"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkemah
Matahari kembali terbenam seusai beraktivitas menyinari bumi yang mana membantu para makhluk hidup melakukan tugas mereka sesuai rencana.
Kini senja menjadi pemandangan indah bagi Keymira dan Ben Derrick, mereka benar-benar mendapat ketenangan disitu, Key sama sekali tidak ingin beranjak dari sana, tak terasa cepat sekali waktu berlalu.
Fyuhhhh!
Apakah keromantisan ini akan berakhir juga? Key ingin mengulur waktu kalau dia bisa, dia tak ingin Ben kembali pada aktivitasnya yang menyibukkan dimana dia harus menunggu pria itu dengan sabar.
Key masih anteng duduk sambil melihat detik-detik matahari tenggelam, berbeda dengan Ben yang justru sudah berkemas membereskan barang bawaan mereka.
Key menoleh, hatinya semakin sedih kala semuanya sudah rapi dan tinggal menunggu mereka untuk kembali pulang.
"Ayo, Key!"
Wanita itu mendongak menatap wajah sang suami yang sudah berdiri sembari menjinjing keranjang rotan.
Key menatap lurus pada perahu yang sudah dia tumpangi tadi, berat rasanya harus mengucapkan salam perpisahan, sebab Keymira tidak tau pasti kapan dirinya akan berkunjung lagi kesini.
"Mas...."
"Hmm...Kenapa?"
"Aku gak mau pulang...." Lirihnya sedikit merengek.
Sungguh Key tidak berbohong, jika mereka menggelar tenda disini pun Key mau tidur disitu untuk malam ini, rela punggungnya remuk demi berlama-lama melihat danau indah tersebut.
"Siapa yang bilang kita mau pulang?"
"Hah??"
"Kamu kira kita mau pulang?" Ujar Ben Derrick.
"E-emang kita gak akan pulang?" Sahut Key terheran.
"Kita bakal berkemah disini" jawab Ben.
Beberapa detik Keymira bergeming mendengar penuturan Ben Derrick, otaknya masih belum bisa terkoneksi saat menerima jawaban sang suami yang membuatnya bingung sendiri.
"Tapi.... Kita gak bawa tenda"
"Kita tidak perlu repot-repot memasang tenda"
"T-terus kita tidur 'tel4njang', gitu??!!" Kali ini Key tercengang mendengar ucapan Ben yang belum masuk di akal. Keymira memang sangat ingin menginap disini tetapi tidak jika harus bersentuhan langsung di atas rumput, belum lagi nyamuk-nyamuk malam akan menggigitnya habis-habisan.
"Kamu mau?" Ben melempar pertanyaan tersebut kepada si empu.
"Ya gak mau lah!"
"Ya sudah kalau begitu kamu berdiri dan ikuti saya" titah Ben.
"Kita mau kemana lagi emang?"
"Nanti kamu tau"
"Nanti kamu tau"
Ujar mereka berbarengan, Key memperagakan gaya bicara Ben Derrick yang sudah bisa ia tebak.
"Nah, itu kamu tau"
Keymira lantas berdiri dan mengikuti suaminya yang berjalan entah kemana namun semakin dalam memasuki area padang rumput.
Tiba-tiba lampu-lampu menyala menerangi jalan yang tadinya hampir gelap, Key sampai tersentak mengetahui banyak lampu-lampu di atas pepohonan.
"Aneh banget, ini hutan atau apa sih sebenernya? Kok banyak banget hiasannya?"
Ben tak menjawab dia hanya mengelus rambut Keymira dan menuntun wanitanya menuju tempat tujuan.
Hampir lima belas menit mereka berjalan kaki Key masih belum melihat lokasi yang katanya akan menjadi tempat mereka berkemah.
"Lihat itu, Key!" Tunjuk Ben.
Keymira pun menggerakkan kepala pada objek yang Ben Derrick tunjuk, dan seketika Keymira kembali tercengang melihat sebuah rumah yang dihiasi api unggun serta lampu-lampu cantik yang senantiasa menerangi tempat tersebut.
"Mas!! I-itu... Itu beneran tempatnya???"
Ben mengangguk dan saat itu juga Keymira dibuat menjerit, dia bahkan melepas genggaman tangan Ben lalu berlari mendekati rumah tersebut.
