NovelToon NovelToon
Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nathasya90

Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.

Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WANITAKU

Keesokan harinya di Adams Corp.

TOK TOK TOK

"Masuk," ucap Giorgio saat mendengar suara ketukan dari luar.

Sita menunduk hormat saat memasuki ruangan bosnya.

"Ada apa?" ucap Giorgio to the point.

"Maaf, Tuan, klien kita yang dari Korea kemarin ingin memajukan jadwal meeting dikarenakan mereka harus kembali ke negaranya besok pagi," ucap Sita singkat, jelas dan padat.

"Baiklah, katakan pada Mr. Tamura kalau saya setuju dengan perubahan schedulenya," jawabnya dengan datar.

"Baik, Tuan." Sita menundukkan kepala kemudian beranjak keluar dari ruangan Giorgio .

Itulah yang disukai Giorgio pada Sita, sang sekretaris. Selama setahun bekerja, tak sekalipun Sita membuat masalah atau melanggar aturan yang sudah dia buat.

Tak seperti sekretaris yang terdahulu, mereka selalu membuat Giorgio naik pitam. Mulai dari cara berpakaian hingga selalu berusaha menggodanya.

"Huft benar-benar dingin," gumam Sita menghela napas setelah keluar dari ruangan bosnya. Dia kemudian kembali menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.

KRING KRING KRING

Terdengar suara dering ponsel milik Giorgio. Giorgio menghela napas melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Ya, Oma, ada apa? Gio sangat sibuk jadi langsung pada intinya," jawab Giorgio dengan malas dan to the poin saat mengangkat teleponnya.

Entah apa yang dikatakan sang Oma hingga membuat Giorgio menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Baiklah, baiklah.. Gio janji secepatnya akan ke sana, tapi Oma pun juga harus janji akan menepati janjimu kali ini," pinta Giorgio pada sang Oma.

"Okey and i love you too, my old lady," balas Giorgio saat sang oma menyatakan rasa sayangnya pada sang cicit.

Giorgio tersenyum menatap layar ponselnya.

Saat usia 7 tahun, kedua orang tua Giorgio meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. Dan semenjak saat itulah Rachel, sang Oma mengurusnya dan membesarkan Gio kecil hingga dewasa.

Gio begitu nama panggilan kesayangan dari sang oma. Terkadang dia merasa sangat bersalah karena tak mempunyai cukup banyak waktu menemani masa tua wanita yang sudah membesarkannya itu, namun pekerjaannya memang sangat banyak menyita waktunya. Terlebih sikap sang Oma yang selalu saja menyuruhnya menikah hingga membuatnya muak.

Giorgio tahu jika apa yang diinginkan sang oma untuk kebaikannya, namun Gio tak ingin menikah karena paksaan semata.

Gio ingin jika suatu saat menikah, dia akan menikah dengan wanita pilihannya sendiri. Namun sayang, sampai detik ini, belum ada  wanita yang mampu menggetarkan sang pemilik hati.

***

Saat ini mereka sudah berada di klub yang semalam mereka booking saat merayakan pesta ulang tahun Giorgio. Namun kali ini berbeda, bukan pesta ulang tahun melainkan sebuah pesta keberhasilan proyek triliunan dollar antara perusahaannya dengan dengan perusahan korea.

Ya, sebelum mereka bertolak ke negara mereka. Giorgio menjamu mereka dengan mengundang ke klub malam yang sudah di reservasi Roby sebelumnya.

Suara dentuman musik memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya, terkecuali bagi orang-orang yang sudah terbiasa seperti Giorgio dan Roby.

Seseorang menepuk pundak Giorgio membuat pria tampan itu terkejut.

"Oh, God.. kau mengagetkanku, Dom. Dimana yang lain?" tanya Giorgio pada salah satu sahabatnya.

"Mungkin mereka masih dijalan," ucap Roby yang tiba-tiba datang entah dari mana.

Giorgio mengangguk. "Bagaimana dengan klien kita? Apakah mereka sudah sampai?" tanyanya lagi pada Roby.

"Sudah, mereka sudah berada di ruangannya masing-masing. Tenanglah dan nikmati malammu," ucap Roby dengan senyum smirknya.

"Hei, apa aku ketinggalan sesuatu?" tanya Dominic penasaran saat mendengar perkataan Roby yang penuh makna.

Giorgio tergelak mendengar ucapan Roby padanya.

"Kau sudah melakukan apa yang kuminta?" tanya Giorgio pada Roby lalu Roby mengangguk.

"Baiklah, kalian bisa pergi. Malam ini aku yang mentraktir kalian semua, katakan ini pada yang lain," Ucap Giorgio mengibaskan tangan menyuruh kedua sahabatnya pergi.

"Tidak. Katakan dulu apa yang kalian berdua rahasiakan."

"Come on, Dom jangan mengganggunya malam ini!" seru Roby lalu menepuk bahu Dominic seraya berjalan keluar dari ruangan Giorgio.

