Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.
Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.
Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.
Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?
Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Di Toko Perhiasan
Setelah selesai dengan urusan di butik, Aisha, Arya, dan Amanda melanjutkan perjalanan ke sebuah mall kelas atas. Mall tersebut dikenal sebagai tempat belanja kalangan elite, dengan deretan butik dan toko perhiasan mewah. Tujuan mereka kali ini adalah salah satu toko perhiasan terkenal yang memiliki reputasi luar biasa dalam menyediakan koleksi eksklusif untuk momen istimewa.
Ketika mereka masuk, suasana toko memancarkan aura kemewahan dengan pencahayaan lembut yang membuat setiap perhiasan bersinar sempurna. Seorang pelayan yang berdiri di dekat pintu langsung menyambut mereka dengan senyuman lebar.
"Selamat datang di Rasi Jewelry. Apa yang bisa kami bantu hari ini?" sapa pelayan itu dengan ramah, sembari membungkukkan badan sedikit.
Amanda melirik Aisha sambil tersenyum. "Kami ingin melihat koleksi terbaru untuk pernikahan putra saya. Cincin dan satu set perhiasan yang elegan, tolong tunjukkan yang terbaik."
Pelayan itu segera memanggil pemilik toko, seorang pria paruh baya bernama Pak Radit, yang dikenal dengan keahliannya dalam memilihkan perhiasan terbaik untuk kliennya. Ia datang dengan penuh semangat dan langsung menyapa mereka.
"Selamat datang, Tuan Arya, Nyonya Amanda, dan calon pengantin," ujarnya sambil menatap Aisha dengan ramah. "Merupakan kehormatan bagi kami melayani keluarga Anda. Silakan duduk, saya akan menyiapkan koleksi terbaik kami."
Beberapa menit kemudian, Pak Radit kembali membawa tiga set perhiasan berlian yang memukau. Setiap set terdiri dari kalung, anting, gelang, dan cincin dengan desain yang berbeda-beda. Ia juga membawa dua pasang cincin pernikahan yang baru saja dirilis.
"Ini adalah koleksi terbaru kami, dibuat dengan desain eksklusif yang hanya tersedia di toko ini. Silakan lihat dan pilih mana yang paling sesuai dengan selera Anda," ujar Pak Radit sambil meletakkan perhiasan tersebut di atas meja kaca.
Aisha memandangi perhiasan itu dengan mata berbinar, namun juga merasa sedikit canggung. "Semua ini terlihat sangat cantik, tapi aku tidak tahu mana yang harus kupilih," katanya pelan.
Arya yang duduk di sampingnya tersenyum kecil. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Aisha dan berbisik, "Pilih yang paling kamu suka. Kamu yang akan memakainya, jadi pilihlah yang membuatmu bahagia."
Wajah Aisha langsung memerah mendengar bisikan itu. "Arya, jangan seperti ini. Aku jadi malu," gumamnya pelan, berusaha menyembunyikan senyum di wajahnya.
Setelah melihat-lihat beberapa saat, Amanda menunjuk salah satu set perhiasan dengan desain sederhana namun sangat elegan. Berlian-berlian kecil menghiasi kalungnya, memberikan kesan glamor tanpa berlebihan.
"Menurut Mama, yang ini sangat cocok untukmu, Aisha. Tidak terlalu mencolok, tapi tetap memancarkan keanggunan," ujar Amanda sambil menunjukkan set tersebut.
Aisha mengangguk pelan. "Iya, ini memang cantik sekali. Tapi... apakah tidak terlalu mahal?" tanyanya ragu.
Arya langsung menimpali, "Aisha, ini adalah pernikahan kita. Tidak ada kata terlalu mahal untuk kebahagiaanmu."
Aisha hanya bisa menunduk malu. Ia tahu Arya serius, tapi tetap saja ia merasa canggung dengan perhatian sebesar ini.
Setelah diskusi singkat, mereka akhirnya sepakat memilih set perhiasan yang disarankan Amanda. Kini giliran cincin pernikahan yang harus dipilih.
***
Setelah set perhiasan elegan berhasil dipilih, kini tiba saat yang paling dinantikan: memilih cincin pernikahan. Pak Radit, pemilik toko yang berpengalaman, menyiapkan sebuah kotak berlapis beludru hitam. Di dalamnya, terdapat dua pasang cincin dengan desain yang memukau.
"Cincin yang pertama," ujar Pak Radit sambil membuka kotak pertama, "adalah desain klasik abadi. Dibuat dengan emas putih dan berlian kecil yang mengelilingi bagian tengahnya. Simbol cinta yang abadi dan sederhana."
