Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C26 : MEMBANTU
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Malam harinya. Sesuai janji Jay pada Zehra, dia akan menjemputnya untuk keluar bersama. Saat Jay tiba di rumah Zehra, rupanya Zehra sudah siap dan baru saja keluar.
"Kita mau kemana?"
"Makan di luar, "
"Tumben ngajak makan berdua, "
"Bukan berdua nona. Tapi bertiga, " sahut Altan.
"Enak aja. Berempat lah sama aku, " sambung Zafer. Zehra tentu terkejut saat melihat Jay membawa Altan dan juga Zafer.
"Kau tidak bilang kalau ada mereka juga, " bisik Zehra sambil duduk di dalam mobil.
"Aku tidak bilang kalau kita akan makan berdua. Lagi pula jika kita pergi berdua, akan ada orang yang salah paham nanti, "
"Ehe. Kau benar, " mereka kemudian bergegas pergi ke sebuah restauran. Setibanya di restauran, rupanya Jay sudah memesankan makanan untuk mereka lebih dulu. Jadi pada saat mereka datang, pelayan langsung menghidangkan makanan tersebut. Jay adalah tipe orang yang tidak suka menunggu.
"Oh ya. Ada agenda apa kamu hari ini ngajak aku keluar makan malam bersama?"
"Aku dengar kamu kuliah di universitas itu. Kebetulan mulai besok aku sudah menjadi bagian dari mahasiswa di sana. Jadi aku mau kau membantu ku di sana, "
"Bentar Jay, sebelum itu aku mau tanya sesuatu. Kedatangan mu di kota ini untuk apa. Dan apa tujuan mu di kampus ku. Aku dari kemarin terus memikirkan itu, "
"Memikirkan masalah ini atau memikirkan kak Jay?" Sahut Altan.
"Altan. Kebetulan makanan ini belum ku bayar. Kalau hari ini kau banyak omong, kau yang bayar semuanya, " ancam Jay. Altan hanya diam dan melanjutkan makan nya. Jay lalu menjelaskan tujuannya datang ke kota ini dan masuk ke kampus nya. Setelah mengetahui maksud dan tujuan Jay, Zehra bersedia membantunya dalam misi menuntaskan generasi muda agar berhenti mengkonsumi obat-obatan terlarang.
"Hoam. Kalian sudah selesai ngobrol nya? Aku sudah mengantuk sekali, " ujar Zafer.
"Iya kak. Aku juga mengantuk, "
"Tunggulah di mobil. Aku akan seger kembali, " perintah Jay. Zafer dan Altan mengangguk dan mereka bersama pergi ke mobil. Sementara Jay dan Zehra melanjutkan makan yang tadi terhenti karena perbincangan mereka.
"Em Jay. Aku mau menanyakan sesuatu tentang ayah mu, boleh?"
"Boleh. Apa yang ingin kau ketahui dari ayah ku?"
"Gimana rasanya punya ayah?"
"Pertanyaan macam apa ini Zehra. Kau pasti juga tau gimana rasanya punya ayah, "
"Tidak semua anak bisa merasakan punya ayah Jay. Ayah ku meninggal pada saat aku masih dalam kandungan. Kata ibuku, dia meninggal karena serangan jantung. Dan gelang ini merupakan gelang pemberian ayah ku yang di tinggalkan untukku, "
"Aku turut berduka cita atas kepergian ayah mu, "
"Iya makasih Jay. Jujur aku iri pada mu. Andai waktu itu aku sudah dewasa. Mungkin aku akan memperjuangkan biaya pengobatan untuk ayah ku. Seperti kau yang berjuang untuk membebaskan ayah mu, " Jay hanya tersenyum.
"Ih kamu ya. Aku cerita panjang kali lebar jawaban mu hanya senyuman, "
"Zehra. Sebelum bercerita dengan ku satu hal yang harus kamu tau. Aku tidak pandai menjadi pendengar yang baik. Aku berniat mengajak mu keluar hanya untuk membahas tujuan ku. Jadi di luar dari pembahasan, maaf aku mati topik, "
"Ya sudah. Kalau begitu sampai makanan ini habis kita akan terus menerus saling diam, begitu?"