Kemudian tak berselang lama, Giorgio keluar dari ruangannya dan melihat dari jauh beberapa pelayan wanita masuk ke dalam ruangan yang sudah dipesan oleh Roby. Semakin dekat, Giorgio bisa melihat satu persatu pelayan wanita tersebut menghampiri para kolega bisnisnya.

Mereka menemani dan melayani kliennya minum, pelayanan yang diberikan pihak klub sangat baik. Bagaimana tidak baik, Giorgio bahkan sudah merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk memberikan kesan terbaik bagi para klien dan investor perusahaannya.

Giorgio berjalan meninggalkan para kliennya untuk menikmati jamuan yang sudah disiapkan sejak kemarin. Lalu netranya tiba-tiba menangkap sosok wanita tinggi, putih dan cantik yang sedang melayani beberapa pria di bawah sana.

Ruangan VVIP yang ditempati Giorgio saat ini berada di lantai dua hingga bisa melihat wanita itu dengan jelas.

Harga dirinya seperti diinjak injak saat mengingat kembali bagaimana wanita itu meninggalkannya di kamar hotel seorang diri. Padahal biasanya, Giorgio lah yang akan meninggalkan wanita penghangat ranjangnya terlebih dahulu setelah mendapat kepuasan.

Ya, wanita yang tengah Giorgio perhatian adalah Marissa. Wanita yang sudah menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Giorgio menatap Marissa dalam-dalam dengan senyuman yang entah. Pria bermata coklat itu bahkan bisa mengetahui ukuran tubuh seorang wanita tanpa harus menyentuhnya.

"36B, lumayan, aahh.. aku jadi menginginkan benda itu lagi," gumam Giorgio dan masih menatap wanita itu.

Giorgio masih mengawasi setiap pergerakan wanita itu hingga saat Marissa akan beranjak, tangannya ditarik oleh salah satu pria berotak mesum.

Giginya gemeretak melihat pemandangan itu. Giorgio tak suka melihat tangan Marissa disentuh orang lain. Namun senyumnya tiba-tiba terbit saat Giorgio melihat gerakan lincah wanita itu saat menyikut perut pria itu.

"Boleh juga," gumam Giorgio .

Senyum yang tadinya bersarang di wajahnya tiba-tiba berubah saat melihat wanita itu dihempas hingga dia jatuh ke lantai. Tangannya mengepal dengan kuat hingga terlihat memutih saat melihat ekspresi wanita itu menahan sakit.

"Maaf, Tuan. Bisakah Anda melepas tanganku? Aku harus kembali bekerja," ucap Marissa masih dengan nada sopan. Walau sekujur tubuhnya sudah remuk redam.

Hal seperti ini sudah hal lumrah bagi pekerja klub malam seperti Marissa. Mendapat sentuhan hingga pelecehan dari para tamu merupakan hal biasa setiap kali dirinya melayani tamu yang memiliki otak pendek dan mesum.

Tubuh Marissa yang tinggi serta seksi dengan wajah putih yang cantik, membuat para pengunjung tamu tersebut berlomba-lomba ingin menyentuhnya, tak terkecuali pria yang saat ini menggodanya.

"Hei, ayolah! Saya akan memberikanmu uang yang banyak bahkan lebih banyak dari gajimu disini. Bagaimana? Kau mau menjadi wanitaku?" tawar Pria itu.

Tangan Marissa sudah mengepal dengan kuat dan siap melayangkan tinjunya saat mendengar ucapan kurang ajar pria hidung belang itu.

"Tuan, lepaskan, aku mohon lepaskan tanganku!"  pinta Marissa untuk kedua kali. Emosi sudah mulai menguasai dirinya, namun sebisa mungkin masih menahan diri.

"Jangan jual mahal padaku, Sayang. Aku bisa dengan mudah mendapatkan wanita yang lebih dari kamu!" kata Pria itu dengan marah karena  ditolak terang-terangan di hadapan teman-temannya.

"Kalau begitu kau bisa melakukannya pada wanita jalang itu, Tuan!" Ucap Marissa dengan tatapan tajam sembari melepas tangan dari jerat pria itu.

Dan pria itu tak terima dengan penolakan yang diberikan Marissa yang dianggap sangat sombong dan jual mahal dengan statusnya yang hanya sebagai pekerja klub malam.

Pria itu semakin tertantang dengan penolakannya hingga membuatnya semakin bersemangat dan ingin menyentuh tubuh Marissa. Lalu dengan satu hentakan keras membuat tubuh Marissa terhuyung ke depan dan masuk ke dalam dekapan pria buaya itu.

"Huft! Kau sudah benar-benar membuat kesabaranku menghilang, Tuan!!" kata Marissa penuh penekanan setiap katanya.

Dengan gerakan cepat Marissa langsung menyikut perut pria itu dengan keras hingga membuatnya berteriak kesakitan sambil memegang perutnya.

