NovelToon NovelToon
Perempuan Di Balik Topeng Kemewahan

Perempuan Di Balik Topeng Kemewahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Cerai / Percintaan Konglomerat / CEO Amnesia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Idayati Taba atahiu

Perempuan di Balik Topeng
menceritakan kisah Amara, seorang gadis desa sederhana yang jatuh cinta pada Radit, seorang pria kaya raya yang sudah memiliki dua istri. Radit, yang dikenal dengan sifatnya yang tegas dan dominan, terpesona oleh kecantikan dan kelembutan Amara. Namun, hubungan mereka menghadapi banyak rintangan, terutama dari Dewi dan Yuni, istri-istri Radit yang merasa terancam.

Dewi dan Yuni berusaha menghalangi hubungan Radit dan Amara dengan berbagai cara. Mereka mengancam Amara, menyebarkan fitnah, dan bahkan mencoba untuk memisahkan mereka dengan berbagai cara licik. Amara, yang polos dan lugu, tidak menyadari kelicikan Dewi dan Yuni, tetapi Radit, meskipun jatuh cinta pada Amara, terjebak dalam situasi sulit.ujian

Radit harus memilih antara kekayaan dan kekuasaannya, atau menuruti hatinya yang telah jatuh cinta pada Amara. Kisah ini menjelajahi tema cinta, kekuasaan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idayati Taba atahiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Bisikan iblis

Yuni menatap cermin di meja riasnya. Wajahnya yang cantik tampak lesu. Ia merasa sedih dan kecewa dengan keputusan Radit. Ia tak menyangka Radit akan menikahi Amara dan menjadikan wanita itu sebagai istri ketigainya.

Dewi masuk ke kamar Yuni dengan langkah yang lembut. Ia menatap Yuni dengan tatapan yang penuh simpati.

"Yuni... jangan sedih," ujar Dewi, dengan suara yang lembut. "Aku tahu kamu sedih mendengar keputusan Radit."

Yuni menoleh ke arah Dewi. Ia menangis dan menceritakan segalanya pada Dewi.

"Aku tak menyangka Radit akan menikahi wanita lain," ujar Yuni, suaranya bergetar. "Aku tak menyangka ia akan menjadikan Amara sebagai istri ketigainya."

Dewi menangguk. Ia merasa sedih mendengar keluhan Yuni. Namun, dalam hati, Dewi merasa lega.

"Yuni... aku tahu kamu mencintai Radit," ujar Dewi, dengan suara yang lembut. "Tapi, kamu harus memahami keinginannya."

Yuni menatap Dewi dengan tatapan yang penuh pertanyaan.

"Dewi... apa yang harus aku lakukan?" tanya Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar.

"Yuni... kamu harus mencari cara agar Radit tidak menikahi Amara," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus mempertahankan cinta Radit."

Yuni menatap Dewi dengan tatapan yang penuh pertanyaan.

"Dewi... bagaimana caranya?" tanya Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar.

"Yuni... kamu harus mencari tahu kelemahan Amara," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus mencari cara untuk menghancurkan hubungan Radit dan Amara."

Yuni menatap Dewi dengan tatapan yang penuh pertanyaan.

"Dewi... aku tak bisa melakukan itu," jawab Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku takut akan menyakiti Amara."

"Yuni... jangan takut," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus melakukan apapun untuk mempertahankan Radit."

"Dewi... aku...," ujar Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku tak bisa melakukan itu."

"Yuni... jangan takut," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus melakukan apapun untuk mempertahankan Radit. Bayangkan jika Amara menikah dengan Radit. Ia akan menjadi istri ketiga. Dan, kamu tahu bahwa ia akan mendapatkan semua harta Radit.

Yuni terkejut. Ia tak menyangka Dewi akan mengatakan itu.

Yuni terdiam. Ia terkejut mendengar usulan Dewi. Ia tak menyangka Dewi akan mengatakan itu.

"Dewi... aku...," ujar Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku tak bisa melakukan itu."

"Yuni... jangan takut," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus melakukan apapun untuk mempertahankan Radit. Kita bisa mendekati Amara dan mengancamnya. Kita bisa memberikan uang padanya agar ia meninggalkan Radit. Dan, kita harus memastikan ia tak akan menceritakan rencana kita pada Radit."

