NovelToon NovelToon
Permainan Tak Terlihat

Permainan Tak Terlihat

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Pemain Terhebat / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Permainan Kematian
Popularitas:994
Nilai: 5
Nama Author: Faila Shofa

Permainan Tak Terlihat adalah kisah penuh misteri, ketegangan, dan pengkhianatan, yang mengajak pembaca untuk mempertanyakan siapa yang benar-benar mengendalikan nasib kita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faila Shofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menghadapi kegagalan

Diana dan teman-temannya mengumpulkan keberanian untuk menghadapi kenyataan yang lebih suram dari yang mereka bayangkan. Seseorang yang dekat dengan mereka telah ditemukan tewas, dan Arman membawa kabar buruk yang membuat semua orang semakin waspada. Mereka tahu bahwa siapa pun yang berada di balik semua ini memiliki kekuatan yang lebih besar dari yang mereka duga, dan kebenaran hanya bisa ditemukan jika mereka bisa memecahkan teka-teki yang tersembunyi.

"Siapa yang bisa mengungkap ini semua, Arman?" tanya Diana dengan suara yang berat, mencoba mengatur pikirannya yang kalut. "Apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak bisa bergerak tanpa petunjuk yang jelas."

Arman menatap Diana dengan wajah yang pucat. "Aku pikir aku tahu siapa yang ada di belakang semuanya. Tapi ada satu hal yang harus kalian tahu: Mereka tidak akan membiarkan kita tahu begitu saja. Semua ini terlindungi oleh kode-kode yang tak bisa kita pecahkan, kecuali kita menemukan kunci yang tepat."

"Kode?" tanya Rina dengan ragu. "Apa maksudmu dengan kode? Apakah ini tentang sesuatu yang tersembunyi? Atau mungkin sandi?"

"Ya," jawab Arman, mengangguk perlahan. "Mereka menggunakan sandi yang sangat kompleks untuk melindungi informasi yang mereka anggap penting. Kalian tidak akan menemukan jawaban hanya dengan menanyakan pertanyaan biasa. Kita harus menemukan kunci untuk membuka kode ini. Hanya dengan itu kita bisa mengungkap siapa yang mengendalikan semuanya."

Diana merasa sedikit putus asa. "Bagaimana kita bisa menemukan kode ini? Kita tidak tahu harus mulai dari mana."

Shara yang selama ini diam, akhirnya berbicara. "Ada satu tempat yang mungkin bisa memberi kita petunjuk. Tempat di mana mereka menyembunyikan segalanya—arsip yang tidak bisa diakses begitu saja. Kita harus ke sana."

"Tempat apa itu?" tanya Max, penasaran.

Shara menarik napas dalam-dalam. "Perpustakaan tua di sekolah. Di sana ada koleksi buku yang sudah lama tidak dipakai, tetapi beberapa di antaranya berisi kode-kode yang mungkin bisa membantu kita. Mereka menyembunyikan banyak hal di sana."

Diana merasakan ketegangan yang semakin besar. "Bagaimana kita bisa masuk ke sana? Bukankah tempat itu terkunci rapat?"

Shara mengangguk. "Memang, itu tidak mudah. Tapi ada satu cara untuk masuk—kita harus mencari tahu sandi yang tersembunyi di dalam buku-buku itu."

"Apakah kamu yakin?" tanya Arman, tampak tidak sepenuhnya yakin dengan rencana ini.

Shara menatapnya dengan serius. "Tidak ada pilihan lain. Jika kita tidak memecahkan kode itu, kita tidak akan tahu siapa yang mengendalikan semuanya. Kita harus melakukannya."

Malam itu, mereka berkumpul di dekat perpustakaan tua yang terlupakan. Dinding-dindingnya tampak suram, dan suasananya sangat sepi, seolah-olah tempat itu sudah lama tidak terjamah. Di luar, angin menderu, menambah kesan misterius yang mengelilingi mereka.

Max mencoba membuka pintu yang terkunci. "Bagaimana caranya kita membuka pintu ini?" tanya Max, ragu-ragu.

Shara mengeluarkan sebuah kunci dari dalam sakunya. "Aku pernah menemukan kunci ini di perpustakaan sebelumnya. Tapi kita harus berhati-hati, karena jika kita terburu-buru, kita bisa terjebak dalam jebakan."

Dengan hati-hati, mereka membuka pintu dan masuk ke dalam ruang perpustakaan yang gelap. Lampu-lampu redup menerangi barisan rak-rak buku tua yang berdebu. Mereka berjalan perlahan, mencari petunjuk pertama yang mungkin bisa membawa mereka pada kunci untuk mengungkap semuanya.

Diana merasa seperti sedang berada di dalam labirin, dikelilingi oleh buku-buku yang penuh dengan teka-teki dan sandi yang tersembunyi. "Di mana kita mulai?" tanyanya dengan suara yang penuh kebingungan.

