Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keras Kepala
"Kalian bekerja jadi pengawal nenek nenek?" tawa Farros pun meledak, termasuk Dekha. Papinya hanya tersenyum miring, sedangkan maminya menampakkan wajah tidak sukanya.
Mereka ngobrol santai setelah acara makan keluarga usai. Istri Dekha dan Farros sudah membawa anak anak mereka pergi.
"Mereka lebih kaya dari keluarga ini?" ketus nyonya Ivy bertanya.
"Masih kaya keluarga Nyonya," jawab Harya cepat. Dari tadi dia yang selalu menjawab pertanyaan pertanyaan dari anggota keluarga tuan mudanya.
"Kenapa kalian terima?" wajah nyonya Ivy Oktavia tampak murka. Anaknya malah menjadi pengawal orang yang srata ekonominya berada jauh di bawah mereka.
"Tuan muda Davendra ingin..... em... suasana yang lain, Nyonya," jawab Harya agak terbata.
Hening. Mami Davendra tidak bertanya lagi. Dia merasa tertohok. Hatinya masih mendendam karena suaminya membiarkan dia berbaur dengan tahanan wanita lainnya di penjara selama setahun.
Dia harus melakukannya demi mendapatkan maaf dari suaminya.
"Jadi selama lima tahun kalian bekerja dengan mereka?" tanya Ajisona-papi Davendra. Kemudian senyum simpulnya terbit.
"Iya, tuan besar."
"Betah juga, ya," senyum Farros melebar Dekha juga ikut mengembangkan senyumnya.
"Saya sudah sering nyuruh eh meminta tuan muda berhenti dan mengajaknya pulang, tapi tuan muda belum mau," curhat Harya membuat Davendra yang sedari tadi diam saja tersenyum miring.
Farros dan Dekha kembali terkekeh.
Ngga nyangka adiknya sangat keras kepala.
"Siapa nama nenek yang kalian kawal?" tanya Ajisona.
"Loh, kok, ngga nanya grup perusahaannya, Pi?" protes Farros diiringi senyum lebarnya.
Malah fokus ke nenek nenek....
"Oma Omara, tuan besar." Harya yang menyahut.
Dekha terdiam, dia seperti pernah dengar nama itu.
"Kalian bekerja.dengan anak si nenek yang mana? Totok atau Gianto?" Ajisona makin tertarik.
"Totok Sugiarto, tuan besar."
"Oooo......" Seruan pun keluar dari mulut Farros.
Dekha langsung dapat mengingatnya.
Salah satu relasi perusahaan.
Mereka akan memulai proyek kerja sama pembangunan tol yang lumayan panjang sebentar lagi.
"Harya, mereka ngga mengenal Davendra?" Ajisona hampir terkekeh.
"Tidak, tuan besar..Tapi mungkin sekarang sudah curiga dan mecari tau, karena kami pergi dengan helikopter dari rumahnya," cerita Harya lancar.
Sebenarnya dia juga ingin mengadu kalo putra tuan besarnya ditolak dan dihinakan oleh anak anak dan keponakan Totok Sugiono.
Tapi rasanya ini bukan momen yang tepat. Dia juga merasa sungkan.
Nanti saja dia akan mengadu pada tuan muda Dekha atau Farros tentang kesombongan anak anak dan keponakan Totok Sugiono. Biar tuan mudanya yang memberikan pembalasan mengerikan.
Ajisona tergelak.
"Kita akan berikan kejutan besar padanya lagi."
Farros dan Dekha juga tergelak gelak.
Davendra hanya tersenyum miring.
Syukurin, batin Harya sangat pu as.
Pantas pengawal adiknya meminta helikopter untuk menjemput. Pasti Harya sudah sangat kesal karena mungkin saja Davendra diremehkan di sana.
Untung saja dia membawa Harya bersama dengannya.
*
*
*
Davendra sudah melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Saat lampu kamarnya menyala benderang, dia tidak melihat suasana yang berbeda walaupun sudah ditinggalkan selama lima tahun.
Sepre, meja dan kursi kerja serta warna catnya ngga ada yang berubah. Malahan seperti di cat ulang dengan warna yang sama.
Davendra menatap dirinya di cermin besar yang ada di sana.
Penampilannya memang mengesankan dia seorang pengawal. Bibirnya tersenyum miring.
Dia memang sudah tak tampak lagi sebagai tuan muda, pewaris grup ternama.
Davendra tertawa pelan sambil mengambil alat cukurnya
Davendra pun mencukur abis cambang, kumis dan janggutnya. Kini wajahnya sudah terlihat bersih.
Kemudian dia menatap lama wajah freshnya di cermin.
Wajahnya memang lebih sedikit tirus. Papinya benar, dia baru memperhatikan kalo tubuhnya lebih kurus sekarang. Hanya saja tampak lebih berotot, karena selama lima tahun ini dia lebih rajin nge gym bersama Harya.