Yuni menatap Dewi dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Ia tak menyangka Dewi akan mengusulkan rencana itu.

"Dewi... aku...," ujar Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku tak bisa melakukan itu."

"Yuni... jangan takut," jawab Dewi, dengan suara yang lembut. "Kamu harus melakukan apapun untuk mempertahankan Radit. Kita akan menunjukkan padanya bahwa kita lebih kuat daripada wanita itu."

Yuni menangguk. Ia merasa takut akan rencana Dewi. Namun, ia juga takut akan kehilangan Radit.

"Dewi... aku... aku setuju," ujar Yuni, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku akan melakukan apapun untuk mempertahankan Radit."

Dewi menangguk. Ia tersenyum sinis. Ia merasa lega karena Yuni mau bekerja sama dengannya.

"Baiklah, Yuni," ujar Dewi, dengan suara yang penuh kepastian. "Kita akan mencari cara untuk mendekati Amara."

Yuni dan Dewi berencana untuk mendekati Amara. Mereka ingin mengancam Amara agar ia meninggalkan Radit. Mereka pun berencana untuk memberikan uang pada Amara agar ia pergi dari kehidupan Radit. Dan, mereka harus memastikan ia tak akan menceritakan rencana mereka pada Radit.

Yuni dan Dewi menunggu kesempatan yang tepat untuk mendekati Amara. Mereka ingin mencari cara yang tepat untuk mengancam Amara.

Mereka bertemu di Kupu-kupu Klub. Amara sedang bertugas sebagai kasir. Yuni dan Dewi berjalan menuju meja kasir.

"Amara," sapa Yuni, dengan senyuman manis. "Senang bertemu kamu lagi."

Amara menangguk. Ia tersenyum kecut pada Yuni.

"Senang bertemu kamu juga," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar.

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang lembut. "Kita ingin berbicara denganmu."

Amara menangguk. Ia merasa sedikit takut akan permintaan Dewi.

"Baiklah," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar".

*******"

Yuni dan Dewi meminta Amara untuk bertemu dengan mereka di salah satu cafe dekat Kupu-Kupu Klub. Amara merasa sedikit takut akan permintaan Dewi dan Yuni, namun ia tetap mencoba untuk tetap tenang.

"Aku akan datang," ujar Amara, dengan suara yang sedikit bergetar.

"Oke, kita tunggu," jawab Dewi, dengan senyuman manis yang terlihat palsu.

Yuni dan Dewi berjalan meninggalkan Kupu-kupu Klub. Mereka berjalan dengan langkah yang cepat, takut akan ketahuan Radit.

"Kenapa kau tak mengancamnya langsung di sini?" tanya Yuni dengan nada kesal.

"Kau bodoh, Yuni!" jawab Dewi, dengan nada marah. "Radit bisa mengetahui rencana kita jika kita mengancam Amara di sini!"

Yuni terdiam. Ia merasa takut akan kemarahan Dewi. Ia tahu bahwa Dewi tak akan segan-segan untuk menyakiti orang yang menentang keinginannya.

Mereka tiba di cafe yang telah ditentukan. Amara sudah menunggu di salah satu meja. Yuni dan Dewi duduk berhadapan dengan Amara.

"Amara," sapa Dewi, dengan senyuman manis. "Senang bertemu kamu lagi."

Amara menangguk. Ia tersenyum kecut pada Dewi.

"Senang bertemu kamu juga," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar.

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang lembut. "Kami ingin menanyakan sesuatu padamu. Apakah kamu benar-benar ingin menikah dengan Radit?"

"Ya," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku mencintai Radit."

Dewi dan Yuni menatap Amara dengan tatapan yang penuh kekecewaan. Mereka berusaha merayu Amara agar ia meninggalkan Radit.

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang lembut. "Kau tahu bahwa Radit sudah memiliki dua istri. Apakah kau takut akan menjalani hidup yang rumit?"

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku ingin menjalani hidup bersama dengannya."

"Amara," ujar Yuni, dengan nada yang lembut. "Kau tahu bahwa Radit adalah seorang pria yang kaya. Apakah kau takut akan mendapatkan hati Radit?"

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku tak ingin mencari kekayaan darinya."

Dewi dan Yuni kesal. Mereka tak menyangka Amara akan menolak rayuan mereka.

