Suami Buta Pilihan Keluargaku

Naira pun datang di temani kedua sahabat nya pulang ke rumah orang tua nya. Ia di kagetkan saat di halaman rumah ada mobil elang. Erika dan Nana saling melihat bingung kenapa ada Elang disini.

"Nai, kau nyakin akan masuk?." Tanya Erika.

Naira menarik nafas panjang dan membuang kegugupan, ia mengangguk akan tetap masuk ke dalam meski pun ada Elang.

Pak Cipto keluar dan melihat putri nya kembali, Naira pun lansung memeluk Pak Cipto, begitu pun pak Cipto menyambut nya dengan hangat.

"Kamu datang nak."

"Iya Pa."

"Kebetulan sekali kamu datang, Mama sedang memasak makan malam." Kata Pak Cipto.

Mendengar hal itu, Naira pun terkejut karena seperti nya bukan ayah nya yang meminta nya datang untuk makan malam, tapi memang ulah Vika sendiri.

"Apa yang ingin ia tunjukkan pada ku." Ucap Naira pelan.

"Apa nak?." Tanya Cipto yang samar-samar mendengar Naira bicara, namun tidak jelas.

Naira melepaskan pelukan nya. "Tidak apa-apa pa." jawab nya.

"Ayo kalau begitu masuk, Nana, Erika. kalian juga ikut ya makan malam." Kata Pak Cipto.

Nana dan Erika mengangguk dengan sopan. Saat masuk Tampak di depan meja makan sudah penuh dengan makanan. Ibu Tiri Naira pun menyambut nya dengan senyuman, membuat Naira semakin heran, karena tumben sekali, biasa nya, ia hanya akan di sapa dengan lirikan sinis.

"Naira, ayo duduk nak, kita makan bersama." Kata Bu Amira. Naira tak menjawab nya, hanya mengangguk kecil sekali dan duduk dekat dengan ayah nya.

Orang yang membuat Naira masih mau menginjakkan kaki di rumah ini hanya lah ayah nya, Cinta pertama yang selama nya akan ia cintai dan jaga.

Saat baru saja duduk, Vika keluar dengan Elang sambil bergandengan tangan. Pak Cipto menatap putri nya, melihat reaksi putri nya, mungkin akan sedih ketika melihat elang bersama Vika.

Sementara Vika tersenyum penuh kemenangan dan bangga mengandeng tangan Elang di depan Naira untuk membuat nya panas.

Naira yang melihat tanpa sengaja lekas mengalihkan pandangan nya dan mengajak ayah nya bicara. Ia tidak cemburu, justru ia merasa Jijik pada Elang yang mudah saja berganti pasangan dengan siapa saja. malah ia merasa kasihan pada Vika akan menjadi korban selanjutnya Bagas.

"Papa sehat kan Pa?, Main-main ke rumah ku Pa. aku selalu rindu sama Papa."Ucap Naira.

"Sehat Nak, ia, nanti papa pasti akan main ke rumah mu." Jawab Pak Cipto.

Pak Cipto merasa lega ketika melihat reaksi Putri nya, yang tidak sedih ketika melihat Elang dan Vika.

"Kak Naira sudah datang." sapa Vika saat duduk. Nai melebarkan senyum nya.

"Oh iya kak, Aku minta izin ya, Aku dan Kak Elang akan segera bertunangan, Kak Elang bilang akan serius dengan ku dan segera melamar ku." Kata Vika.

Elang yang masih mencintai Naira pun hanya diam saja membatu, setelah ini ia nyakin Naira akan semakin tak ingin melihat nya lagi.

"Iya Naira, kamu harus restui Adik mu juga, biar semua berjalan dengan lancar." Kata Bu Amira.

"Cih, kemarin dia dukung aku meninggalkan Elang karena Elang tidak serius, sekarang dia ingin menikahkan elang dengan Vika, sungguh hebat." Gumam Naira.

"Untuk apa membahas soal ini di meja makan." Ucap Pak Cipto kesal. karena takut Naira akan sedih.

"Tidak apa-apa Pa, Tentu saja aku akan merestui kalian, Semua langgeng dan bahagia Vika, Elang." Kata Naira menatap tajam Elang. Vika agak kesal karena Naira seperti biasa saja.

Tiba-tiba ponsel Naira berbunyi, Ia pun segera melihat dan melihat Bagas menghubungi nya.

"Iya Mas."

"Kau dimana?."

"Aku di rumah Papa." jawab Naira sembari melihat orang-orang tampak sedang memandangi nya.

"Kenapa tidak memberitahu ku?."

Mendengar kalimat itu, Naira tersenyum senang. "Mas Bagas mau aku kasi tahu ya?." Tanya Naira. namun Bagas tak menyahuti nya.

"Kau sudah makan?." Tanya Bagas.

"Ini lagi makan sama Papa." jawab Naira.

"Bagus, aku tutup dulu." Ucap Bagas dan lekas mematikan sambungan telefon nya.

Naira ingin menahan nya untuk tidak mematikan, tapi ia juga tak bisa lama-lama karena sedang makan.

"Nai, Bagas menghubungi mu?, hanya menanyakan soal makan?."Tanya Erika.

"Iya."

"Astaga Om, Suami Naira ternyata romantis banget ya Om." Kata Erika yang sengaja memuji Bagas di depan Vika dan elang.

"Iya, Papa senang mendengar nya sayang." Kata Pak Cipto yang senang karena hubungan Bagas dan Naira ada kemajuan.

Naira pun tersenyum mengangguk. Sementara Vika dan Bu Amira tak begitu perduli, meski ada ketidak sukaan karena Bagas peduli pada Naira, tapi kebutaan Bagas tetap membuat Kedua nya mengatakan Naira gadis malang.

sementara Elang tampak diam, ia tak senang karena Bagas dan Naira begitu dekat.

"Tak mungkin secepat itu kau sudah jatuh cinta pada nya Naira." Batin Elang.