Shara menunjuk salah satu rak yang terletak di pojok ruangan. "Kita mulai dari sini. Aku pernah melihat buku-buku yang aneh di rak ini—buku yang tampaknya tidak masuk akal untuk ada di sini."

Mereka menghampiri rak tersebut dan mulai memeriksa buku-buku yang ada di sana. Beberapa di antaranya tampak sangat tua, dengan sampul yang sudah memudar. Rina menarik salah satu buku yang tampaknya lebih tebal dari yang lainnya, dan membuka halaman pertama. Di sana ada kode yang tercetak dalam bentuk tulisan tangan.

"Apa ini?" tanya Rina, menunjuk tulisan yang tampaknya berupa angka dan huruf acak. "Ini mungkin kode."

Diana mendekat dan memeriksa kode tersebut lebih teliti. "Ada sesuatu yang aneh di sini. Kode ini tidak seperti sandi biasa. Mungkin ini kombinasi dari angka dan huruf yang harus kita pecahkan."

Max menatapnya bingung. "Apakah kita bisa memecahkannya? Bagaimana caranya?"

Shara mengangguk, seolah sudah menyiapkan jawaban. "Kita harus mencari pola di dalam kode ini. Biasanya, kode seperti ini menggunakan sistem substitusi—setiap angka dan huruf mewakili sesuatu. Mungkin ada kunci yang tersembunyi di sini."

Dengan hati-hati, Diana mulai menyalin kode tersebut ke dalam sebuah kertas. Dia merasa pikirannya mulai terfokus pada teka-teki ini, mencoba menemukan pola yang bisa membuka rahasia di balik kode tersebut.

Setelah beberapa menit mencoba, akhirnya Diana menemukan sesuatu yang mengejutkan. "Tunggu! Aku rasa aku sudah menemukannya. Ada pola yang berulang—seperti koordinat atau petunjuk yang mengarah ke tempat tertentu."

Shara melihat lebih dekat dan mengangguk. "Itu dia. Jika kita mengikuti pola ini, kita bisa menemukan petunjuk yang lebih besar. Tapi kita harus berhati-hati, ini bisa berbahaya."

Diana merasa hatinya berdebar, namun dia tahu mereka tidak punya waktu untuk ragu. Mereka harus mengikuti petunjuk ini dan mengungkap rahasia yang tersembunyi. Dengan penuh tekad, mereka melangkah lebih jauh ke dalam perpustakaan, siap menghadapi teka-teki selanjutnya yang akan membawa mereka lebih dekat pada kebenaran yang mengerikan.

Diana dan teman-temannya telah berada di perpustakaan tua selama berjam-jam, mencoba memecahkan kode yang mereka temukan di buku-buku kuno. Namun, semakin mereka mencoba, semakin sulit untuk menghubungkan potongan-potongan teka-teki yang ada. Kode itu tampak seperti kombinasi acak, tanpa pola yang jelas.

Ketegangan di udara semakin terasa. Diana merasa seperti mereka sedang berputar-putar di tempat yang sama tanpa kemajuan. Hatinya mulai ragu, dan dia mulai bertanya-tanya apakah mereka akan pernah menemukan jawaban yang mereka cari.

Namun, saat mereka hampir menyerah, pintu perpustakaan tiba-tiba terbuka. Suara langkah kaki terdengar di lorong, dan Diana menoleh, terkejut melihat sosok yang sudah lama tidak dia lihat—Nanda.

"Nanda?" suara Diana bergetar, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu... Kamu kembali?"

Nanda tersenyum tipis, namun di matanya ada sesuatu yang berbeda, seolah-olah dia membawa beban yang sangat berat. "Aku kembali karena aku tahu kalian membutuhkan bantuan," jawab Nanda dengan suara yang tenang, namun ada ketegangan yang jelas terasa. "Aku tidak bisa diam saja setelah apa yang terjadi."

Rina yang sejak tadi diam, terkejut melihat Nanda. "Kamu... Nanda? Bukankah kamu sudah lama pergi dari sekolah? Apa yang terjadi? Kenapa sekarang baru datang?"

Nanda menghela napas, matanya menatap jauh ke dalam, seolah-olah dia mencoba mengumpulkan kata-kata yang tepat. "Aku pergi karena aku tahu ada sesuatu yang sangat besar yang sedang terjadi. Sesuatu yang melibatkan kita semua. Sesuatu yang sangat berbahaya."

Arman yang berdiri di belakang, melihat Nanda dengan tatapan tajam. "Kamu tahu sesuatu tentang ini, Nanda? Kenapa tidak memberitahukan kami sebelumnya?"

Nanda menatap Arman dengan serius. "Aku tidak bisa memberitahumu lebih dulu, Arman. Karena kalau aku melakukannya, kalian semua bisa saja terjerat dalam bahaya yang lebih besar lagi."