Yuni dan Dewi kesal. Mereka tak menyangka Amara akan menolak rayuan mereka dengan tegas.

"Amara," ujar Yuni, dengan nada yang sedikit marah. "Kau harus berhati-hati. Radit bisa menyakitimu. Ia sudah memiliki dua istri dan ia bisa meninggalkanmu kapan saja."

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku percaya padanya."

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang sedikit marah. "Kau harus berpikir baik-baik. Jika kau menikah dengan Radit, hidupmu akan sangat rumit. Kau akan selalu berada di bawah bayang-bayang kedua istrinya."

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku ingin menjalani hidup bersama dengannya."

Yuni dan Dewi kesal. Mereka tak menyangka Amara akan menolak rayuan mereka dengan tegas.

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang sedikit marah. "Kau harus berpikir baik-baik. Jika kau menikah dengan Radit, hidupmu akan sangat rumit. Kau akan selalu berada di bawah bayang-bayang kedua istrinya."

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku ingin menjalani hidup bersama dengannya."

Yuni dan Dewi kesal. Mereka tak menyangka Amara akan menolak rayuan mereka dengan tegas.

"Amara," ujar Dewi, dengan nada yang sedikit marah. "Kau harus berpikir baik-baik. Jika kau menikah dengan Radit, hidupmu akan sangat rumit. Kau akan selalu berada di bawah bayang-bayang kedua istrinya."

Oke, siap! Berikut kelanjutannya.

"Aku tak takut," jawab Amara, dengan suara yang tegas. "Aku mencintai Radit dan aku ingin menjalani hidup bersama dengannya."

Yuni dan Dewi kesal. Mereka tak menyangka Amara akan menolak rayuan mereka dengan tegas. Mereka berdiri dan langsung pergi meninggalkan Amara tanpa pamit.

"Amara... kau akan menyesal!" teriak Dewi dengan nada yang keras sebelum ia meninggalkan cafe bersama Yuni.

Amara terdiam. Ia menatap Yuni dan Dewi yang sedang berjalan menjauh. Ia merasa sedikit takut akan ancaman Dewi. Namun, ia tetap berusaha untuk tetap tenang.

Amara tahu bahwa ia harus kuat. Ia harus menghadapi segalanya dengan tegar.

"Radit...," gumam Amara, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku percaya padamu."

Amara menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa ia harus kuat. Ia harus menghadapi segalanya dengan tegar.

Amara berdiri dan berjalan keluar dari cafe. Ia berjalan menuju Kupu-kupu Klub. Ia ingin bertemu dengan Radit. Ia ingin menceritakan segalanya pada Radit.

Amara tiba di Kupu-kupu Klub. Ia melihat Radit sedang berbincang dengan sekelompok tamu. Amara menunggu sampai Radit selesai berbincang dengan tamunya.

"Radit," sapa Amara, dengan suara yang sedikit bergetar.

Radit menoleh ke arah Amara. Ia tersenyum manis ketika melihat Amara.

"Amara, kamu sudah pulang," ujar Radit, dengan suara yang lembut. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja, Radit," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku ingin menceritakan sesuatu padamu."

"Ceritakan saja, Amara," jawab Radit, dengan suara yang menenangkan. "Aku akan mendengarkanmu."

Amara menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya.

"Radit...," ujar Amara, dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku baru saja bertemu dengan Yuni dan Dewi. Mereka mengancamku."

Radit terkejut. Ia tak menyangka Yuni dan Dewi akan mengancam Amara.

"Mereka mengancam apa?" tanya Radit, dengan suara yang tegas.

"Mereka mengancam agar aku meninggalkanmu," jawab Amara, dengan suara yang sedikit bergetar. "Mereka juga menawarkan uang padaku."

Radit menatap Amara dengan tatapan yang penuh kemarahan. Ia tak menyangka Yuni dan Dewi akan melakukan itu.

"Jangan khawatir, Amara," ujar Radit, dengan suara yang tegas. "Aku akan menangani mereka."

1
Alexander_666
Alur cerita ini mengejutkan dan memikat hatiku.
Idayati Taba atahiu: terimaksih kak...lanjutkan membaca yaa
total 1 replies
Jock◯△□
Intrik yang kuat!
Idayati Taba atahiu: trimkasih kak...lanjutkan membacanya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!