Key berputar-putar dengan dress nya yang kian mengembang, semakin cantik apalagi api unggun tersebut membuat wajah Keymira makin bersinar di kegelapan.
”Mas aku suka banget!!”
”Kita bermalam disini, saya harap kamu nyaman dengan tempatnya” Ben duduk di kursi yang tersedia sambil memandang Key yang masih asik berjingkrak ria.
”Ngomong-ngomong disini cuma ada kita dua, mas?”
”Ada lagi rumah kemah yang lain, tapi jaraknya memang berjauhan, sengaja supaya mereka bisa bebas melakukan kegiatan apapun tanpa menganggu orang lain” jelas Ben.
”Serius? Ternyata ada juga orang yang dateng kesini”
”Banyak, terutama anak-anak muda yang kemping bersama teman-temannya”
”Tapi kok gak ada yang dateng ke danau dari tadi pagi?” Imbuh Key dilanda kebingungan.
“Mungkin orang-orang kurang berminat hanya untuk sekedar melihat danau ataupun naik perahu, banyak aktivitas lain yang bisa mereka lakukan di siang hari, terlebih belum banyak orang yang tau tempat ini”
Key manggut-manggut mendengar penjelasan Ben, tapi ada untungnya orang lain tak datang ke danau, jadi Key dan Ben bisa bermesraan berdua tanpa ada yang menganggu pemandangan.
“Mas, aku mau ke dalem ya! Mau liat suasana di rumah itu kayak gimana”
“Boleh, silahkan saja”
Keymira pun berjalan memasuki area rumah kayu disana, Key lagi-lagi takjub dengan isi di dalam rumah kemah yang akan mereka singgahi.
Ditambah jendela yang terbuka langsung menghadap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.
“Aaaaaaaaa….. Aku gak sabar pingin tidur disini!”
Jiwa yang meronta-ronta membuat Keymira menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk tersebut.
”Hangatnya….”
Ben tampak masuk sembari menyimpan keranjang milik mereka, lelaki itu melihat istrinya yang berbaring di kasur sambil bergulang-guling kesana-kemari.
“Ngantuk?”
Ben berjalan mendekati sang istri dan duduk di tepi ranjang.
“Enggak, kok. Cuma mau nyobain doang tiduran disini, masa mau langsung tidur, kan sayang banget, kita habisin malem minggunya sampe tengah malem baru deh boleh tidur!”
“Baguslah, nanti kita barbeque-an di luar terus makan di depan api unggun” ujar Ben.
”Kita kan gak bawa daging sama alat masaknya, mas”
“Nanti ada pekerja disini yang mengantar semua itu, saya sudah reservasi segala keperluan kita”
“Makasih mas Ben!”
Key mengulurkan kedua tangannya menyentuh pipi Ben Derrick, menyuruh pria itu untuk menunduk agar Key bisa menggapai bibir si pria.
Cup!
“Sekali lagi” sambung Key.
Cup!
“Dua kali lagi”
Cup!
Cup!
“Tiga ka—“
“Perlu saya buka baju sekarang juga?” Potong Ben menghentikan keinginan sang istri yang satu ini.
“Hehe… Maaf tadi kelepasan” ujar Key yang malah cengengesan, dia pun melepas Ben dari tangkupannya.
Tok Tok Tok!
Ketukan pintu membuat keduanya menoleh ke sumber suara, dari balik jendela Ben sudah tau jika itu adalah petugas yang mengantarkan perlengkapan barbeque-an.
“Siapa mas?”
”Petugas sini”
Ben lantas bangkit berjalan ke arah pintu, disana sang petugas sudah membawa seluruh barang yang diperlukan.
”Permisi, pak. Maaf ganggu waktunya saya cuma mau antar bahan dan alat masak”
“Ah iya, letakkan saja disana”
”Baik, pak”
Petugas pun meletakkan alat panggang beserta bahan-bahan dari mulai daging, kentang, jagung, dan bumbu-bumbu dapur tak lupa beserta alat makannya pula.
”Terima kasih, ini tip untuk mu"
“Makasih pak, kalau gitu saya permisi. Selamat menikmati”
Dirasa semuanya sudah siap Ben pun mengajak Keymira keluar untuk memulai hiburan yang sesungguhnya.
Masa sih kamu belum jatuh cinta kepada Ben?
lanjuuuttt kaka authoorr