NovelToon NovelToon
Si Cupu Milik CEO Tampan

Si Cupu Milik CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.

Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.

Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.

Pria itu kini berdiri tepat di depannya.

“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.

Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.

“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.

Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 7

Di dalam kamar mandi. Alika melihat ke cermin, kulit wajah yang berwarna kuning, mata yang bersinar.

Dari lemari di bawah wastafel dia mengambil cairan pembersih make-up, mulai lembut kapas keseluruhan pipinya.

Beberapa menit kemudian, wanita yang terlihat berdiri di depan cermin tampak begitu berbeda, wajahnya  putih dan bersih, seorang perempuan yang cantik begitu cantik.

Wajah berwarna gelap eksotis Alika berubah menjadi putih bersih, bekas jerawat yang hitam memenuhi pipinya hilang berganti mulus, bahkan pori-porinya pun tak terlihat.

Alika menghela nafas berat saat melihat pantulan dirinya, entah, berapa lama lagi dia harus menyembunyikan wajah aslinya dari semua orang.

Alika kembali ingat saat pertama kali dia memutuskan agar wajahnya terlihat jelek, semua berawal dari Helen.

“Aku lebih baik mati!!” Ujar Helen histeris karena semua orang selalu membandingkan kecantikannya dengan Alika. Orang-orang lebih memuji kecantikan yang di miliki Alika di banding dirinya.

“Kakak kamu tidak bisa seperti ini.” Kata Alika saat itu keduanya masih duduk di bangku SMP.

“Kamu berkata seperti itu karna kamu selalu di puji-puji, kamu bahkan mendapatkan peringkat satu di sekolah, sedangkan aku.. aku selalu menjadi yang terakhir! Mama bahkan lebih menyayangimu!” Teriak Helen lalu setelah itu dia meminum cairan beracun untuk mengakhiri nyawanya.

Helen di larikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri dengan mulut yang berbusa, Helen sekarat. Alika menangis sejadi-jadinya, dia tidak ingin kehilangan kakaknya, karena dia sangat menyayangi Helen.

Saat itu Alika berjanji, jika nanti Helen selamat, dia akan membuat dirinya menjadi jelek. Dia juga akan mengubah peringkatnya di sekolah, dari peringkat satu menjadi yang paling akhir.

Perubahan Alika membuat Helen sedang, namun Alika mulai merasa kasih sayang Yuni padanya mulai pudar.

Yuni yang awalnya begitu perhatian, selalu menyiapkan sarapan dan bekal untuknya mulai bersikap cuek, tak peduli lagi padanya. Berbanding terbalik dengan sikap Yuni pada Helen.

Yuni yang awalnya biasa saja pada Helen kini menaruh perhatian yang lebih, Helen menjadi prioritas utama Yuni.  Sedang Alika, dia seperti anak pungut yang menyedihkan di keluarga.

Selesai mandi Alika menghiasi wajahnya agar terlihat kembali jelek. Memastikan semuanya sempurna Alika keluar kamar untuk menemui Brian.

“Brian, aku akan keluar sebentar. Kamu ingin menitip sesuatu?” Tanya Alika pada Brian yang berbaring menyaksikan televisi di kamarnya.

“Kakak ipar ingin keluar? Kamu ingin aku menelepon Zicko untuk mengantarmu?”

“Tidak perlu, sebaiknya kamu meminta dia untuk menemanimu saja. Lukamu itu belum sembuh jadi kamu perlu bantuan seseorang.” Kata Alika.

“Tuan bagaimana kondisimu?” Tanya Zicko penuh rasa khawatir saat melihat Brian.

“Aku tidak apa-apa.” Sahut Brian lalu mengisyaratkan dengan tangannya meminta Zicko duduk.

“Apa orang tua itu menelepon?” Tanya Brian.

“Beberapa hari ini sepertinya dia sedang sibuk, dia tidak pernah meneleponku.” Kata Zicko.

“Baguslah, pastikan dia tidak tahu tentang kondisiku saat ini.” Suruh Brian.

“Baik tuan,” Sahut Zicko patuh.

“Tuan, Ini berkas-berkas nyonya Alika yang tuan muda minta.” Zicko menyerahkan map berisi informasi Alika.

Brian mengambil dan mulai membaca berkas-berkas yang menuliskan semua tentang Alika itu.

“Jadi dia bukan yang seharusnya menikah denganku.” Brian tersenyum penuh arti.

“Menarik..” Senyum Brian melebar.

Brian jadi tahu  jika ternyata Alika bukanlah perempuan yang di janjikan untuknya saat kecil dulu. Seharusnya yang menikah dengannya adalah kakak Alika. Wanita yang coba menarik perhatiannya saat dia mengantar Alika ke rumahnya.

Ternyata keluarga Nugroho sudah berani menipu keluarga Admanegara.

