Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita bertopeng
“Quen, malam ini ada tamu VIP lagi,” ucap Madam El kepada Quen yang sedang tengkurap di atas tempat tidur.
“Iya, Madam,” jawab Quen dengan malas karena dia baru bangun tidur.
“Jangan lupa berikan tarian terbaikmu,” ucap Madam sambil menyesap rokoknya yang terselip di jari tangannya.
“Aku tahu, Madam,” jawab Quen seraya membalikkan badannya lalu mendudukkan diri di atas tempat tidur.
“Aku ingin mengambil cuti,” lanjut Quen seraya menatap Madam El yang tengah asyik menghembuskan asap rokok dari hidung dan mulut.
“Permintaan di tolak!” jawab Madam El dengan tegas.
Quen memutar kedua matanya dengan malas, karena Madam El selalu menolak keinginannya yang ingin cuti.
“Di sini banyak penari erotis lainnya, dan mereka bisa mengambil cuti dengan bebas, kenapa aku tidak?!” protes Quen pada akhirnya.
“Karena kau adalah penari spesial!” jawab Madam El seraya beranjak dari tepian tempat tidur yang di dudukinya. Mana mungkin dia membiarkan Quen bebas begitu saja, jika satu kali menari saja Gadis itu menghasilkan jutaan dolar yang akan membuatnya semakin kaya raya.
Bibir Madam El menyeringai sambil menyesap lagi rokoknya, lalu segera keluar dari kamar Quen yang sangat mewah dengan segala fasilitasnya.
Quen memejamkan kedua matanya dengan erat. Meski dia hanya tampil satu kali dalam semalam, tapi lama kelamaan dia merasa jenuh juga. Butuh udara segar di luar sana. Dia sudah lelah bersembunyi dari kejaran anak buah orang tuanya.
*
*
Tepat jam 7 malam.
Clarie sudah mengatur atur pertemuan Mike dan Tuan Santigo di Club malam. Karena Tuan Santigo hanya ingin bertemu dengan Mike di Club yang sama seperti sebelumnya.
“Anda sudah siap, Tuan?” tanya Clarie kepada Mike yang sudah terlihat sangat tampan mempesona.
“Seperti biasa, kau pulang saja!” ucap Mike tanpa menjawab pertanyaan Clarie.
“Baik, Tuan,” jawab Clarie patuh dan tidak bertanya apa pun lagi karena tidak ingin bosnya itu murka.
Mike segera berangkat ke Club malam tanpa di temani siapa pun. Hanya dirinya saja yang berangkat ke sana menggunakan mobil mewahnya. Tidak membutuhkan waktu lama, dia sudah sampai di Club malam tersebut. Ia menunjukkan kartu membernya kepada bodyguard yang berjaga di depan pintu Club malam tersebut. Setelah selesai pemeriksaan, Mike baru di perbolehkan masuk ke dalam Club itu.
Langkah kaki Mike yang tegap menuju ruang VIP yang sudah di reservasi sebelumnya oleh Tuan Santigo. Suara alunan musik yang jedag-jedug mengiringi langkah kaki Mike. Pria tersebut mengedarkan pandangannya, menatap suasana Club malam itu yang terlihat remang, tapi ada lampu disco yang menjadi tambahan penerangan. Suara sorak sorai muda-mudi yang menghabiskan malam di Club tersebut membuat suasana menjadi semakin riuh.
Sampai di ruang VIP, Mike di sambut oleh Tuan Santigo. Mereka berdua berjabat tangan dengan mantap.
“Maaf, kemarin mood-ku sedang buruk,” ucap Mike setelah mendudukkan diri sofa yang tersedia di sana. Dia hanya beralasan seperti itu agar tidak terkesan menjilat ludahnya sendiri yang sudah di keluarkan. Ah, ini semua karena Carlos! Batin Mike kesal.
“Tidak apa-apa Tuan. Saya mengerti,” jawab Tuan Santigo sambil terkekeh pelan, hingga memperlihatkan salah satu gigi emasnya yang di pasang di bagian depan atas. Kemudian Tuan Santigo memberikan berkas kerja sama kepada Mike.
Mike menerimanya lalu membacanya dengan teliti, dan tidak ada yang terlewat sama sekali. Mike menganggukkan kepalanya beberapa kali, kesepakatan kerja sama sudah di terima oleh Mike. Tuan Santigo tersenyum lebar dan sangat senang karena pada akhirnya perusahaannya bisa bekerja sama dengan perusahaan Mike yang sangat besar dan berjaya itu.
“Sebagai ucapan rasa terima kasihku. Aku akan memberikan hadiah untuk Anda,” ucap Tuan Santigo tersenyum lebar.
“Aku rasa tidak perlu Tuan,” jawab Mike.
“No ... No. ... Anda tidak bisa menolaknya, Tuan. Karena saya sudah mengeluarkan banyak biaya untuk hadiah ini. Enjoy your time, sebentar lagi hadiah Anda akan datang, dan saya permisi,” ucap Tuan Santigo seraya berjabat tangan dengan Mike, kemudian segera keluar dari ruangan tersebut.
Mike melepaskan kancing jasnya lalu menegakkan badannya, seraya menghela nafas kasar ketika dia berada di dalam ruangan itu sendirian.
Tidak berselang lama pintu ruangan tersebut terbuka dari luar, Mike menoleh, menatap seorang wanita berjalan menghampirinya dengan gaya yang anggun dan sensual. Suasana remang membuat sensasi di dalam ruangan tersebut menjadi sangat menegangkan. Mike hanya menatap datar wanita itu tanpa minat sama sekali.
“Selamat malam, Tuan.” Suara wanita tersebut sangat merdu dan lembut di indra pendengaran Mike. Tidak pernah dia mendengar suara wanita semenarik ini. Mike sepertinya mulai tertarik dengan wanita itu yang ternyata adalah seorang wanita bertopeng.
Rasa penasaran Mike semakin besar.
Like ya like, biar nggak cantengan jempolnya!
skrg rumah kecil d malang ukuran 80 aja harga nya udh 1.5 M .. apalagi rmah mewah .. sekelas jeff itu bkn 2M tp 200M
kalau d pik rumah rata2 20M ke atas lah 😅