NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lembah Kabut Abadi

Raka dan Fluffernox memulai perjalanan panjang mereka menuju Kerajaan Eldar. Peta dimensi sihir kuno yang diberikan Galendra menjadi panduan mereka, menunjukkan rute yang harus mereka tempuh. Rute itu tidak mudah—melintasi hutan berkabut, melewati sungai beraliran deras, dan, yang paling sulit, melewati wilayah penjaga dimensi yang ketat.

“Baiklah, Fluffernox,” kata Raka sambil membuka peta dan mempelajarinya lebih saksama. “Kita harus melewati ‘Lembah Kabut Abadi’ sebelum sampai ke Gerbang Eldar. Menurut peta ini, kabut di lembah itu tidak hanya mengaburkan pandangan, tetapi juga dipenuhi jebakan sihir.”

Fluffernox mengangguk dengan sikap santai namun waspada. “Ya, Lembah Kabut Abadi. Kau harus berhati-hati di sana, Nak. Jebakan sihir di sana tidak hanya bisa membuatmu tersesat, tapi juga bisa menciptakan ilusi yang akan menggoyahkan tekadmu. Galendra pasti menyebutkan tentang kekuatan mental yang kau butuhkan, bukan?”

Raka menarik napas dalam-dalam, mengingat segala ujian yang sudah dia lewati. “Aku sudah melewati Hutan Terkutuk dan berhasil. Aku tidak akan menyerah sekarang.”

Fluffernox hanya tersenyum kecil, puas melihat tekad Raka yang tetap kuat. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tak lama kemudian mereka sampai di tepian Lembah Kabut Abadi. Kabut tebal menyelimuti seluruh lembah, tampak bergerak pelan seperti lautan kabut yang hidup. Pepohonan di sana berdiri tinggi dan menyeramkan, ranting-rantingnya menjulur seperti lengan panjang yang mencoba menangkap siapa saja yang masuk.

“Kita harus tetap berdekatan. Kalau terpisah, kita bisa kehilangan jejak satu sama lain,” kata Raka, menoleh ke Fluffernox.

Fluffernox mengangguk, lalu menepuk perutnya dengan bangga. “Tenang saja, aku tidak akan tersesat. Kau hanya perlu fokus pada langkahmu dan jangan terlalu teralihkan oleh bayangan atau suara apa pun.”

Mereka mulai melangkah masuk ke dalam kabut tebal. Suara gemerisik daun terdengar samar di sekitar mereka, seolah-olah ada sesuatu yang bersembunyi di balik kabut. Setiap langkah terasa semakin berat, dan dinginnya kabut membuat tubuh Raka menggigil. Namun, dia terus berjalan, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh suasana menyeramkan di sekitarnya.

Tak lama kemudian, suara bisikan mulai terdengar di telinganya. Suara itu terdengar pelan, tetapi cukup jelas untuk membuatnya merinding.

“Raka… berbaliklah… kembali… ini bukan tempat untukmu…”

Raka mencoba mengabaikan bisikan itu, tetapi suaranya semakin kuat, bergema di seluruh lembah. Seolah-olah suara itu bukan hanya berasal dari satu arah, tetapi dari segala penjuru, memenuhi telinganya dengan kata-kata yang semakin menakutkan.

“Ini hanya ilusi… ini hanya ilusi…” gumam Raka, menguatkan dirinya sendiri.

Namun, tiba-tiba, sebuah bayangan besar muncul di depannya. Bayangan itu tampak seperti sosok makhluk raksasa yang berdiri dengan postur menakutkan, menatap Raka dengan mata merah menyala. Raka langsung terdiam, tidak tahu harus berbuat apa.

Fluffernox menyentuh kaki Raka dengan cakar kecilnya, mencoba menarik perhatiannya. “Ingat, ini hanya ilusi. Jangan biarkan rasa takut menguasaimu, Nak. Kau hanya perlu melangkah maju.”

