" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau tidak menginginkan ini
Tak tak tak terdengar langkah Kaki Zahra menuruni anak tangga menghampiri mereka yang berada di ruang keluarga.
" Zahra. kenapa lama sekali di atas nak" Tanya Ibu Zahra padanya.
" Maaf Buk" Jawab Zahra yang mencuri pandang pada bibir merah ustadz Sulaiman.Sial.. kenapa aku tidak bisa mengontrol mata ku seperti ingin terus melihat bibir Seksinya itu. dan apa itu, dia tidak melihat ke arah ku sama sekali.., dia hanya terus menundukkan pandangannya. batin Zahra yang kesal pada ustadz Sulaiman karena sama sekali tidak melihat ke arahnya.
Mereka pun kembali duduk. tidak ada acara perkenalan. karena mereka memang saling kenal. Danissa dan Zahra juga kenal. hanya Ustadz Sulaiman yang tidak mengenali Zahra.
" Bagaimana apa mereka sudah saling setuju" Tanya Kyai Artawan membuka pembicaraan
" Bagaimana Zahra. apa kau setuju nak kami jodoh kan dengan Ustadz Sulaiman"Tanya Adnan Pada Putrinya. Zahra mengangguk menjawab Abahnya. karena mana mungkin dia menolaknya. toh dia sudah menyetujui nya siang tadi.
" Terus, Bagaimana dengan mu Zaka" Tanya Abi Artawan pada putranya juga. Sulaiman juga mengangguk menjawab Abinya dengan masih sedikit menundukkan pandangannya seperti tadi.
" Alhamdulillah" Jawab Umi Abi, juga kedua Orang tua Zahra. hanya Radit yang tidak berada di sana. karena Radit Masih berada di kantor. dia memang selalu pulang lewat.
" Jadi kapan hari pernikahan mereka di tetapnya" Tanya Abi Artawan.
" Bagaimana jika dua bulan Lagi" Sahut Abah Adnan
" Ok setuju" .
Akhirnya mereka menetap kan hari pernikahan Ustadz Sulaiman Dan Zahra dua bulan Lagi dari sekarang.
Ustadz Sulaiman tidak sengaja mengangkat pandangannya dan bertemu pandang dengan Zahra yang dari tadi terus memperhatikan Bibir merahnya.
Zahra mengedip kan satu matanya pada Ustadz Sulaiman saat mereka bertemu pandang. Sulaiman langsung mengalihkan pandangannya dari Zahra Dan beristifar dalam hati. dia benar benar sangat kaget dengan tingkah gadis di hadapannya itu. karena yang dia tau gadis yang di jodohkan dengannya mengerti ajaran Agama. terus kenapa responnya sangat jauh beda. Fikir Ustadz Sulaiman dalam hati.
" Bagaimana jika kita makan malam dulu" Ajak Ibu Zahra yang memang sudah menyiapkan makan malam.
Mereka pun menyetujuinya dan makan malam bersama. Sebelumnya Zahra sudah izin pada ibunya untuk naik ke kamarnya. karena Zahra memang jarang sekali makan malam. Zahra hanya biasa makan cemilan untuk mengisi perutnya. dan itu sudah menjadi kebiasaannya.
Selesai makan malam kedua orang tua Sulaiman Dan Zahra masih berbincang bincang dengan di ruang keluarga.
Sulaiman Pamit untuk mengangkat panggilan melangkah keluar di samping rumah Zahra. saat selesai menerima panggilan. tiba tiba seseorang menarik lengan ustadz Sulaiman memojokkannya di dinding dan menutup mulutnya.
" Ssstttt " Kata Zahra menaruh telunjuknya di bibirnya menyuruh Ustadz Sulaiman untuk diam.
" Apa yang kau lakukan" Sulaiman menolak tangan Zahra Dari mulutnya menatap tidak suka pada gadis di hadapannya. ini pertama kali ada wanita yang lancang melakukan itu padanya selain adiknya Danissa.
" Kau sudah seperti gadis saja yang akan di nodai" Ledek Zahra. Zahra sedikit pun tidak menutupi sikap buruknya dari ustadz Sulaiman.
" Apa yang kau ingin kan. kau sungguh tidak sopan" Kata Sulaiman berusaha mengecilkan suaranya.
" Aku sangat tertarik pada bibir mu itu.... Aaaa bibir mu sungguh Seksi" Kata Zahra tersenyum manis Ingin menggapai Bibir Ustadz Sulaiman Tapi di tepis Olehnya.
Wanita ini sepertinya tidak beres. batin Ustadz Sulaiman ingin meninggalkan Zahra tapi Zahra menghalangi jalannya.
"Mau kemana... " Tanya Zahra.
"Aku mau pulang" Jawab Ustadz Sulaiman.
" Udah seperti perawan saja kau. kau tidak menginginkan ini" Kata Zahra menggantung dompet ustadz Sulaiman di tangannya sambil menaik turunkan Alisnya.