Davendra segera keluar dari dalam kamar mand.
Kemudian dia pun duduk di atas tempat tidurnya.
Untungnya Retania belum pernah berada di kamarnya. Jadi kenangannya bersama gadis itu tidak berjejak di sini.
Entah bagaimana kabar rumah yang dia beli dulu untuk Retania sekarang. Dia bahkan sudah lupa. Apakah sudah dijual. Atau apakah keluarganya yang merawatmya jika belum dijual.
TOK TOK TOK
Davendra membiarkan pintu yang ngga terkunci itu terbuka.
"Kebiasaan lama, heh....," kekeh Dekha pelan. Adik bungsunya ngga pernah mengunci pintu. Beda dengan Farros.
Davendra hanya tersenyum samar.
"Begitu lebih baik," pujinya saat melihat penampilan baru adiknya.
Lima tahun sudah cukup merubah tampilan fisiknya. Tampak semakin dingin.
Dekha pun duduk di samping adiknya.
Dia membawa misi berat. Papinya memberi amanah padanya untuk mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi.
Mereka sudah bersiap dengan kemarahan Davendra. Davendra juga harus secepatnya menemukan istrinya.
Tanpa sadar Dekha menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Besok pagi mau ikut?"
"Kemana?"
Dekha menarik nafas panjang.
"Ziarah ke kuburan Pradipta."
Jantung Davendra serasa berhenti berdetak.
Biarpun dia membenci Retania, tapi dia sangat menghormati kakak laki laki istrinya itu. Kakak yang sangat bertanggung jawab, tapi sayangnya memiliki adik yang beretika rendah.
"Sakit apa?" suaranya seperti orang tercekik.
"Kecelakaan. Dia meninggal di tempat."
"Bagaimana....." Kalimatnya terhenti. Reflek dia tadi mengkhawatirkan keadaan Retania saat itu. Pasti gadis itu akan merasa sangat shock. Pradipta adalah satu satunya keluarganya.
Tidak! Untuk apa dia mengkhawatirkannya. Bukannya ada Lingga, kecamnya dalam hati.
Hampir saja dia keceplosan.
Bodohnya dia tetap saja mengkhawatirkan keadaan pengkhianat itu.
Dekha tersenyum samar. Tau kalo tadi adiknya spontan mencemaskan istrinya
"Retania ngga tau ada dimana sekarang. Kami ngga tau keadaannya."
"Aku ngga peduli dia dimana. Pastinya dia bersama teman tidur brengseknya itu," ucapnya sinis.
Pasti dia sudah sangat bahagia. Mungkin mereka sudah mempunyai anak anak perempuan yang lucu dan menggemaskan.
Dekha manggut manggut. Tugasnya makin berat saat melihat luka di mata adiknya yang masih menganga.
"Mau ikut?" tanya Dekha memutus lamunan Davendra.
"Ya." Dia harus ke sana, dia harus minta maaf karena terpaksa harus meninggalkan Retania.
Dekha menghela nafas panjang lagi.
"Berarti kamu ngga pernah baca kiriman emailku, ya?"
Davendra menggelebgkan kepalanya.
Dia sudah menonaktiflan alamat email lamanya.
"Aku sempat mengirimkan di email lamamu tentang Pradipta yang meninggal juga update berita yang sebenarnya terjadi waktu itu."
Davendra menatap abangnya dengan tatapan penuh tanya.
Dekha menghembuskan nafas panjang.
"Masih ingat password email lamamu?"
Davendra mengangguk. Tentu dia masih ingat. Tapi dia malas membukanya.
Pasti juga akan banyak sekali email dari relasi, teman yang akan menanyakan foto ngga pantasnya.
Dalam hati dia merutuk lagi, mengapa dia bisa demgan mudah ditipu oleh Kemala. Juga Retania.
Harusnya foto perselingkuhan Retania dan Lingga yang tersebar. Tapi malah fotonya yang sama sekali dia ngga tau kapan melakoninya.
Seakan tau apa yang dipikirkan adiknya saat melihat rahang yang mengeras itu, Dekha bangkit dari duduknya.
"Buka email dariku saja, kalo kamu mau tau kebenarannya."
Davendra ngga menjawab.
Maksudnya apa? Kebenaran kalo Retania sudah menikah dengan Lingga?
Davendra mendengus.
NGGAK SUDI!
gk usah mau rujuk Ma2 Deva jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti mampir
ketemu sama lingga kayak mau berantem aja, giliran mama lingga deketin retania... sok-sokan berlutut dan meminta maaf. aneh kamu tu devan...👊👊👊👊
ya iya lah... karena kamu sendiri yang memberi kesempatan. karena kamu sendiri yang mengikis jarak itu.
tunggu aja mantan mertuamu menghina mu lagi dan juga menghina anakmu..
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
devrn harus berjuang jangan kasi gampang ...