Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak akan kehilangan jejaknya lagi
Setelah Alga pergi seseorang berpakaian formal layaknya bodyguard keluar dari tirai.
Pak guru memberikan darah yang ia dapat dari luka Alga kepada bodyguard suruhan Zigga.
"Bos, saya sudah mendapatkan sempelnya, sekarang mana uang saya?" ucap pak Guru sangat antusias ingin segera mendapatkan bonus.
Setelah merima sempel darah itu bodyguard itu mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, pak guru-guru siap-siap untuk mendapatkan uangnya. Tetapi, ternyata bodyguard itu mengeluarkan sebuah genggaman tangan yang sudah mengeras. Bodyguard itu pun melayangkan hantaman yang cukup keras kepada pak guru sampai-sampai salah satu gigi pak guru pun langsung lepas.
Pukulan yang mendadak membuat pak guru pun tidak dapat mengelak dan berakhir dengan bibirnya yang pecah.
"AAAAAKH! A-APA YANG KALIAN LAKUKAN!" pak guru terlihat marah namun juga ketakutan. Ia meringis merasakan seketika wajahnya seperti membengkak begitu besar.
"Kami meminta anda untuk mendapatkan Sempel, bukan untuk melukai tuan muda kami sampai luka dan berdarah!" jelas bodyguard itu yang langsung kembali memberikan pukulan kepada pak guru.
Pak guru hanya meringkuk kesakitan, ia hanya bisa meminta ampun dan melindungi kepalanya.
"Huaaa... Ampun! Sakit! Akh! Ampuuuuuuuuun!" teriaknya memilukan.
Setelah sampai pak guru tak berdaya barulah para bodyguard itu pun langsung melemparkan segepok uang kepada pak guru.
Pak guru yang sedang kesakitan pun seketika langsung sembuh ketika melihat uang gepokkan yang ada di hadapannya.
"Itu adalah uang 500 juta sebagai ganti rugi, lain kali bekerjalah dengan benar jika tidak ingin uang di ganti dengan nyawa!" ancam bodyguard memperingati.
"Baik! Baik bos, saya minta maaf!" Pak guru dengan cepat bersujud dan meminta ampun.
Di depan sekolah Alle dengan cemas menunggu kedatangan Alga.
"Mommy?" sapa Alga merasa senang karena ibunya baik-baik saja setelah semalaman tidak pulang.
"Sayang, kaki kamu kenapa?" tanya Alle terlihat khawatir.
"Tidak apa-apa mommy, Alga tadi jatuh pas olah raga, cuma luka kecil aja," jawab Alga tersenyum.
"Lain kali hati-hati ya sayang, mommy sangat takut kamu kenapa-kenapa." Alle dengan hati-hati menuntun anaknya untuk masuk ke dalam mobil.
"Mommy, Alga adalah anak laki-laki, anak laki-laki terbiasa jika terluka, ini hal yang wajar bagi anak laki-laki," jawab Alga meyakinkan ibunya.
"Mommy, kita mau ke mana?" tanya Alga yang baru menyadari jika di dalam mobil mereka sudah ada beberapa koper besar.
"Kita akan pulang kampung, apa Alga mau?" tanya Alle tersenyum dan menghilangkan raut wajah kekhawatirannya di depan anaknya.
Alga terdiam sejenak, dia berfikir keras apa yang sebenarnya terjadi dengan ibunya. Kenapa mendadak ibunya mengajaknya untuk pulang kampung, padahal neneknya sudah meninggal sejak ia berusia 3 tahun. Sejak meninggalnya nenek di kampung ibunya tidak pernah mau jika diminta untuk berlibur ke rumah peninggalan neneknya.
Namun Alga tidak ingin bertanya apapun, karena Alga tahu jika sikap ibunya saat ini pasti disebabkan oleh ayahnya.
"Dia benar-benar kucing sangar yang tidak berguna, dia membuat ibuku takut di hari pertama kalian bertemu, payah-payah," gumam Alga meremehkan kemampuan ayahnya untuk merayu seorang wanita.
.........
Di sisi lain...
disebuah mansion ketua Dunes terlihat sedang uji coba dalam penyiksaan yang di lakukan ketua Dunes kepada pamannya Zigga yang tidak berguna, yaitu tuan Domani.
"AAAAAAAAAAAAHK! ZIGGA, TOLONG PAMAN! PAMAN SALAH, PAMAN MINTA MAAF, JANGAN! JANGAN LAKUKAN ITU LAG, SAKIIITI!" teriak Tuan Domani meringis ke sakitan ketika alat penjepit itu meregangkan selangkangannya.
"Hmm, Zigga, saya belum mengeluarkan tenaga saya dengan benar, tapi pamanmu ini sepertinya sudah sangat menderita?" ejek ketua Dunes.
