NovelToon NovelToon
Awan Hitam Di Hidupku

Awan Hitam Di Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Rickaarsakha

Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sore Sebelum Hari Penikahan

Ratia masih berusaha menimbang apa yang akan dia lakukan malam ini. Bagaimana pun sesungguhnya dia masih ingin tetap hidup dan merasakan sedikit kebahagian.

Tapi bagaimana kalau gak meninggal ya, cuma patah-patah aja bagaimana. Gak bisa balas dendam lagi, kalau gak bisa jalan.

Ratia kembali ketempat tidur. Akan sangat menderita jika harus menikah, jika kabur dari rumah jelas Birawa Baskoro akan mengejar dan memb*hnya dengan gampang. Kalau pun melompat dari balkon kamar, belum tentu juga langsung meninggal.

Ahhhhhg jadi aku harus bagaimana.

Terus dia menimbang dan memperhitungkan langkah yang akan di ambil. Semua pilihan tidak ada yang baik menurutnya.

"Hallo Pak, bisa antar aku keluar cari angin?" pada akhir memutuskan untuk menelpon Pak Muh saja.

"Apa, Nona bukankah besok hari pernikahan Nona, Jadi, tetaplah diam di kamar." Tentu saja Pak Muh akan menolak, siapa juga yang berani keluar hampir sore begini dan membawa seseorang yang nyawanya selalu di incar.

"Tapi Pak,"

"Tidak Nona." Pak Muh langsung mematikan telepon begitu saja.

Cihh, bahkan nampaknya aku harus tetap di kamar sampai besok.

Kembali gadis itu berjalan ke arah balkon, dengan Hp tetap di tangannya. Dia menarik nafas dalam, memantapkan hati yang sempat ragu.

"Ratia!" Nenek Kartika berteriak kencang saat melihat gadis itu hendak melompat ke bawah. "Ratia, apa yang akan kamu lakukan?" Wanita itu berlari kekuat mungkin. Untuk meraih tubuh Ratia. Di tariknya tubuh gadis yang putus asa itu, dan dengan cepat dia menguci pintu menuju balkon.

"Ratia," bahkan dia menangis dan bersimpuh di kaki Ratia. "kenapa melakukan hal itu?"

"Kenapa? lebih baik aku mati Nek!" Ratia menatap tajam neneknya, "aku sudah sangat menderita selama ini, apa kalian ingin penderitaan ku tidak akan berakhir?" Tidak ada jawaban, nenek hanya menangis.

Saat Ratia ingin kembali berdiri, dengan cepat dia memeluk kaki gadis itu lagi dengan sekuat tenaga yang dia punya. Air mata pun trus bercucuran.

"Jangan Ratia, jangan sayang. Nenek mohon bersabarlah." Ratia hanya diam dan menuk muka, tergambar jelas di wajahnya jika dia tidak peduli lagi atas apapun.

"Kalau kau tetap melompat, biar nenek juga ikut." Pada akhirnya Nenek ikut frustasi.

"Jangan bicara yang tidak-tidak Nek!" nada bicara Ratia mulai tinggi.

"Jika tidak ingin nenek bicara yang tidak-tidak, kamu juga tidak boleh melakukan hal yang tidak-tidak Ratia." Tangisan nenek pun semakin kencang, bahkan mengalahkan teriakan Ratia. Saat ini gadis itu sudah tidak mempu membela diri lagi, kakinya yang di pegang dan di peluk nenek tidak memberinya kesempatan untuk berlari ke mana pun.

Pak Muh yang merasa ada hal aneh saat Ratia menelpon tadi, seketika tidak mampu mengerjakan sesuatu dengan fokus. Pada akhirnya Pak Muh memutuskan untuk naik ke kamar Ratia.

"Nyonya, apa yang anda lakukan?" Dengan mata yang membelalak Pak Muh menghampiri mereka, bagaimana tidak nenek sudah bersimpuh di kaki Ratia.

"Pak Muh, tolong," ucap nenek masih dengan air mata terus mengalir.

"Nona, apa yang terjadi?" menghampiri keduanya dan menepuk pundak Ratia dengan lembut "ayo kita harus bicara Nona."

"Pak, aku tidak mau menikah dengan laki-laki itu!'' ucap Ratia setelah ketiganya duduk di ujung tempat tidur, di ujung matanya mulai terlihat buliran bening yang nampak akan segera berjatuhan.

"Sayang, kami lakukan semua itu demi keselamatan mu," nenek berusaha meraih tangan Ratia. "kita tidak pernah tau, bagaimana seseorang ketika kita belum benar-benar mengenalnya. Kita tidak bisa hanya mendengar bisik-bisik di belakangnya. Nenek sangat yakin, Aksara akan memperlakukan mu dengan baik."

Tidak mungkin Nek, lihat saja sikapnya tadi. Bahkan dia sudah memperingati ku agar tidak ikut campur urusan pribadinya.

Ingin rasanya dia menceritakan apa yang di ucapkan calon suaminya ketika di taman tadi. Tapi, bibirnya tak mampu.

"Benar Nona, tuan Aksara Suseno akan melindungi anda. Anda hanya perlu bersabar." Pak Muh hanya ingin Nona Mudanya itu sabar, dia pun sangat yakin jika Ratia tidak akan mudah menghadapi pernikan itu nanti.

Nona, maafkan saya.Pak Muh

Ratia hanya terduduk bersandar di tempat tidur, menangis tanpa bersuara.

Cih. Bahkan Pak Muh saya hanya ingin aku sabar, Ratia.

Beberapa saat Nenek dan Pak Muh menunggu Ratia bersuara, namun nyatanya gadis itu hanya diam. Memandang ke luar, terlihat senja sudah hampir tiba mengusir mentari untuk segera beranjak pergi. Angin malam pun nampaknya sudah mengusir perlahan kehangatan hari ini.

Sama halnya seperti tubuh Ratia, kedinginan meresap sampai kehati yang terdalam. Semua seolah tidak ada yang peduli pada hatinya yang memang sudah lama terluka. Keputus asan itu sangat nampak terukir di wajah gadis ini. Wajah cantiknya tak mampu menutupi besarnya kekecewaan yang dia alami selama hidup. Garis-garis kesedihan itu seolah berjejer di wajahnya.

Karena kejadian sore ini, Pak Muh dan Nenek memutuskan untuk tidak membiarkan Ratia keluar. Bahkan Pak Muh harus mengantar makan malam ke kamar. Karena semua anggota keluarga sibuk untuk mempersiapkan hari pernikahan besok, tidak ada satu pun yang tau apa yang sudah terjadi pada calon mempai wanita.

Dan akhirnya, Ratia pasrah ketika nenek memutuskan untuk tidak pergi sedetik pun dari kamar itu.

1
Neneng Dwi Nurhayati
buat latia pergi kak
Ricka Arsakha: uda pergi dia kak, uda ketabrak kereta malah. sekali lg trimksih sudah membaca karya pertama ku, semoga kk sehat sllu ya
total 1 replies
Neneng Dwi Nurhayati
lanjut Kak
double up
Neneng Dwi Nurhayati: /Smile/
Ricka Arsakha: oke kk
trimaksih bnyak sdh membaca tulisan ku
total 2 replies
Yami CB
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
Ricka Arsakha: baik kk, trimaksih banyak sudah membaca
total 1 replies
Legato Bluesummers
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Ricka Arsakha: alhmdllh terimksih bnyak kk sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!