NovelToon NovelToon
Hubungan Tak Seiman

Hubungan Tak Seiman

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Ketika cinta hadir di antara dua hati yang berbeda keyakinan, ia mengajarkan kita untuk saling memahami, bukan memaksakan. Cinta sejati bukan tentang menyeragamkan, tetapi tentang saling merangkul perbedaan. Jika cinta itu tulus, ia akan menemukan caranya sendiri, meski keyakinan kita tak selalu sejalan. Pada akhirnya, cinta mengajarkan bahwa kasih sayang dan pengertian lebih kuat daripada perbedaan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkhianat?

Tama adalah seorang pria yang teliti dan disiplin. Sebagai seorang konsultan teknologi di sebuah perusahaan ternama, hari-harinya selalu diisi dengan rapat, analisis data, dan pertemuan dengan klien. Siang itu, Tama tengah fokus di depan laptopnya, menyusun laporan untuk salah satu klien utamanya ketika pintu ruangannya diketuk.

"Mas Tama?" Suara lembut seorang wanita memecah konsentrasi Tama.

Tama menoleh, sedikit terkejut karena biasanya tidak ada tamu yang datang tanpa janji. Di depan pintu berdiri seorang wanita muda dengan senyuman yang manis, rambut hitam panjangnya tergerai rapi. Wanita itu terlihat anggun namun ada keceriaan di balik sorot matanya.

"Oh, Ayu? Kamu anaknya Pak Sudiro, kan?" Tama tersenyum, mengenali wanita itu sebagai putri dari kliennya yang kemarin sempat di bahas oleh Danu dan Jeffry temannya.

"Iya, Mas. Saya Ayu," jawabnya sambil melangkah masuk dengan percaya diri. "Kebetulan saya lagi ada waktu luang setelah kuliah, jadi mampir ke sini. Saya dengar Mas Tama juga lulusan teknologi, ya?"

Tama mengangguk. "Iya, betul. Kamu juga ambil jurusan teknologi, kan?"

Ayu duduk di kursi di depan Tama dan menatapnya dengan sorot mata yang penuh arti. "Iya, saya ambil jurusan yang sama. Dan sebenarnya, sejak pertama kali lihat Mas Tama waktu ketemu Papa, saya merasa tertarik. Mas kelihatan begitu pintar dan profesional." Ayu menundukkan sedikit kepalanya, seakan memberi ruang untuk Tama merespon pujian itu.

Tama tersenyum kecil, agak canggung. "Terima kasih, Ayu. Tapi aku hanya melakukan pekerjaan yang seharusnya."

Ayu tidak kehilangan keberaniannya. "Mungkin buat Mas itu biasa saja, tapi buat saya … berbeda. Sejak saat itu, saya terus kepikiran Mas Tama." Ayu menatap Tama dengan tatapan penuh makna. "Mungkin ini terdengar berani, tapi saya ingin lebih dekat dengan Mas, bukan hanya karena pekerjaan Papa."

Tama terdiam sejenak, mencoba mencerna maksud dari kata-kata Ayu. Ada ketulusan dalam ucapannya, tetapi ia juga sadar betul situasinya. Dia tak ingin terburu-buru mengambil langkah, apalagi mengingat hubungan profesionalnya dengan Ayu dan keluarganya dan juga ia pergumulannya dengan Freya belum selesai.

"Saya menghargai kejujuran kamu, Ayu. Tapi kita harus hati-hati, apalagi dengan posisi saya yang bekerja sama dengan ayahmu," jawab Tama pelan namun tegas.

Ayu tersenyum tipis, sedikit menggoda. "Mas, hidup kan nggak selalu harus kaku. Kita bisa mulai dari ngobrol santai saja, kalau Mas Tama mau."

Tama tersenyum kembali, meski kali ini sedikit lebih rileks. "Baiklah, mungkin bisa dimulai dengan kopi sore ini. Tapi untuk saat ini, saya masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan."

Ayu tersenyum penuh kemenangan. "Oke, Mas. Saya tunggu undangannya."

Setelah Ayu pamit, Tama kembali menatap layar laptopnya. Sesekali lelaki itu melirik wanita muda yang melangkah keluar. Tama mengembuskan napas panjangnya.

***

Tama duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota. Di hadapannya, Ayu tampak ceria dengan secangkir kopi di tangannya. Mereka memutuskan untuk bertemu setelah percakapan mereka sebelumnya, tetapi Tama merasa suasana hatinya tidak seperti yang diharapkan Ayu.

"Mas Tama, kamu kayaknya lagi banyak pikiran, ya?" Ayu tersenyum sambil mengaduk kopinya. "Padahal ini kan seharusnya waktu santai. Ayu ingin lebih kenal Mas, tapi Mas kelihatan agak jauh."

Tama mengangkat pandangannya dari cangkir kopinya. "Oh, nggak. Maaf, Ayu. Mungkin aku cuma kepikiran pekerjaan."