Raka menelan ludah, lalu menguatkan tekadnya. “Ya, aku tidak boleh terpengaruh.”

Dengan perlahan, dia melangkah melewati bayangan besar itu, mencoba menatap lurus ke depan tanpa melihat ke kiri atau kanan. Setiap kali rasa takut mulai merayap di hatinya, dia mengingat wajah Aluna dan janjinya untuk menyelamatkannya.

Setelah melewati beberapa jebakan sihir di sepanjang lembah, mereka akhirnya sampai di ujung kabut tebal. Raka menarik napas lega, merasakan beban di dadanya perlahan menghilang. Di depannya, berdiri sebuah gerbang besar yang terbuat dari batu hitam, dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang memancarkan cahaya samar berwarna emas.

“Gerbang Eldar…” bisik Raka, merasa kagum dan cemas sekaligus.

Fluffernox menatap gerbang itu dengan mata menyipit. “Gerbang ini bukan sekadar pintu biasa, Nak. Ini adalah pintu masuk ke Kerajaan Eldar, dan dijaga oleh sihir yang sangat kuat. Untuk membukanya, kau harus memenuhi syarat khusus yang hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki niat tulus.”

Raka mengangguk, menyadari betapa pentingnya menjaga hatinya tetap teguh. Dia melangkah maju, menempatkan tangannya di permukaan dingin gerbang batu itu. Begitu dia menyentuhnya, sebuah suara bergema dari dalam gerbang.

“Hanya mereka yang datang dengan niat murni yang diizinkan masuk ke Kerajaan Eldar. Apa tujuanmu, wahai pengembara?”

Raka menarik napas dalam-dalam, kemudian menjawab dengan suara lantang, “Aku datang untuk menyelamatkan Putri Aluna. Dia ditawan di kerajaan ini, dan aku tidak akan mundur sebelum bisa menyelamatkannya.”

Suara itu terdiam sejenak, seolah sedang mempertimbangkan jawaban Raka. Kemudian, gemuruh perlahan terdengar dari dalam gerbang, dan ukiran-ukiran di batu itu mulai bersinar lebih terang. Perlahan, gerbang besar itu terbuka, memberikan jalan bagi Raka dan Fluffernox untuk melangkah masuk.

“Kau berhasil, Nak. Gerbang ini menerima niatmu,” kata Fluffernox dengan nada bangga.

Raka mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. “Ayo, Fluffernox. Kita harus segera menemukan Aluna sebelum Radit melakukan sesuatu padanya.”

Mereka melangkah masuk ke dalam gerbang, dan di baliknya terbentang pemandangan yang menakjubkan. Istana Kerajaan Eldar berdiri megah di kejauhan, dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi dan menara-menara yang menjulang ke langit. Jalanan di sekitar istana dipenuhi dengan berbagai penjaga yang berpakaian seragam mewah, bersenjata lengkap, dan berpatroli dengan waspada.

Raka menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa meskipun mereka berhasil melewati gerbang, tugas mereka baru saja dimulai. Istana itu dijaga ketat, dan Radit pasti sudah memperkirakan bahwa Raka akan mencoba datang menyelamatkan Aluna.

“Kita harus berhati-hati. Radit mungkin sudah tahu aku akan datang,” bisik Raka, sambil mengamati para penjaga dari jauh.

Fluffernox mengangguk, lalu tersenyum tipis. “Tenang saja, Nak. Kita akan mencari jalan masuk tanpa terdeteksi. Lagipula, kau punya teman yang licik sepertiku.”

Raka tersenyum, meskipun rasa tegang tetap ada di hatinya. Dengan Fluffernox di sampingnya dan tekad kuat dalam hatinya, dia melangkah maju, memulai langkah-langkah pertama untuk menyusup ke dalam istana Kerajaan Eldar demi menyelamatkan Aluna.

1
Delita bae
hadir semangat😁💪💪💪🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!