Ling mei, seorang Mutan yang berkekuatan tipe kayu dan tipe air. Namum Ling mei di perbudak oleh organisasi Hitam untuk melakukan kejahatan, dan memperluas Organisasi tersebut. Suatu hari Ling mei di beri tugas untuk menculik anak kecil untuk di jadikan mutan yang lebih kuat dari dirinya, tetapi Ling mei menentang tugas itu, Karna Ling mei tidak tega melihat anak kecil itu di teliti atau di siksa dengan obat-obatan yang menyakitkan. Ling mei disiksa karena menentang keras perkataan ketua organisasi, tidak di beri makan beberapa hari, di siksa dengan ramuan yang menyakitkan. Mungkin? Kalian berpikir kenapa Ling mei tidak melarikan diri! Karna Ling mei sudah terbiasa merasakan hal seperti ini . Ling mei sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, Ling mei hanya pasrah dan menunggu kematian.
Ling mei berpikir, Jika dia di beri kesempatan hidup lagi, Ling mei hanya ingin hidup dengan damai..
Apakah keinginan Ling mei Terkabul...???
Nyatanya tidak ada hidup yang damai di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HWM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19. Hidup dengan santai
Selain bibi Chen orang yang aneh, ada juga orang baik di gerobak sapi.
" bibi Chen, apa yang dikatakan menantu Yang benar? Jadi jangan membuat masalah. "Ling Mei, jangan pedulikan bibi Chen. Orang seperti itu sangatlah bermuka tebal. Di kritik banyak orang di gerobak sapi, bibi Chen terlihat malu dan melihat Ling Mei dengan wajah bersalah. Ling Mei mengabaikannya.
Gerobak sapi berjalan lebih dari dua jam sebelum sampai di desa. Setelah membayar, Ling Mei pergi dengan santai.
Saat ini sudah siang hari, Ling Mei berjalan dengan cepat untuk memasak masakan anak-anak. Dia melihat sekeliling, lalu mengeluarkan makanan dari dalam ruangannya. Ling Mei mengeluarkan tepung, bumbu dan manisan.
" ibu tiri, apakah kita punya makanan enak hari ini? Chia bertanya dengan tersenyum. sedangkan Chao hanya meliriknya lalu buang muka.
Chia mendekat dan melihat manisan di tangan Ling Mei. Dia tidak tahan untuk berteriak dengan senang.
Anak-anak pada umumnya suka makanan yang manis-manis. Namum penduduk desa tidak mampu membelinya.
" Ini makan dan berikan sebagian kepada kakak Chao, dan jangan makan terlalu banyak! Ling Mei hanya mengambil satu pon dari ruangannya, itu sudah cukup untuk mereka berdua. Dengan senyuman manis Chia berkata:" Terima ibu tiri, aku menyukaimu!" Sedangkan Chao menerima dengan diam. Tapi, jika di perhatikan ada riak di matanya.
Ling mei tidak memperdulikan kelakuan Chao, dia hanya tersenyum kepada Chia dan menjawab " sama-sama, makanlah dengan patuh"! Sambil mengusap kepalanya dengan lembut.
"Ini sudah siang, aku akan menyiapkan makanan."
Ling Mei berjalan ke dapur dan menata makanan di lemari.
Yang Feng biasanya menyiapkan hidangan untuk makan siang adalah sayuran liar atau sayuran dari halaman belakang.
Di zaman ini, kondisi di daerah pedesaan sangat buruk, semua orang hanya memakan sayuran liar atau sayuran yang di tanam. Di rebus, buat kuahnya banyak dan tambah sedikit garam itu dianggap enak dan mengenyangkan.
Untungnya Ling Mei datang ke zaman ini dengan ruangan penyimpanannya. Dia tidak pilih-pilih tentang hal apapun. Hanya saja, jika dia terus makan makanan seperti itu, akan membuatnya frustasi.
Ling Mei merebus daging babi yang sisa dan memisahkan lemak babi untuk di jadikan minyak. Cara memasak pada zaman ini sangat sederhana, tidak perlu skill yang luar biasa. Apalagi di pedesaan tidak memiliki cukup bumbu. Namum, Ling Mei berenca untuk membuat lebih enak. Dia memetik sayuran untuk di jadikan pancake, lalu memotong daging babi, bawang putih, jahe dan bawang Bombay. Bahan ini sangat di perlukan saat merebus daging babi agar tidak mau amis.
Penduduk desa tidak terlalu peduli, mereka menganggap enak jika bisa di makan dan diminum. Jadi wajar saja makanan yang dimasak tidak ada rasa sama sekali.
Setelah selesai memasak, Ling Mei mengajak anak-anak untuk makan. Sekarang Chao mau memakan masakannya, tapi dia tetap tidak banyak bicara.
Ling Mei tidak peduli, dia hanya fokus untuk makan. Sedangkan si bungsu sibuk memuji masakan Ling Mei.
Dia kemudian pergi ke halaman belakang untuk menanam biji yang dia beli dari pasar. Lalu menyiram dengan kekuatan air nya agar tumbuh dengan subur. Dia tidak terlalu peduli dengan apapun, Ling Mei hanya ingin hidup dengan santai tanpa melakukan hal-hal yang berat.
biarpun AQ jarang komen tapi tetap baca .... nanti tak kasih kopi.....😁😁😁
tetap semangat Thor d tunggu up selanjutnya 🥳🥳🥳🥳🥳🎂🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰🍰🎇🎇🎇🎇
*Barakallahu fii umrik*
_(Umur yg panjang)_
*Barakallahu fii afiat*
_(Selalu diberi kesehatan)_
*Barakallahu fii rizki*
_(Rizky yg berlimpah)_
*Barakallahu fiddunya wal akhirah*
_(Selamat di Dunnia & Akhirat)_
Aamiin yaa Robbal alamiin
semangat,,,