Jia Andrea selama lima tahun ini harus bersabar dengan dijadikan babu dirumah keluarga suaminya.
Jia tak pernah diberi nafkah sepeser pun karena semua uang gaji suaminya diberikan pada Ibu mertuanya.
Tapi semua kebutuhan keluarga itu tetap harus ditanggung oleh Jia yang tidak berkerja sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33
"Jia ternyata Papamu punya cabang perusahaan yang cukup besar ya." Ucap Candra setelah sampai di lokasi.
"Biasa saja kali Cand." Jawab Jia menanggapi ucapan Candra.
"Kita jangan keluar dulu ya Cand. Kita baca dulu tentang masalah di perusahaan ini." Lanjut Jia seraya membuka berkas yang dia bawa.
Candra menoleh ke arah Jia.
"Setau aku sih, ada manager keuangan yang korupsi dan Papamu meminta untuk menggantikannya dengan manager baru. Dia sudah mengirim manager tersebut sekitar 2 atau 3 harian yang lalu." Ucap Candra membantu menjelaskan apa yang terjadi di perusahaan ini.
Jia menganggukkan kepalanya, kini dia paham apa yang harus dia lakukan.
Jia termasuk wanita yang tegas, dia tidak akan segan-segan memecat dan tidak akan berfikir untuk memberi kesempatan kedua untuk tikus-tikus yang sudah berani mengambil apa yang bukan menjadi miliknya.
"Apa udah ada yang tau kalau kita akan datang untuk survei?" Tanya Jia pada Candra.
"Hanya Manager kantor cabang yang tau kedatangan kita. Selebihnya sepertinya tidak ada. Dan manager itu sudah di peringatkan sama Papaku untuk tutup mulut agar dia tidak memberi tau karyawan di cabang perusahaan ini kalau kita akan datang." Jawab Candra.
"Bagus. Jadi kita bisa menyelidikinya tanpa harus memikirkan rencana untuk menjebak tikus itu." Ucap Jia yang membuat Candra mengangguk paham.
"Jadi, sekarang gimana? Di sini dahulu atau langsung masuk saja?" Tanya Candra memastikan.
"Apa kamu sudah membawa bukti kuat kalau dia benar-benar melakukan kecurangan?" Tanya Jia.
"Semua bukti sudah disiapkan sama Papa di buku ini, dan kita hanya perlu menyerahkan buku ini pada manager di cabang perusahaan ini." Jawab Candra.
Jia mengangguk mengerti. "Langsung masuk saja kalau gitu, kita sudah tau apa yang harus kita lakukan bukan?" Ucap Jia yang kini giliran Candra yang mengangguk.
Jia dan Candra berjalan memasuki perusahaan. Dan Candra langsung berjalan menuju ke resepsionis.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis saat melihat Candra datang menghampiri.
"Permisi. Saya Candra, saya datang bersama Bu Jia atas perintah dari Pak Rama. Beliau meminta saya dan Bu Jia untuk melakukan audit di perusahaan ini. Lima menit lagi saya minta, seluruh karyawan dan staff untuk berkumpul di ruangan meeting." Ucap Candra yang langsung di angguki oleh penjaga resepsionis tersebut.
Candra tersenyum melihat respon sopan resepsionis tersebut.
"Jangan beri tau kalau Bu Jia datang untuk audit. Bilang saja ada hal penting yang akan di sampaikan oleh seseorang." Ucap Candra lagi, membuat Resepsionis tersebut kembali mengangguk dan mengerti pesan Candra.
"Baik Pak, akan saya sampaikan sesuai dengan apa yang bapak sampaikan." Jawabnya dengan sopan.
"Sebelumnya, bisa saya meminta data absensi hari ini? Dan data diri semua pegawai yang ada di perusahaan ini." Tanya Candra.
"Oh iya Pak, mohon di tunggu sebentar. Akan saya ambilkan." Jawab resepsionis tersebut dan segera melangkah pergi untuk mengambil apa yang di minta oleh Candra.
"Ini data yang Bapak minta." Ucap Resepsionis dengan memberi beberapa buku yang berisikan data dan absensi kehadiran staff dan pegawai.
"Oke terima kasih. Kalau begitu saya akan menunggu dilobi bersama Bu Jia." Jawab Candra lalu melangkah pergi menghampiri Jia.
"Jia, aku sudah mendapatkan yang kita butuhkan." Ucap Candra saat sampai di hadapan Jia.
Jia menoleh dan menerima pemberian Candra, lalu ia membuka dan membaca semuanya dengan detail.