"Iya, " Zehra kesal setelah tau Jay bukan lawan bicara yang baik. Dia menghabiskan makanannya tanpa mengatakan apa-apa. Setelah makanan habis Jay pergi ke meja kasir untuk melakukan pembayaran. Pembayaran selesai, dan Jay mengajak Zehra untuk pulang. Saat di parkiran, Jay terkejut melihat Zafer dan Altan sudah tertidur dengan pulas di dalam mobil. Jay kemudian membukakan pintu mobil untuk Zehra. Setelah itu dia juga bergegas masuk ke dalam mobil untuk mengantarkan Zehra pulang. Di sepanjang perjalanan, Zehra dan Jay benar-benar seperti orang asing. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.
"Makasih Jay untuk makan malam nya, "
"Iya. Besok mau bareng?"
"Ah tidak usah. Aku bisa pergi sendiri, "
"Ya sudah. Sampai bertemu besok di kampus, "
"Iya. Selamat malam, "
"Malam juga untuk mu, " Zehra lalu masuk kedalam rumah, sementara Jay bergegas pulang ke markasnya. Singkat cerita, Jay sudah sampai di markas. Dia sekilas melirik ke arah Zafer dan Altan yang terlihat begitu pulas tertidur. Jay merasa kasian jika harus membangunkan mereka berdua.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Keesokan paginya, Zafer terbangun dari tidurnya. Dia mendapati Altan tidur di sebelahnya sambil memeluk dirinya. Hal itu membuat Zafer terkejut, karena dia belum pernah tidur berdua dengan sesama jenis apalagi sampai di peluk. Dorong Zafer yang begitu kuat membangunkan Altan.
"Agh bisakah untuk tidak mengganggu ku?"
"Kau yang menggangguku, " sahut Zafer. Mendengar suara Zafer, sontak membuat Altan tersadar dan membuka matanya.
"Kau sedang apa di kamar ku?"
"Heh kakak paman. Sejak kapan mobil berubah menjadi kamar?"
"Mobil?" Altan lalu melihat-lihat setiap sudut yang ternyata benar mereka di dalam mobil.
"Kenapa kita tidur di mobil, "
"Kan semalam kak Jay meminta kita untuk menunggu di mobil, " mereka baru sadar ternyata semalam walau sudah sampai, Jay tidak membangunkan mereka justru membiarkan mereka tidur di mobil. Altan dan Zafer kesal dan langsung keluar mobil untuk menghampiri Jay.
"Kak Jay dimana kau?" Ucap Altan. Kebetulan Jay baru saja turun untuk sarapan.
"Good morning Al. Good morning Zafer. Bagaimana tidurnya? Enak tidak?" Ejek Jay.
"Kak. Kau tau kan angin malam itu sangat tidak baik bagi kesehatan, "
"Ya Al. Aku tau itu, "
"Terus kenapa kakak Jay membiarkan kami di luar?" Sambung Zafer.
"Dengar. Sebenarnya aku sangat kasian melihat kalian. Dan aku merasa tidak enak jika harus membangunkan kalian. Jadi... "
"Jadi apa? Jadi kau biarkan kami kedinginan di dalam mobil?" Jay malah tertawa melihat ekspresi Altan dan Zafer.
"Kenapa ini pagi-pagi sudah pada ribut?"
"Kak Vey. Lihat kelakukan kak Jay. Dia meninggalkan aku dan Zafer di dalam mobil semalaman, "
"Jay.. "
"Kak. Mereka tertidur begitu pulas semalam. Jadi aku tidak enak menggangu tidur mereka, "
"Kenapa kau tidak menggendong mereka kalau kau tidak mau menggangu tidur mereka, "
"Aku menggendong mereka? Tidak. Mereka berat, kebanyakan makan, "
"Kenapa kau tidak meminta bantuan Umar, Naashir, atau Athaar, "
"Sudahlah kak Vey. Lagipula mereka menikmati tidur di mobil kok, " Altan dan Zafer masih kesal dan langsung masuk ke kamar untuk mandi. Jay malah tertawa puas melihat kedua anak itu marah padanya.
"Besok-besok jangan seperti itu Jay. Kasian mereka. Angin malam itu tidak baik untuk kesehatan, "
"Iya kakak, " jawab Jay. Veyna lalu menemani Jay untuk sarapan. Kali ini Jay sarapan lebih awal di karenakan harus berangkat ke kampus lebih awal juga.