik ke arah jendela, lalu mengangguk setuju. Jalanan di depan rumah kosnya sudah mulai terendam air. Ia menghela napas pelan. “Iya sih, kamu benar. Ya udah, kalau kamu mau nunggu sampai hujan reda juga nggak apa-apa.”

Dirga terkekeh kecil. “Nunggu reda, ya? Dengan cuaca begini, bisa-bisa sampai tengah malam juga nggak akan reda. Kayaknya aku terpaksa nginep di sini, nih.”

Karuna tertegun sejenak, lalu menatap Dirga. “Nginep?”

Dirga mengangguk santai. “Iya, sementara aja. Besok pagi kalau hujan udah reda, aku pulang.”

Karuna ragu-ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. “Ya udah, kalau gitu kamu tidur di sofa aja, ya. Aku ambilin selimut sama bantal nanti.”

“Siap, Bu Karuna!” balas Dirga sambil tertawa kecil, membuat suasana kembali santai.

---

Esok paginya, Karuna terbangun lebih dulu. Suara hujan sudah berhenti, digantikan oleh kicauan burung yang ceria. Ia mengintip ke ruang tamu dan melihat Dirga masih tertidur di sofa dengan posisi yang sedikit aneh. Selimutnya melorot ke lantai, dan bantalnya sudah terjatuh entah ke mana.

“Dasar, tidur kayak anak kecil,” gumam Karuna sambil tersenyum tipis. Ia membiarkan Dirga tidur sejenak, lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Tak lama kemudian, Ethan muncul dengan rambut acak-acakan dan masih setengah mengantuk. “Mama, Om Dirga masih di sini?” tanyanya sambil menguap.

Karuna mengangguk sambil menuangkan susu ke gelas Ethan. “Iya, Nak. Tadi malam hujan deras, jadi Om Dirga nginep di sini.”

“Serius? Om Dirga di mana?” Ethan langsung bersemangat dan berlari ke ruang tamu.

“Om Dirgaaa! Bangun, dong!” teriak Ethan sambil mengguncang tubuh Dirga.

Dirga bergumam pelan, lalu membuka mata dengan malas. “Apa-apaan, nih? Om baru mau mimpi jadi superhero...”

Ethan tertawa keras. “Om superhero? Nggak mungkin!”

Karuna yang mendengar itu dari dapur ikut tertawa kecil. “Dirga, bangun sana. Bantuin aku masak kalau mau makan.”

Dirga mengangkat tubuhnya perlahan, lalu mengacak rambut Ethan. “Iya, iya, aku bangun. Nih bocil bawel banget pagi-pagi.”

---

Di dapur, Dirga berdiri di sebelah Karuna, mengenakan apron yang ukurannya terlalu kecil untuk badannya. “Aku bantu apa, nih?” tanyanya sambil melirik bahan-bahan masakan yang sudah disiapkan Karuna.

“Potong sayur aja. Tapi hati-hati, jangan sampai jari kamu ikut kepotong,” jawab Karuna sambil mengaduk adonan pancake di mangkuk.

“Eh, jangan remehin aku, dong. Aku ini jago masak, tau,” balas Dirga dengan nada percaya diri.

Karuna memutar mata, setengah tak percaya. Tapi ia membiarkan Dirga memotong sayuran sambil tetap mengawasi. Ethan, yang duduk di meja makan, memandangi mereka dengan senyum lebar.

“Om Dirga sama Mama kayak di acara masak-masak di TV,” celetuk Ethan sambil tertawa.

Dirga menoleh ke Ethan sambil mengangkat pisau. “Eh, hati-hati kamu, ya. Jangan banyak komentar kalau nggak bantuin!”

Ethan langsung tertawa keras. “Om lucu banget!”

Suasana di dapur terasa hangat dengan candaan kecil mereka. Karuna merasa nyaman dengan keberadaan Dirga di situ, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu memperlihatkan perasaannya. Ada sesuatu tentang Dirga yang membuat segala sesuatunya terasa lebih ringan dan menyenangkan.