"Bapak Rendi Ananda. Selama pengangkatnya menjadi Manager dia tidak pernah datang tepat waktu. Dan hari ini dia juga melakukan hal yang sama." Gumam Jia yang masih dapat di dengar oleh Candra.
Candra menoleh ke arah Jia. Dia menatap dengan penuh tanya.
"Dia yang kita cari bukan?" Tanya Candra pada Jia. Jia menganggukkan kepalanya tanda iya.
"Dia yang sudah menggelapkan dana perusahaan, dia tikus yang kita cari. Dan dia juga Kakaknya Mas Rangga." Candra terkejut saat mendengar ucapan terakhir Jia.
Jia tersenyum tipis. "Padahal dia manager, tapi kebutuhan hidup keluarganya malah aku sama Mas Rangga yang harus menanggungnya." Ucapan Jia kini membuat Candra terdiam.
"Maaf kalau aku menggantung jawaban atas pertanyaan yang kamu berikan pada ku tadi. Karena aku memang belum terpikir untuk membangun rumah tangga lagi. Dan alasan terbesar ku adalah karena aku trauma berat dengan kehidupan yang aku lalui di rumah mantan mertua ku." Lanjut Jia yang masih setia di dengar oleh Candra.
Candra cukup terkejut setelah mendengar cerita Jia.
"Can.Kalau sampai aku memberi kamu kesempatan, dan kita merasa cocok satu sama lain. Apa kamu yakin dengan pilihan yang kamu ambil?" Tanya Jia pada Candra.
Sebenarnya Jia merasa ragu dengan ucapan Candra tadi pagi, tapi dia juga tak bisa mengelak kalau dia memang merasa nyaman saat bersama Candra.
"Kita bicarakan ini nanti ya. Sekarang kita sedang ada di perusahaan. Kita fokus dulu pada tujuan kita. Tadi aku meminta waktu 5 menit untuk pegawai kumpul. Sekarang sudah waktunya, kita harus pergi ke ruangan meeting." Jawaban Candra membuat Jia terdiam.
Dia sempat berpikir kalau Candra berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
Candra berdiri lebih dulu dan di ikuti oleh Jia. Mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan meeting.
Kini Candra dan Jia sudah sampai ruang meeting. Jia lebih dulu melangkah masuk ke ruangan dan di ikuti oleh Candra.
"Selamat siang semuanya." Sapa Jia saat sampai di tempat duduknya.
"Selamat siang Bu." Jawab karyawan serempak.
"Sebelumnya maaf kalau kedatangan kami berdua mendadak dan menganggu aktivitas kerja kalian sampai harus menunda pekerjaan kalian. Dan untuk Pak Dika selaku kepala Manager cabang perusahaan JJ COMPANY terimakasih atas waktunya." Ucap Jia menyapa dan di angguki sopan oleh Pak Dika yang di tugaskan untuk bertanggung jawab atas cabang perusahaan tersebut.
"Jadi kedatangan kami kesini bukan semata-mata tanpa alasan. Melainkan kami berdua mau melakukan audit pada beberapa hal yang menurut perusahaan pusat itu sangat merugikan." Lanjut Jia serius.
"Pak Candra tolong absen semua pegawai yang ada di sini. Dan tolong kalau ada yang belum berkumpul segera hubungi beliau untuk datang ke kantor secepatnya." Titah Jia pada Candra dan langsung di laksanakan oleh Candra.
Beberapa menit menunggu akhirnya Candra sudah selesai dan memberitahukan kepada Jia.
"Ini data semua karyawan yang hadir dan hanya satu yang tidak hadir Bu Jia, tapi sudah saya hubungi untuk segera datang ke kantor sekarang juga." Ucap Candra pada Jia formal.
Jia melihat nama yang tak hadir tersebut dan sedikit menunggingkan senyumnya.
Tokk.. tokk...
"Permisi." Ucap Rendi yang baru saja masuk ke ruangan meeting dengan wajah yang menahan malu.
Jia dan Candra menatap dirinya dengan intens.
Rendi seketika dibuat terkejut saat melihat kehadiran Jia yang duduk di kursi pemilik perusahaan.
"Kami ngapain duduk di kursi itu? Kursi itu tidak cocok diduduki sama kamu." Ucap Rendi sombong dan tentu saja membuat semuanya terkejut.
Jia sama sekali tak menjawab melainkan hanya tersenyum penuh arti.
"Pak Dika. Kenapa dia bisa ada di sini hah? Dia itu wanita miskin yang menjijikan dan tidak pantas untuk duduk di kursi milik direktur." Ucap Rendi menatap ke arah Pak Dika.
**********
**********