Namun, jauh di dalam pikirannya, Tama tahu itu bukan alasan sebenarnya. Ia sedang memikirkan Freya, wanita yang selama ini ada di hatinya. Freya adalah sosok yang lembut dan tenang, seseorang yang sudah lama ada di sisinya, meski hubungan mereka tak selalu jelas arahnya. Setiap kali bersama Freya, Tama merasa nyaman, seperti menemukan rumah. Namun, kehadiran Ayu di hidupnya membuatnya merasa bingung. Ini bukan hanya soal kedekatan fisik, tapi tentang kesetiaan emosional.

Ayu terus berusaha mendekat, berbicara tentang kuliahnya, kehidupannya, dan berbagai hal yang mungkin bisa menarik perhatian Tama. Tetapi, setiap kata yang Ayu ucapkan seperti berlalu begitu saja di pikiran Tama.

"Kamu beneran baik-baik aja, kan, Mas? Ayu cuma nggak mau bikin kamu nggak nyaman," tanya Ayu, sedikit ragu namun tetap berusaha tersenyum.

Tama menarik napas dalam-dalam. Dalam hatinya, dia mulai menyadari bahwa kepergiannya bersama Ayu malam ini adalah sebuah pengkhianatan, bukan hanya pada Freya, tetapi juga pada perasaannya sendiri. Meskipun tak ada ikatan resmi dengan Freya, hatinya sudah lama terikat padanya.

"Ayu, sebenarnya ada sesuatu yang harus aku jujur sama kamu," ucap Tama akhirnya, mencoba mengatur pikirannya.

Ayu menatapnya dengan sedikit cemas. "Apa itu, Mas?"

"Aku nggak bisa bohong. Malam ini aku merasa bersalah. Bukan karena kamu, tapi karena aku sadar bahwa ada seseorang yang selalu ada di pikiranku, dan aku nggak bisa berpura-pura mengabaikannya. Aku merasa seperti mengkhianati dia dengan kepergianku bersamamu sekarang."

Ayu terdiam sejenak, memahami situasi yang lebih rumit dari yang ia duga. "Jadi, kamu suka sama orang lain, Mas?"

Tama mengangguk pelan. "Namanya Freya. Kami punya hubungan yang sulit dijelaskan, tapi aku tahu dia selalu ada di hatiku."

Ayu menunduk, mencoba menerima kenyataan. "Jadi, maksud kamu, perasaan Ayu nggak berarti apa-apa buat kamu, Mas?"

"Bukan begitu, Ayu. Kamu orang yang menyenangkan, dan aku menghargai semua perhatianmu. Tapi aku nggak bisa memaksakan diriku untuk memberikan sesuatu yang belum siap. Itu nggak adil buat kamu."

Ayu menarik napas panjang, berusaha tersenyum meski hatinya sedikit terluka. "Kalau begitu, aku hargai kejujuran Mas. Mungkin kita bisa tetap jadi teman?"

Ada kesedihan di hati Ayu. Baru saja dia ingin mengenal lebih jauh dengan lelaki itu, tapi hati Tama masih mengucapkan satu nama, yaitu Freya.

Tama mengangguk, merasa lega meski ada sedikit rasa bersalah. "Aku harap begitu."

Setelah percakapan itu, mereka melanjutkan sisa waktu di kafe dengan suasana yang lebih tenang. Namun, Tama tahu bahwa pertemuan ini adalah pelajaran penting baginya. Setia bukan hanya soal tindakan, tapi juga soal hati. Dan malam itu, ia semakin sadar bahwa Freya adalah seseorang yang tak bisa begitu saja ia abaikan.

***

Suatu sore yang tenang, Freya memutuskan untuk mampir ke kafe favoritnya setelah bekerja seharian di rumah. Tanpa banyak berpikir, ia masuk ke dalam kafe, tetapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Di sudut ruangan, ia melihat Tama sedang duduk bersama seorang wanita yang tak dikenalnya. Mereka terlihat akrab, berbincang dengan santai. Wanita itu tersenyum, menatap Tama dengan penuh perhatian.

Freya merasa dadanya sesak. "Jadi, Tama sudah punya kekasih?" ucapnya pelan.

Ia tak tahu siapa wanita itu, tapi keakraban mereka membuat hatinya remuk. Tanpa menunggu lebih lama, Freya memutuskan untuk berbalik dan pergi sebelum Tama menyadari kehadirannya.

Di luar kafe, angin berhembus pelan, seakan menenangkan hatinya yang hancur. Freya berusaha tersenyum, namun bayangan Tama bersama wanita lain terus membayang di pikirannya.

"Mungkin selama ini aku hanya berharap terlalu banyak," gumamnya pelan, melangkah pergi dengan perasaan yang kosong.

1
Kas Gpl
terlalu sulit untuk tidak perduliin freya
Kas Gpl
beratkan tama,,,,,
Kas Gpl
paling susah kalo sudah menyangkut keyakinan
Kas Gpl
kyknya buat tama cinta pandangan pertama ya
Kas Gpl
wah mantan gelo itu si rey
Kas Gpl
ada apa dengan freya
Kas Gpl
lanjut, penasaran
Kas Gpl
baru mulai baca, liat dr fb semoga ceritanya menarik
IG: faustinretta: thank you kak❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!