---

Setelah selesai memasak, mereka bertiga duduk bersama di meja makan. Dirga dengan bangga memamerkan hasil potongan sayurannya, sementara Ethan sibuk memuji pancake buatan Karuna.

“Mama kuenya enak banget!” kata Ethan dengan mulut penuh.

Dirga mengangguk setuju. “Iya, Karuna. Kalau aku jadi jurinya, ini pasti menang lomba masak.”

Karuna mendengus sambil tertawa kecil. “Halah, kamu cuma mau cari perhatian, kan?”

“Eh, serius ini. Nggak percaya? Besok aku ajak kamu ikut kompetisi masak,” balas Dirga sambil tertawa.

Mereka bertiga melanjutkan sarapan dengan penuh tawa dan cerita. Hari Minggu itu benar-benar terasa santai dan penuh kehangatan. Bahkan Karuna, yang biasanya selalu khawatir dengan banyak hal, merasa sedikit lebih ringan hari itu.

Dalam hati, ia mulai bertanya-tanya apakah Dirga memang bisa menjadi bagian penting dalam hidupnya dan Ethan. Tapi ia tahu, untuk sekarang, ia hanya ingin menikmati momen ini tanpa terlalu memikirkan masa depan.

Setelah selesai sarapan, Karuna langsung membereskan meja makan sementara Dirga dengan sukarela mencuci piring di wastafel dapur. Ethan, seperti biasa, langsung menghilang ke kamarnya setelah makan, entah sibuk bermain atau malah ketiduran lagi.

“Bener nih, kamu mau nyuci piring? Jangan sampai cuma cuci setengah terus kabur, ya.” goda Karuna sambil membawa piring-piring kotor.

Dirga meliriknya sambil tersenyum. “Hei, aku ini tamu serba bisa. Masak udah, cuci piring juga. Nanti kalau ada lagi kerjaan, kasih tau aja.”

Karuna terkekeh sambil menepuk bahu Dirga. “Yaudah, tamu serba bisa. Aku terima jasa kamu.”

Setelah semuanya beres dan mereka bergantian mandi, Karuna yang sedang mengikat rambut di ruang tamu melihat Ethan sudah rapi dengan kaos warna biru cerah dan celana pendek. Anak itu tampak penuh semangat pagi itu.

“Mama, kita nggak ke mana-mana hari ini?” Ethan bertanya sambil memandang Karuna dengan mata penuh harapan.

Karuna menoleh, tersenyum kecil. “Mau ke mana, sih? Tadi kan udah main di rumah. Mau jalan-jalan, ya?”

Ethan mengangguk cepat. “Ke taman yang ada playground-nya aja! Aku mau main ayunan sama perosotan.”

Dirga yang baru muncul dari dapur sambil meneguk air putih langsung menimpali, “Eh, ide bagus tuh. Taman dekat sini aja, kan? Sekalian kita refreshing.”

Karuna memandangi Dirga dengan tatapan setengah malas. “Dirga, kamu mau ikut main ayunan juga, ya?”

Dirga tertawa lebar. “Ya jelas nggak, dong. Tapi siapa tahu Ethan butuh bantuan naik jungkat-jungkit.”

Ethan langsung melonjak senang. “Ayo, Ma! Yuk, Om Dirga! Kita ke sana sekarang!”

---

Playground yang dimaksud Ethan berada di taman kota yang tak terlalu jauh dari rumah Karuna. Mereka bertiga memutuskan berjalan kaki ke sana, menikmati pagi yang cerah setelah semalaman hujan deras. Jalanan masih sedikit basah, tapi udara segar dan aroma rerumputan membuat perjalanan terasa menyenangkan.

Ethan berlari kecil di depan, tak sabar untuk sampai. Karuna dan Dirga mengikuti di belakang sambil mengobrol santai.

