Sebagai anak perempuan pertama di keluarga Ricardo, Alana selalu dituntut untuk segera menikah karena kedua adiknya yang belum menikah sama-sama sudah memiliki calon pendamping.
Begitu pun dengan Sky, sebagai putra satu-satunya di keluarga Dwight ia dituntut untuk segera menikah dan memiliki seorang penerus.
Bagaimana jadinya jika kedua insan yang sama-sama pernah terluka karena cinta itu membuat kesepakatan untuk menikah selama 99 hari. Akankah cinta datang diantara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sesuai kesepakatan.
Jangan lupa Follow.
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Dengan malas Sky mengendarai mobilnya menuju restaurant tempat dimana dirinya akan bertemu dengan wanita yang dipilih oleh Mom Sandra.
"Alana..." Sky membaca kembali pesan yang dikirim Mom Sandra setelah mobilnya sampai di tempat yang dituju. "Kenapa namanya sama dengan dia." Ia menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. Begitu banyak nama wanita di dunia ini, kenapa nama wanita yang ingin dijodohkan olehnya sama persis dengan nama wanita angkuh yang meninggalkan dirinya dengan sebuah cek kosong. "Seperti tidak ada nama lain saja."
Ia pun berjalan masuk ke dalam restoran yang langsung di antara oleh pelayan ke meja yang sudah dipesannya. Sky duduk di tempat tersebut sembari menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah jam tujuh lebih sepuluh namun wanita itu belum juga datang. Menit demi menit Sky menunggu kedatangan wanita bernama Alana, namun sudah hampir setengah jam wanita itu tidak juga datang.
"Menyebalkan!" Sky berdiri dari tempat duduknya hendak pergi. Namun dari arah belakang tubuhnya ditabrak oleh seseorang.
"Maaf." Alana mengusap keningnya yang menabrak punggung pria dihadapannya yang berdiri dengan tiba-tiba. "Aku tidak —" mulutnya menganga lebar saat pria itu membalik badannya.
"Kau..." pekik Sky dan Alana bersamaan.
Sungguh mereka tak menyangka akan bertemu kembali. Oh ayolah, selama tiga tahun mereka tak berjumpa. Namun semenjak permasalahan Alena dan Abian kini mereka sering bertemu tanpa disengaja.
"Oh ya ampun, kau lagi." Alana menghela napasnya.
Sementara Sky hanya diam sembari menatap tampilan Alana yang terlihat sedikit berantakan.
"Minggir! Aku sedang buru-buru." Alana mendorong kasar Sky sembari menatap pelayan yang berdiri di depannya. "Dimana mejanya?"
"Di sini Nona." Jawab pelayan sembari menunjuk meja yang ada di samping kanan.
Alana menatap meja tersebut, dimana Sky tengah berdiri. "Tunggu! Jangan katakan pria itu Sky Dwight?" gumamnya pada diri sendiri sembari menatap Sky yang juga tengah menatapnya.
"Jadi kau?" ucap Sky dan Alana bersamaan untuk kedua kalinya dengan wajah yang terkejut.
Dan disinilah ke-duanya berada, duduk di meja yang telah dipesan atas nama Sky. Keduanya saling menatap tanpa ada yang bersuara, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Alana yang tak menyangka kalau pria dengan nama Sky yang dikenalnya disebuah platform kencan online global ternyata Sky Dwight. Semula ia ragu pria yang akan jadi partner nya itu tampan atau tidak, tapi sekarang ia ragu apakah tetap akan meneruskan rencananya atau tidak mengingat Sky pernah menyukai Alena. Tapi karena sudah terdesak dan tidak punya pilihan lain, Alana pun memantapkan diri untuk lanjut agar dapat terbebas dari rongrongan keluarganya yang menginginkan dia untuk segera menikah.
Sedangkan Sky pun tak menyangka wanita yang berprofesi sebagai dokter yang dijodohkan oleh Mom Soraya ternyata Alana Ricardo. Sungguh ia menyesal datang ke pertemuan mereka jika tahu akan jadi begini. Karena sebentar lagi wanita angkuh itu pasti akan berpikiran dia laki-laki tidak laku sampai mau mengikuti perjodohan mereka.
"Langsung saja pada intinya." Alana mengambil berkas yang sudah dipersiapkannya lalu menyerahkannya pada Sky.
"Apa ini?" Sky mengambil berkas tersebut lalu membaca isi di dalamnya.
"Itu surat perjanjian yang sudah kita sepakati bersama, jadi bisa langsung kau tandatangani." Alana menaruh pena di atas meja. "Kau tahu, tadinya aku berniat membatalkan saat tahu pria yang selama ini ku hubungi adalah kau. Tapi setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga, justru lebih bagus karena kita sudah saling mengenal."