Clara Aurletta Sydney. Seorang gadis yatim piatu yang selalu mengusahkan apapun untuk diri nya, ia gadis yang tangguh, hidup di tengah-tengah kota sendirian, tidak ada keluarga satu pun yang menganggap diri nya setelah kematian kedua orangtua nya, namun tidak membuat diri nya menyerah.
Tujuan hidup Clara hanya uang. Namun setelah ia berurusan dengan Lorenzo Carlos Mateo, hidup nya berubah drastis.
"Gadis barbar, sangat menyebalkan," Ujar laki-laki tampan, memiliki wajah yang hampir sempurna ketampanan nya.
"Aduh om, lain kali hati-hati, aku sedang buru-buru, masa cuman masalah gini aku dipecat," Kata Clara.
"Kau akan mengganti kan waktu saya yang terbuang sia-sia dengan hidup mu." Laki-laki itu pergi meninggalkan Clara yang masih mengoceh.
"Sudah tua, masih saja suka marah-marah, nanti tambah tua," Gerutu Clara.
"Tapi tampan juga sih, eh kalo tampan aja tidak berguna, harus banyak duit juga," Gumam Clara, ia selalu berpikir realistis untuk kelanjutan masa depan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Dalang Pembunuhan
"Lalu, bagaiamana cerita nya kalian bisa menikah?" tanya Bibi Ariana.
"Matteo memaksa ku menikah bi, tadi nya tidak mau," jawab Clara tersenyum memperlihat kan gigi nya.
"Dasar anak nakal, kau selalu saja pemaksa," ujar Bibi Ariana.
"Kamu bahagia tidak menikah dengan keponakan tante," tanya Bibi Ariana.
"Bahagia bi, aku sangat bahagia,"jawab Clara.
" Kau tidak terpaksa kan mengatakan hal itu,"ujar Bibi Ariana.
"Tidak bi, aku bahagia makanya aku sedang hamil," ucap Clara.
"Apa!! Kau sedang hamil," teriak Bibi Ariana tidak percaya.
"Bibi, biasakan nada bicara nya jangan keras-keras, sakit telinga ku," ucap Lorenzo menutup telinga nya.
"Kau ini selalu saja seprti itu dengan bibi mu," ucap Bibi Ariana memukul tangan Lorenzo.
"Sudah berapa bulan kehamilan mu?" tanya Bibi Ariana mendekati Clara.
"Baru satu bulan bi, tapi aku pernah keguguran," ucap Clara.
"Bagaimana cerita nya?" tanya Bibi Ariana.
"Cerita nya panjang bi, tapi syukurlah aku sudah hamil lagi," ujar Clara.
"Bibi senang mendengar nya, sebentar lagi bibi akan memiliki cucu," ucap Bibi Ariana.
"Terima kasih bi, lain kali bibi berkunjung ke mansion, aku tidak memiliki teman disana," ujar Clara memperlihatkan raut wajah sedih nya.
"Nanti bibi akan sering berkunjung kesana," jawab bibi Ariana.
"Aku tunggu bi," ucap Clara.
Namun saat sedang mereka mengobrol, dari pintu luar terdengar ada seorang wanita yang memangil nya.
"Mommy.." Panggil nya.
"Mommy disini," jawab Bibi Ariana.
Kemudian perempuan itu mendekati Bibi Ariana, lalu memeluk Lorenzo.
"Kakak, sejak kapan kakak disini, kenapa tidak memberitahu aku," ucap wanita itu, Aurora.
"Kejutan untuk mu," jawab Lorenzo memeluk Aurora.
"Kakak jahat, sudah lama tidak kesini, kakak sudah tidak sayang lagi dengan ku?" ucap Aurora merajuk.
"Kan ada kakak laki-laki mu," ucap Lorenzo.
"Beda kak, dia sangat menyebalkan," ucap Aurora.
"Kak, dia siapa?" tanya Aurora yang menatap Clara.
"Kenalan dong kalo mau kenal," titah Lorenzo.
"Hai, aku Clara Aurletta Sydney, aku istri Lorenzo," ucap Clara mengenalkan diri.
"Istri.." Ucap Aurora.
"Iya, dia istri kakak," jawab Lorenzo.
"Kapan kakak menikah, kenapa kakak tidak memberitahu aku?" tanya Aurora.
"Tidak ada yang tahu tentang pernikahan ini, baru pertama kali kakak mengajak nya kesini," ucap Lorenzo memberi pengertian.
"Tapi kakak tidak akan melupakan aku kan setelah memiliki istri," ujar wanita yang bertubuh mungil itu.
"Tidak akan, aku tidak akan melarang suami ku menjauhi dirimu, kamu akan selalu menjadi keponakan tersayang suamiku," jawab Clara.
"Benar, kakak tidak akan melupakan kamu," ujar Lorenzo.
"Aku Aurora ka," ucap nya mengenalkan diri.
"Senang bertemu dengan mu, Aurora." Jawab Clara.
Aurora tersenyum menatap Clara."Semoga kakak akan menyayangi ku,"ucap nya.