“Ethan energinya nggak habis-habis, ya?” komentar Dirga sambil melihat Ethan yang sudah melompat-lompat di dekat gerbang taman.

Karuna mengangguk sambil tersenyum. “Iya. Kalau udah begini, aku suka bingung gimana caranya bikin dia capek biar cepet tidur malamnya.”

Dirga tertawa kecil. “Ya biarin aja dia main sampai puas. Anak-anak kan butuh itu, biar happy.”

Sesampainya di taman, Ethan langsung melesat ke arah playground tanpa menunggu. Ia memanjat tangga perosotan dengan penuh semangat, lalu meluncur sambil tertawa keras.

“Om Dirga, lihat aku! Aku bisa meluncur cepat banget!” teriak Ethan sambil melambaikan tangan.

Dirga mengangguk sambil tersenyum. “Hebat banget kamu, Ethan! Coba lagi, dong!”

Karuna memilih duduk di bangku taman sambil mengawasi Ethan dari jauh. Dirga ikut duduk di sebelahnya, tapi pandangannya tetap tertuju pada Ethan.

“Kamu sering bawa Ethan ke sini, Karuna?” tanya Dirga sambil sedikit memiringkan kepala.

“Jarang,” jawab Karuna jujur. “Biasanya aku sibuk kerja, jadi kalau ada waktu lebih, aku pilih main sama dia di rumah aja. Tapi kayaknya dia suka banget main di sini.”

Dirga mengangguk pelan. “Anak-anak emang butuh lingkungan kayak gini. Main di luar itu bagus buat mereka.”

Karuna tersenyum kecil. “Iya, aku tahu. Tapi kadang aku khawatir kalau terlalu sering ke tempat kayak gini, dia jadi manja.”

Dirga menoleh ke Karuna, matanya lembut. “Nggak salah kalau kamu khawatir. Tapi percaya deh, apa yang kamu lakukan buat Ethan selama ini udah lebih dari cukup. Kamu ibu yang hebat, Karuna.”

Karuna tertegun sejenak mendengar kata-kata Dirga. Ia tidak menjawab, hanya mengangguk kecil sambil menatap Ethan yang sedang bermain ayunan dengan gembira.

Setelah puas bermain di playground, Ethan berlari ke arah mereka dengan wajah penuh keringat tapi senyum yang lebar. “Mama, Om Dirga, aku haus!”

Dirga segera berdiri. “Oke, ayo kita cari minuman dingin. Om traktir, ya.”

Ethan bersorak senang. “Yeay! Aku mau es krim!”

Karuna hanya tertawa kecil. “Tuh, lihat anak ini. Apa-apa maunya es krim.”

Dirga menoleh sambil tersenyum lebar. “Santai, Karuna. Hari ini hari libur. Sesekali nggak apa-apa lah.”

Mereka berjalan menuju kios di taman, membeli es krim untuk Ethan dan minuman dingin untuk mereka berdua. Setelah itu, mereka duduk kembali di bangku taman, menikmati suasana pagi yang masih sejuk.

“Mama, Om Dirga seru banget, ya. Kapan-kapan Om Dirga main lagi ke rumah, ya?” kata Ethan dengan polos sambil menjilati es krimnya.

Karuna tersenyum kecil, lalu melirik Dirga. “Tuh, dengar, tamu serba bisa. Kamu diundang datang lagi.”

Dirga tertawa kecil sambil mengacak rambut Ethan. “Pasti, dong. Aku bakal sering main ke rumah kalian.”

Karuna hanya mengangguk sambil tersenyum, merasa nyaman dengan kehangatan yang mereka rasakan hari itu. Mungkin, pikirnya, hari-hari seperti ini adalah yang ia butuhkan setelah semua keribetan yang terjadi dalam hidupnya. Meskipun ia tahu masih ada banyak hal yang harus dipikirkan, ia memutuskan untuk menikmati momen ini bersama Dirga dan Ethan.

1
Kei Kurono
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Alhida
Terpesona☺️
Alucard
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!