"AUUWWW, DASAR WANITA SIALAN!! pekik pria itu dan langsung mendorong tubuh Marissa hingga membuatnya jatuh  terjerembab di atas lantai.

"Sstt!" desis Marissa saat bahunya terbentur meja dengan keras.

Pria bertubuh tinggi dan besar itu berdiri lalu mengangkat tubuh wanita bermata biru itu dengan menarik baju yang dikenakan.

"Kau berani denganku! Kau tak tahu siapa aku, huh! Kau terlalu sombong dengan derajatmu yang hanya sebagai pekerja klub malam," ucapnya menghina.

Marissa lalu memukul pria itu dengan kepalanya hingga membuat hidungnya berdarah dan mengadu.

AARRGGG!!

"Apa bedanya kau dan aku, Tuan? Kau bahkan lebih hina dari kami karena masih mau menyentuh wanita malam seperti kami!" balas Marissa dengan ucapan tak kalah menohok yang membuat pria itu emosi dan siap menampar.

Namun belum sempat tangannya menyentuh wajah Marissa, bogeman mentah justru sudah melayang tepat di rahang tegas pria itu dengan sangat keras hingga membuat tubuhnya terhempas di atas sofa.

"AAARRRGGG!!" teriak pria itu lagi. Kembali kesakitan, namun kali ini karena mendapat pukulan keras dari pria yang tidak dikenal.

"SIAPA KAU! DAN APA URUSANMU DENGANKU, HUH!! AH.. APA DIA JALANGMU!!!" teriak pria itu lagi sembari memegang sudut bibirnya yang pecah dan mengeluarkan darah.

Giorgio lalu kembali menarik kerah baju pria itu lalu kembali meninju wajah pria itu tanpa ampun hingga membuat wajahnya babak belur.

Marissa memundurkan langkahnya saat melihat siapa pria yang menolongnya.

"Oh God, apakah dia pria itu?" ucap Marissa dalam hati lalu menundukkan kepalanya cepat.

Marissa menelan saliva dengan berat saat mendapati pria yang sama dengan pria yang ada di ranjang hotel waktu itu.

Benarkah itu dia?

Karena masih penasaran, Marissa lantas mencuri pandang pada pria tampan di depannya dan tanpa sengaja netranya bertabrakan dengan mata pria bermata coklat itu cukup lama. Lalu mengalihkan pandangannya ke samping.

"Apakah dia masih mengenaliku? Tidak tidak, dia pasti tak mengenalku karena waktu itu dia dalam keadaan mabuk berat," tanya Marissa bermonolog dalam hati.

Marissa lalu menundukkan kepala saat sang manajer klub datang menghampiri mereka.

"Ada apa ini!!" kata si manager itu dengan lantang. Lalu beralih menatap karyawannya.

"Marissa! Apa yang terjadi? Jangan katakan kau yang melakukan ini lagi?" seru sang manajer pada Marissa saat melihat seorang pria terduduk dengan hidung yang berdarah dan luka di sudut bibirnya.

"Maaf, maafkan saya, Tuan," kata Marissa meminta maaf pada sang manajer.

Manajer itu lalu memberikan kode pada Marissa dengan tatapan matanya. Setelah itu, Marissa pergi dari sana.

"Maafkan pegawai saya, Tuan," kata sang manajer meminta maaf pada pria yang terluka itu.

"Kenapa kau yang meminta maaf padanya?! Bahkan kau tak mendengarkan alasan dari pegawaimu itu sebelum menyuruhnya pergi?" ucap Giorgio tiba-tiba hingga membuat manajer itu berbalik dan menatapnya.

"Tu-tuan Adam!" seru manajer itu dengan kaget lalu menundukkan kepalanya saat melihat orang disebelahnya adalah tuan Giorgio Adam yang merupakan pelanggan VVIP nya. Salah satu pria berkuasa di negara ini.

"Usir pria ini dan jangan biarkan dia memasuki klub ini lagi. Kalau tidak, saya yang akan meratakan klub ini menjadi puing-puing batu," ucap Giorgio dengan tegas dengan nada mengancam.

"Ba-baaik, Tuan!" jawab sang manajer dengan gagap. Kemudian manajer itu memberikan tanda pada security yang berjaga di sana dan menyuruh mereka membawa pria itu keluar dari klub malamnya.

"KALIAN AKAN MENYESAL ATAS APA YANG KALIAN LAKUKAN PADAKU MALAM INI!! DAN KAU, TUNGGULAH PEMBALASANKU BAJINGAN!" teriak pria itu dengan terus berteriak hingga dia keluar dari klub malam itu.

Giorgio pergi dari sana setelah memberikan pelajaran pada pria yang sudah mengganggu wanitanya.

Wanitanya? Ya, Giorgio memutuskan akan menjadikan Marissa wanitanya. Entah mengapa saat melihat pria lain menyentuh tangan wanita itu, ada rasa tidak rela melihat tubuh yang sudah dinikmatinya di sentuh oleh pria lain juga.

1
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!