Aurora memang sangat dekat dengan Lorenzo, karena itu Aurora merasa takut kalo Lorenzi tidak akan peduli lagi dengan nya.
"Bi, Alano dimana?" tanya Lorenzo yang melupakan satu keponakan nya lagi.
"Dia sedang kuliah," jawab Bibi Ariana.
"Kapan dia akan pulang?" tanya Lorenzo.
"Sebentar lagi dia akan pulang," jawab Bibi Ariana.
"Siapa yang menanyakan diriku," ujar nya.
"Kau.." tunjuk Lorenzo.
"Bagaiamana kabar nya kak?" tanya Alano, anak laki-laki Bibi Ariana dengan paman Adamo.
"Baik, kau bagaimana?" tanya Lorenzo.
"Seprti yang kakak lihat, masih jomblo dan kesepian," jawab Alano.
"Kau, kuliah yang benar," ujar Bibi Ariana memukul kepala anak nya.
"Mommy ih,," ucap Alano.
"Sudah sudah, ayok kita makan," ajak paman Adamo yang dari tadi menggelengkan kepala melihat istri dan anak-anak nya.
Kemudian semua nya menuju kearah meja makan, guna untuk makan bersama.
"Sudah lama kita tidak makan bersama, bibi bahagia melihat dirimu sehat dan sekarang sudah mempunyai istri, dan akan mempunyai anak," ucap Bibi Ariana.
"Maksud nya ka Clara sedang hamil?" tanya Aurora.
"Iya, kakak mu sedang hamil," jawab Bibi Ariana.
"Oh tuhan, aku akan mempunyai baby gemas," ujar Aurora.
"Sehat-sehat ya kak, selamat sampai melahirkan," ucap Aurora.
"Terima kasih, lain kali kamu main ke mansion, kakak kesepian," ucap Clara.
"Aku akan senang kalo di izinkan setiap hari main ke mansion," ucap Aurora.
"Sekarang kamu bebas main ke mansion, kakak mengizinkan," ucap Lorenzo.
"Terima kasih kak, aku akan sering menginap," ucap Aurora tersenyum bahagia.
Lalu acara makan pun selesai, kini mereka bersantai di ruangan keluarga.
Berbeda dengan Lorenzo dan paman Adamo yang sedang berada di ruangan kerja paman Adamo.
"Bagaimana kamu sudah menemukan siapa yang menaruh racun ke makanan ibu mu?" tanya paman Adamo.
"Sampai detik ini, aku belum menemukan bukti bukti itu paman, rasa nya sangat sulit sekali, sudah sepuluh tahun, namun masih belum ada hasil nya," ucap Lorenzo.
"Aneh, seperti ada yang sengaja menutupi kasus ini, tapi kalo pun iya, pasti orang itu bukan orang sembarangan," ucap paman Adamo.
"Aku juga berfikir begitu paman, tapi siapa yang dengan sengaja menutupi nya," ucap Lorenzo.
"Ayah mu, selidiki dia lebih lanjut, karena setelah kehilangan ibu mu, kamu tidak pernah lagi dekat dengan ayah mu," ujar paman Adamo menebak.
"Aku sudah tidak mau berurusan dengan laki-laki itu paman, rasa nya sudah muak sekali," ucap Lorenzo yang masih membenci ayah nya.
"Ini untuk membongkar siapa sebenarnya yang menginginkan ibu mu pergi, kalo memang ayah mu yang menaruh racun di tempat makanan ibu mu pada saat itu, paman tidak tahu lagi harus berbuat apa," ucap paman Adamo.
"Aku akan membunuh nya, karena selama mommy hidup, dia sudah menyakiti nya, dia sering berselingkuh dengan jalang diluaran sana, dan sering melakukan kekerasan kepada mommy," ucap Lorenzo yang masih terngiang-ngiang dengan perlakuan ayah nya pada saat itu.
"Tapi untuk sekarang, kau jangan terlalu fokus dengan mencari orang itu, takut nya orang itu sangat berbahaya, dan akan melukai istrimu," ucap paman Adamo.
"Aku sudah menyuruh Alex untuk melakukan pencarian itu, tapi sampai detik ini, Alex belum menemukan nya," jawab Lorenzo.
"Namun ada yang perlu paman tanyakan padamu," ucap paman Adamo.
"Ada apa paman?" tanya Lorenzo.
"Istrimu sudah tahu tentang dirimu?" tanya paman Adamo yang merasa khawatir.
"Sudah paman, istriku sudah mengetahui nya," jawab Lorenzo.
Lalu Lorenzo menceritakan bagaimana istri nya bisa tahu, dan bisa menerima Lorenzo, meskipun butuh perjuangan yang tidak sebentar.
Paman Adamo menghela nafas saat mendengar penjelasan dari Lorenzo, karena paman Adamo sudah menduga.
"Jadi sekarang istri mu tau kalo dia akan selalu dalam bahaya?" tanya paman Adamo.
"Dia mengerti paman, makanya dia tidak banya membantah, dia selalu menurut." jawab Lorenzo.
***