Aisha memperhatikan cincin itu dengan seksama. Desainnya memang sederhana, namun memancarkan kemewahan yang tak berlebihan.
"Yang kedua," lanjut Pak Radit sambil membuka kotak kedua, "adalah desain eksklusif kami, hanya satu pasang yang dibuat. Limited edition, dengan ukiran tangan di bagian dalam cincin, bertuliskan nama kedua calon mempelai. Berlian utama di tengahnya adalah berlian langka dengan kualitas terbaik."
Mata Aisha membulat ketika melihat cincin tersebut. Ukiran nama “Aisha & Arya” terlihat begitu indah, dengan sentuhan personal yang membuat cincin itu terasa sangat spesial.
"Hanya satu pasang?" tanya Aisha dengan nada tidak percaya.
Pak Radit mengangguk dengan bangga. "Benar sekali, Nona. Kami merancang cincin ini khusus untuk acara-acara istimewa seperti ini. Setelah ini, desainnya tidak akan diproduksi lagi. Jadi, cincin ini akan menjadi satu-satunya di dunia."
Arya tersenyum puas, lalu menatap Aisha. "Menurutku, yang ini sempurna untuk kita. Apa kamu setuju?"
Aisha menatap cincin itu, lalu Arya, dan kembali ke cincin. Perasaan bahagia dan tak percaya bercampur menjadi satu. "Tapi... apakah ini tidak terlalu mahal?" tanyanya ragu.
Arya tertawa kecil, lalu menggenggam tangan Aisha. "Aisha, tidak ada yang terlalu mahal jika itu untukmu. Aku ingin kamu memiliki Sesuatu yang benar-benar spesial, seperti kamu untukku."
Wajah Aisha langsung merona. Ia tidak tahu harus menjawab apa selain mengangguk pelan.
Pak Radit tersenyum melihat keputusan mereka. Ia mengambil cincin itu dan menyerahkannya pada Arya. "Tuan Arya, Anda bisa mencoba memasangkan cincin ini pada Nona Aisha untuk memastikan ukurannya pas."
Arya menerima cincin itu dengan hati-hati. Ia memandang Aisha sejenak sebelum berkata dengan lembut, "Boleh aku mencoba memasangkannya?"
Aisha yang masih merasa canggung hanya mengangguk. Tangannya sedikit gemetar ketika Arya mengambil jemarinya.
"Pas sekali," gumam Arya sambil tersenyum puas setelah cincin itu terpasang di jari manis Aisha.
Aisha memandangi cincin itu dengan kagum. Berlian di tengahnya memantulkan cahaya indah, seolah berkilau lebih terang saat berada di jarinya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Arya.
"Seperti mimpi," jawab Aisha lirih, nyaris berbisik. "Aku merasa sangat beruntung."
Arya kembali tersenyum dan membisikkan sesuatu di telinganya. "Aku yang lebih beruntung, karena akan menghabiskan sisa hidupku denganmu."
Ucapan itu membuat wajah Aisha kembali memerah. Bahkan Amanda, yang menyaksikan interaksi mereka, tidak bisa menahan senyumnya.
***
Amanda yang duduk di seberang mereka merasa terharu melihat momen ini. Ia mengambil ponselnya, diam-diam memotret saat Arya memasangkan cincin pada Aisha. Setelah itu, ia mengirim foto tersebut ke suaminya dengan pesan singkat: "Lihatlah mereka. Ini mengingatkan masa muda kita dulu, bukan?"
Arya melirik ke arah ibunya dan tertawa kecil. "Mama, apa yang Mama lakukan?"
Amanda tersenyum sambil menyimpan ponselnya. "Mama hanya ingin mengabadikan momen indah ini. Kalian berdua sangat serasi."
Pak Radit yang melihat suasana hangat itu ikut tersenyum. "Saya harus mengatakan, kalian adalah salah satu pasangan paling harmonis yang pernah saya temui. Saya yakin cincin ini akan menjadi simbol cinta yang abadi untuk kalian berdua."
Setelah semua selesai, Pak Radit memastikan cincin tersebut akan dikemas dengan rapi dan siap diambil beberapa hari sebelum hari pernikahan.
Saat mereka keluar dari toko, Aisha merasa emosinya bercampur aduk. Ia sangat terharu dengan perhatian Arya dan Amanda, namun juga sedikit kewalahan dengan semua kemewahan ini.
Arya menyadari perubahan ekspresi Aisha. Ia menggenggam tangan Aisha dengan lembut dan berkata, "Aisha, aku tahu semua ini mungkin terasa berlebihan bagimu. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa kamu layak mendapatkan semua ini. Kamu istimewa, dan aku ingin memastikan setiap momen dalam hidupmu terasa istimewa."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.