……

Alika kembali dengan menenteng belanjaan di kedua tangannya. Dia membuka pintu lalu masuk dan melihat Brian yang sedang duduk di ruang tamu memiringkan kepala bersandar di sofa, kedua kakinya di atas meja dan disilangkan, duduk dalam posisi santai seperti tuan rumah yang sedang menunggu babunya pulang dari pasar.

Sedang Zicko, dia sudah tidak terlihat di rumah itu.

“Bagaimana dengan lukamu?” Tanya Alika melepas sepatunya lalu mengganti dengan sandal rumah.

“Sudah jauh lebih baik.” Jawab Brian.

“Aku ke dapur dulu, kamu pasti laparkan.” Kata Alika.

Alika langsung membawa belanjaannya ke dapur, mengeluarkan satu persatu keperluan dapur yang di belinya tadi.

“Barang-barang kenapa jadi sangat melonjak harganya?”

Alika mengeluarkan uang dari saku celananya, uang satu juta yang di bawanya ke pasar hanya sisa tiga ratus ribu saja. Uang pegangannya yang terakhir.

Dia mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang baru lagi, karena kemarin ibunya menyuruhnya untuk berhenti bekerja di kafe saat ibunya memintanya untuk menikah dengan Daniel.

“Kakak ipar kenapa kamu beli banyak sekali?” Tanya Brian yang membuat Alika kaget karena tadi dia sibuk melihat, merenungi uang tiga ratus ribu di tangannya.

Alika langsung mengangkat kepala, melihat adik iparnya yang tadi sedang bersandar di sofa, entah sejak kapan sudah berada di belakangnya.

“Sepertinya sayurnya tidak segar.” Ujar Brian yang melihat sayur yang tergeletak di atas meja dapur.

“Hanya ini yang bisa aku beli, aku hanya bisa membeli yang paling murah.”

Mendengar jawaban Alika membuat Brian menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Apa kamu semiskin itu sampai harus membeli sayur yang sudah layu?”

Brian masih membahas sayuran yang di beli Alika sehingga membuat Alika menjadi kesal.

“Iya, Aku memang miskin! Uangku hanya tinggal ini, jadi aku memang sangat miskin!”

“Kenapa kamu marah?” Heran Brian karena Alika menjadi sensitif.

“Karna kau miskin! Harusnya kamu diam saja, meskipun sayur ini layu, setidaknya ini akan menjadi enak saat sudah di masak nanti!” Geram Alika berteriak di depan wajah Brian.

Brian mengernyitkan dahinya tak percaya dengan apa yang di katakan Alika jika dia sangat miskin. Karena setahu Brian, keluarga Nugroho adalah keluarga yang sangat berkecukupan. Bahkan, bahkan memiliki bisnis di beberapa tempat.

Atau, apakah Alika di kucilkan? Pikir Brian.

Brian melihat baju yang di pakai Alika, lalu membandingkan dengan baju yang di pakai Helen saat dia mengantar Alika pulang. Helen memakai pakaian yang bermerek yang harganya mencapai dua digit, sedang baju yang di pakai Alika, dia hanya memakai baju yang Brian tebak harganya pasti tidak mencapai seratus ribu.

Istrinya ini benar-benar sangat kasihan.

……

Satu jam kemudian Alika selesai memasak, dia pun menghidangkan semuanya di meja makan.

Brian yang sibuk dengan ponselnya sejak tadi kini teralihkan oleh makanan yang mencuri perhatiannya.

Masakan itu terlihat enak, sayur yang layu tadi kini di sulap Alika menjadi sangat menggugah selera hambar.

Bahkan, ikan yang jarang ingin di makan oleh Brian karena amisnya kini membuat Brian menelan ludahnya berkali-kali karna tergoda dengan wangi yang memenuhi dapur.

“Makanlah.” Suruh Alika meletakkan piring ke depan Brian.

Sikap lembut seorang kakak ipar yang di tunjukkan Alika pada Brian. Alika tidak ingin jika nanti Daniel kembali, Brian melapor yang tidak-tidak padanya. Meskipun dia tidak pernah bertemu dan melihat Daniel, dia tetap ingin menjadi istri yang baik yang bersikap perhatian kepada keluarga Daniel.

“Ada apa?” Tanya Alika saat mendapati raut wajah Brian seketika berubah setelah memakan satu suapan.

Brian meletakkan sendoknya dengan wajah datar. Wajah yang tadi begitu antusias ingin mencicipi masakan Alika berubah menakutkan..

Kenapa? Apa masakkanku tidak enak? Apa dia keracunan? Tanda tanya terus memenuhi benak Alika saat Brian pergi tanpa mengatakan apapun.

Jantung Alika mulai berdegup kencang ketakutan, berharap jika Brian tidak keracunan atau apa pun yang nanti akan membuatnya dalam masalah.

1
Anisah Abdullah
up yang banyak l thor
Nanda
up terus kak
Hamsir Subair
lanjut thor.
Akun Baru1996
Lanjut thor, upnya jangan lama2 dong
Boss Kaa
Bagus... lanjut thor
Mikailz Srika
Love banget kak bangettttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!