Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENYESALAN
Raja Jin mendekati sumber suara, Danu langsung menutup kotak itu kembali, sehingga ia bisa kembali ke asalnya.
Danu langsung menyimpan benda pusaka itu kedalam lemari, sisa air mata masih tersisa di wajahnya, ia sedih melihat Ayahnya yang berakhir tragis.
Danu merebahkan badanya di kasur, ia teringat jika malam ini adalah malam jumat kliwon, dan ia lupa tidak menyiapkan ritual untuk menyambut Nyi Blorong.
"Astaga, aku lupa kalau malam ini malam jumat kliwon, aku harus mandi sebelum Nyi Blorong datang." Danu langsung bergegas mandi untuk menyambut kedatangan Nyi Blorong.
Mau tidak mau, suka tidak suka Danu harus menuruti perintah Nyi Blorong, daripada keluarganya yang menjadi tumbal, lebih baik ia yang jadi korbannya, itu lebih baik, toh dia juga menikmati, pikirnya.
Jam menunjukan pukul 23:30, Sebentar lagi Nyi Blorong pasti akan datang, Danu sudah memakai wewangian untuk menyambutnya, Danu menjadi sangat gugup meskipun ini bukan kali pertamanya.
"Kenapa kang mas mondar mandir terus, huh?" Mendengar seseorang wanita berbicara, Danu langsung menengok ke belakang.
"Kamu sudah datang, tidak apa-apa kok." Danu tersenyum menyambut Nyi Blorong, karena wajahnyanya yang Ayu, dan mulus seperti manusia pada umumnya.
Tidak terlihat sedikitpun seperti siluman ular, Nyi Blorong mendekati Danu dengan tingkah manjanya, yang membuat Danu gemas di buatnya.
Dengan tangan yang nakal dan menjamah seluruh tubuh Danu, sehingga membuat Danu mabuk kepayang, Danu mulai hanyut akan hubungan terlarang itu, karena manusia berhubungan dengan bangsa Jin.
Mereka menghabiskan malam yang panas, dengan penuh suka cita.
___
Pagi sudah menyambut Danu, sinar matahari berhasil masuk kedalam celah-celah ventilasi jendela, sehingga membuat mata Danu silau dan terbangun.
Danu melihat tubuh polosnya, yang hanya terbalut selimut, namun ia merasa tubuhnya menduduki sesuatu, ia langsung menyibak selimut tersebut, dan betapa terkejutnya, ia melihat banyak emas dan uang di kasurnya.
"Wahhh, ini lebih banyak dari kemaren, terimakasih Nyai!!!" Danu berteriak dan mengucapkan rasa terimakasih nya terhadap Nyi Blorong.
Mendengar suara teriakan itu, Ibu Danu mendekati kamar anaknya yang seperti sedang bahagia, di bukanya pintu kamar itu, melihat tumpukan uang dan emas, membuat ia bertanya-tanya darimana anaknya mendapat uang sebanyak itu.
"Kamu mendapat semua itu darimana?"
Mendengar suara Ibunya, Danu menengok ke arah belakang, karena tiba-tiba muncul, membuat Danu tidak sempat menyembunyikan semua itu.
"Ibu tanya, darimana kamu mendapat semua itu?"
"Emm.. ini.. ini Danu kerja Bu!"
"Kerja?" Melihat raut wajah anaknya yang gugup, membuat sangat Ibu tidak percaya, akan kata-kata anaknya, karena selama ini ia tahu betul aktifitas anaknya setiap hari.
"Jangan berbohong, apa kamu seperti ayahmu? yang melakukan segala cara untuk mendapatkan semua itu? Huh? Jawab ibu!!!" Danu hanya diam membisu, karena apa yang di ucapkan Ibunya memanglah benar.
Melihat anaknya hanya diam, akhirnya ia yakin jika anaknya memang melakukan perjanjian dengan Jin.
Sang Ibu tak kuasa menahan kekecewaan dan langsung ambruk ke lantai, betapa kejinya, anak yang ia didik dengan penuh kasih sayang, dan tidak jauh dari agama, tapi ternyata anaknya menjadi orang yang musrik.
"Astaghfirullah.. Astaghfirullah.. Hiks, Hiks, kejam sekali kamu Danu, kamu ingin orang tuamu dihukum dan di azab ketika di alam kubur?" Ibu memukul-mukul dadanya, berharap di hatinya berkurang rasa kekecewaan dan rasa sakit di hatinya.
"Ibu, maafkan Danu Bu, maafkan Danu." Danu langsung bersimpuh di hadapan Ibunya, berharap ampunan sang Ibu, karena se bejat-bejatnya Danu, ia sangat menyayangi Ibunya.
"Kalau kamu ingin meminta maaf, kembalikan semua itu, dan putuskan perjanjian dengan bangsa Jin." Danu bingung harus bagaimana, karena perjanjian itu bisa terlepas jika ada yang dikorbankan.