"Apa kamu bilang! Kamu belum mengeluarkan semua tenagamu! Aku sudah hampir mati tapi kamu bilang kamu belum mengeluarkan semua tenagamu!" teriak Tuan Domani tidak terima.
"Paman, jangan bikin malu keluarga Allison, cepat bayar mereka dan semua bunganya. Putuskan semua yang berkaitan dengan keluarga Allison dari dunia bawah tanah. Aku selama ini sudah membersihkan nama kita, aku tidak akan mengampuni siapapun yang berani mengkhianati keputusan ku!" tegas Zigga.
Berdiri di jalan yang benar dan juga uang yang banyak membuat mental seseorang benar-benar merasa ada di langit.
"Zigga, paman bukannya tidak mampu membayarnya, paman hanya tidak ingin tertipu, paman tidak akan mengeluarkan uang besar hanya untuk penipu ini!" sahut tuan Domani menjelaskan.
"Apa kamu bilang, penipu? Hahahaha... lihatlah, dia mengatakan aku adalah penipu!?" ketua Dunes terlihat sangat terhina dengan ucapan tuan Domani.
"Kesepakatan kita adalah 20%, Domani! Tapi kamu mengelabui ku dan hanya memberikan 5% kepadaku, kamu sudah menipuku tetapi sekarang kamu berteriak jika akulah yang penipuannya!?" Ketua Dunes merasa sangat muak dan mulai kembali menjepit selangkangan tuan Domani sampai hampir terdengar suara retakan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAHK! YA YA YA! AKU AKAN BAYAR AKU AKAN BAYAAAAAAAAAAR!" teriak Tuan Domani langsung setuju memberikan sisa yang berjumlah 15%, yaitu hampir 1 triliun bersama dengan bunganya.
"HAHAHAHHAA!" ketua Dunes pun tertawa puas dan melepaskan Domani.
Zigga lagi-lagi hanya diam dan menyaksikan pamannya dianiaya oleh musuh mereka. Namun inilah konsekuensinya jika ingin memberontak. Paman Domani bukan lagi anak kecil sehingga Zigga harus terus menerus memanjakan kesalahannya.
Sekertaris Xenia membisikan sesuatu ke telinga Zigga.
"Tuan, Nona Allessia ingin kabur membawa putranya. Dan, Algasia cestaro memiliki kecocokan 100% dengan anda, dia adalah putra anda." bisik sekertaris Xenia membuat Zigga tiba-tiba tersenyum membuat Tuan Domani dan juga Ketua Dunes menatapnya dengan heran.
"Kalian dengar, saya sedang dalam situasi yang sangat bahagia. Maka saya akan mengampuni kalian berdua. Saya sebenarnya sudah berniat ingin memberi kalian berdua perhitungan karena sudah bermain-main denganku. Dunes dan juga paman Domani, jika kalian mengulangi kerusuhan ini lagi, maka saya sendiri yang akan menggali kuburan untuk kalian!" tegas Zigga membuat ke dua orang itu pun langsung terdiam.
Alasan Zigga ingin membinasakan Kelompok Dunes adalah karena mereka sudah bersedia berkelompok dengan pamannya untuk mengkhianati dirinya. Hanya satu kesalahan itu cukup untuk Zigga memiliki alasan menghancurkan musuh.
Namun, suasana hati Zigga saat ini sangat senang karena akhirnya dugaannya benar, jika RAJA RIMBA adalah putranya.
Sebelum pergi sekertaris Xenia menghadap ketua Dunes dan berkata. "Tuan Domani sudah membayarnya jadi saya bukan lagi sandera anda." jelasnya lalu mengikuti tuannya keluar dari rumah mafia.
Di perjalanan. "Tuan, saya akan berusaha secepat mungkin agar kita segera sampai ke bandara," ucap sekertaris Xenia bersiap-siap untuk menunjukan keahliannya dalam membawa sedan.
Namun Zigga terlihat sangat santai.
"Tidak perlu buru-buru sekertaris Xenia, biarkan mereka berlari, sejauh apapun mereka berlari, aku tidak akan pernah kehilangan jejak mereka lagi," ucap Zigga dengan santai karena kini segalanya sudah dalam genggamannya.
10 tahun yang lalu sebelum Zigga pergi ke eropa untuk belajar, ia mendapati sebuah kabar jika Alle mengalami kecelakaan dan mati di tempat. Tidak di duga, jika ternyata kabar itu hanyalah karangan sepupunya, yaitu Prilliya.
Gara-gara kebohongan Prilliya, dia tidak pernah mencari tahu lagi tentang Allessia . Di tambah Allessia tidak pernah mencairkan cek sebesar 1M yang pernah ia berikan, membuat Zigga semakin percaya jika Ale sudah tiada sejak 10 tahun yang lalu.
Andai Prilliya tidak membohonginya mungkin saja dia sudah bersama dengan Allessia dan juga putranya sejak lama.