Diana merasa campuran antara lega dan bingung. "Tapi kami sudah terjebak dalam bahaya ini, Nanda. Apa yang kamu tahu? Kami sudah terlalu jauh untuk mundur."

Nanda mengangguk perlahan. "Aku tahu itu. Tapi ada sesuatu yang harus kalian pahami—semua yang terjadi di sekitar kalian, semua petunjuk yang kalian temukan, itu bukan kebetulan. Ini bagian dari sebuah rencana besar."

Diana merasakan kegelisahan di dadanya semakin tumbuh. "Apa maksudmu? Rencana besar seperti apa?"

Nanda berjalan lebih dekat, matanya berbinar dengan keseriusan. "Kalian sudah mulai menemukan kode-kode itu, kan? Kode-kode yang tersembunyi di dalam buku-buku tua itu. Tapi ada satu hal yang kalian belum tahu—kode-kode itu bukan hanya sekadar sandi biasa. Itu adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang mengendalikan banyak hal di luar sekolah ini."

Shara, yang sebelumnya diam, akhirnya berbicara. "Tapi kenapa kamu baru memberitahu kami sekarang, Nanda? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Nanda menundukkan kepalanya sejenak. "Aku dulu terlibat dengan mereka. Kelompok yang mengendalikan segalanya. Aku diberi pilihan—mereka mengancamku, dan aku tidak punya banyak pilihan selain meninggalkan semuanya."

Diana merasa seluruh dunia seakan runtuh di hadapannya. "Kamu terlibat dengan mereka? Kenapa kamu tidak memberitahukan kami lebih dulu?"

Nanda mengangkat wajahnya, tatapannya keras. "Karena aku tidak ingin melibatkan kalian dalam semua ini. Aku tidak ingin kalian terjerat dalam permainan yang sangat berbahaya ini. Tetapi sekarang, aku sadar—kalian tidak bisa keluar dari sini tanpa bantuan."

Diana memandang Nanda dengan penuh keraguan, tetapi juga rasa ingin tahu yang mendalam. "Lalu, apa yang harus kami lakukan sekarang?"

Nanda berjalan menuju rak buku yang mereka periksa sebelumnya. "Ada lebih banyak hal yang harus kalian ketahui. Kode-kode itu—mereka bukan hanya untuk mengamankan informasi. Mereka adalah cara untuk memanipulasi orang-orang yang terlibat, mengendalikan mereka dari jarak jauh. Dan kalian, Diana, kalian adalah bagian dari teka-teki ini."

Diana menelan ludah, merasa jantungnya berdegup kencang. "Apa maksudmu? Bagaimana bisa kita terlibat dalam ini?"

Nanda mengambil sebuah buku dari rak dan membuka halaman pertama, menunjukkannya pada Diana. "Lihat ini," katanya, menyoroti sebuah kode yang tertulis dengan tinta merah di halaman pertama. "Ini adalah sandi yang hanya bisa dipecahkan oleh mereka yang memiliki akses khusus. Dan kalian—kalian telah diberikan akses itu sejak awal."

Diana menatap kode itu dengan penuh kebingungan. "Kami diberikan akses sejak awal? Bagaimana bisa? Kami hanya siswa biasa."

Nanda menghela napas. "Karena kalian adalah bagian dari eksperimen. Semua yang terjadi pada kalian selama ini, semua petunjuk yang kalian temukan, itu semua sudah direncanakan. Setiap langkah kalian, setiap pilihan yang kalian buat, itu sudah dihitung dengan cermat oleh mereka."

Rina merasa tubuhnya lemas. "Jadi, kami bukan hanya terjebak dalam teka-teki ini. Kami sebenarnya bagian dari permainan mereka?"

Nanda mengangguk. "Ya. Dan kalian harus cepat. Jika tidak, kalian akan menjadi bagian dari jaringan mereka selamanya."

Diana merasa seperti dunia yang selama ini dia kenal telah hancur. Mereka terjebak dalam sebuah permainan besar yang melibatkan lebih banyak orang dari yang mereka duga. Dan jika mereka tidak menemukan jalan keluar, mereka akan tetap menjadi pion dalam rencana yang tidak mereka pahami.

"Tapi bagaimana kita bisa menghentikan semua ini?" tanya Diana, suara penuh kecemasan.

Nanda menatapnya dengan tajam. "Ada satu cara—temukan pusat kendali mereka. Itu adalah tempat di mana semua kode ini berasal. Di sana, kalian bisa menghancurkan sistem mereka dan mengakhiri semuanya."

Diana mengangguk, meskipun hati kecilnya merasakan ketakutan yang mendalam. Mereka harus melakukan ini, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk semua orang yang mungkin terjebak dalam permainan ini.

Namun, mereka tahu perjalanan ini tidak akan mudah. Banyak bahaya yang mengintai, dan teka-teki yang lebih rumit menunggu untuk dipecahkan. Tapi satu hal yang pasti—mereka tidak akan menyerah begitu saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!