"Baik Bu, Danu akan memutuskan perjanjian Itu."
"Jangan pernah kamu bohongi Ibumu, jika kamu tidak melakukannya, maka kamu bukanlah anakku lagi." Ucapan sang Ibu membuat Danu tidak bisa berkutik lagi, akhirnya ia putuskan untuk memutuskan perjanjian dengan Nyi Blorong, meskipun ia yang akhirnya akan menjadi korbannya.
Di malam hari, Danu menyiapkan segala sesajen, ayam cemani dan darah ayam, ia melakukan ritual untuk memanggil Nyi Blorong.
Setelah mantra ia ucapkan, akhirnya munculah Nyi Blorong, dengan kereta kencananya, dan di dampingi oleh para dayang-dayang. "Ada apa kang mas, memanggil saya?"
"Aku ingin kita mengakhiri perjanjian kita, aku tidak ingin melakukanya lagi." Mendengar ucapan Danu, membuat Nyi Blorong murka.
"Tidak, aku tidak mau, aku sudah sangat mencintaimu, kamu adalah kekasihku, coba kamu fikirkan lagi, semua yang kamu inginkan akan aku berikan!"
"Saya tidak mau, aku hanya ingin hidup normal seperti yang lain."
"Apa? Kehidupanmu sudah berubah semenjak kamu menginjakkan kakimu di alam gaib, dan kamu tahu betul apa yang akan terjadi, jika perjanjian itu di putuskan, maka harus ada yang di korbankan."
Danu semakin kencang mengepalkan tanganya, namun di sisi lain ia sangat ketakutan, "Biar saya saja yang menjadi sesembahan untuk kalian."
"Tidak semudah itu kang mas, aku juga akan membuat kamu menderita, dan Ibumu lah yang akan aku ambil, sebagai syarat perjanjian itu di batalkan."
"Tidak, aku mohon, Nyai, Jagan lakukan itu, jangan ambil Ibuku, aku mohon." Dani bersujud di hadapan Nyi Blorong berharap ia mau mengampuninya.
Namun Nyi Blorong menghilang dari hadapan Danu, meninggalkan Danu seorang diri yang sedang bersujud.
Padahal Nyi Blorong beralih ke kamar sang Ibu, melihat wanita tua itu sedang tertidur, Nyi Blorong langsung menancapkan tusuk konde nya di perut sang Ibu.
Sang Ibu terbangun dengan mata yang terbelalak, terkejut atas apa yang sedang ia alami, "Danu!!!!" Di sisa-sisa nafasnya sang Ibu memanggil anaknya.
Danu yang mendengar suara teriakan sang Ibu, langsung masuk kedalam kamar Ibunya, Danu terkejut ada seekor ular yang berada di kamar ibunya.
"Itu sebagai hukumanmu Danu." Suara itu menggema di kamar ibunya, dan ular itu hilang dengan suara itu.
"Ibu..Maafkan Danu Ibu, hiks.. Ibu, Danu salah."
Danu menangis histeris, melihat perut Ibunya, mengeluarkan banyak darah, "Nak, bertobat lah kepada sang Pencipta, jagan pernah kamu berbuat dzolim terhadap dirimu sendiri, jangan pernah meninggalkan sholat, dan berbuat kebaikkan." Di hembusan nafas terakhirnya, terucap sebuah pesan yang sangat menyayat hati.
"IBUUUU...!!!" Danu tak kuasa menahan suara tangisnya, karena semua itu adalah hasil dari perbuatanya.
***
Note
Janganlah sekali-kali kita melakukan perjanjian dengan Jin, karena perjanjian itu bisa terputus jika kita mati, atau harus ada yang di korbankan, ingat hukuman di dunia itu ringan, yang berat adalah azab kubur dan siksa api neraka.
Ya bani adama la yaftinannakumusy-syaithanu kama akhraja abawaikum minal-jannati yanzi‘u ‘an-huma libasahuma liyuriyahuma sau'atihima, innahu yarakum huwa wa qabiluhu min haitsu la taraunahum, inna ja‘alnasy-syayalathina auliya'a lilladzina la yu'minun."
"Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh setan sebagaimana ia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka berdua. Sesungguhnya ia (setan) dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak (bisa) melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu (sebagai) penolong bagi orang-orang yang tidak beriman."
"Tidak boleh meminta pertolongan pada jin dengan sesuatu apapun yang berbentuk bantuan. Maka hal itu hukumnya haram. Sungguh Allah telah menunjukkan celaan terhadap orang yang melakukan hal tersebut, dalam firman-Nya, yaitu: ‘Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat (QS Al-Jinn: 6).” (Syekh Wahbah Zuhaili, Fatawa Mu’ashirah, [Darul Fikr, tt], halaman 342).
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