NovelToon NovelToon
Agensi Detektif Hantu

Agensi Detektif Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eko Arifin

Apakah anda mengalami hal-hal tak wajar disekitar anda?

Seperti suara anak ayam di malam hari yang berubah menjadi suara wanita cekikikan? Bau singkong bakar meskipun tidak ada yang sedang membakar singkong? Buah kelapa yang tertawa sambil bergulir kesana-kemari? Atau kepala berserta organnya melayang-layang di rumah orang lahiran?

Apakah anda merasa terganggu atau terancam dengan hal-hal itu?

Jangan risau!

Segera hubungi nomor Agensi Detektif Hantu di bawah ini.

Kami senantiasa sigap membantu anda menghadapi hal-hal yang tak kasat mata. Demi menjaga persatuan, kesatuan, dan kenyaman.

Agensi Detektif Hantu selalu siap menemani dan membantu anda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eko Arifin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34 - Masalah III

Sungguh sayang seribu sayang...

Mungkin kata itu yang terlintas di pikiran Ardian saat ia melihat anak gadis pak Bakhri yang duduk dengan tatapan kosong... rambut acak-acakan dan seperti tidak terurus.

Meskipun gadis ini memiliki paras yang cantik dan berkulit putih bersih, kondisinya saat ini terlihat sangat memperihatinkan seakan tak terurus.

Meski begitu, ada hal yang ingin Ardian pastikan terlebih dahulu...

Dia mendekat ke arah gadis itu sambil menyodorkan tangannya ke pipi gadis itu...

Tetapi...

Plak!

"Jangan sentuh aku! Pergi!" teriak gadis itu setelah menampar tangan Ardian ke samping sebelum merangkak ke sudut tempat tidur dan mendekap dirinya.

Terlihat air mata mengalir pelan keluar dari matanya, membuat Ardian yakin akan satu hal.

Sang ibu memeluk tubuh anaknya sambil ikut menangis, pak Bakhri menarik baju Ardian dan menatapnya dengan mata melotot.

"Berani... beraninya kamu!"

Brag!

Satu pukulan keras mendarat di pipi Ardian yang sengaja tidak ia hindari, membuatnya jatuh ke lantai dan Nur menghampirinya, khawatir akan keadaan pemuda yang tersungkur di lantai.

"Kak... kakak gak papa!?" tanya Nur saat mencoba memeriksa luka biru yang membekas di pipinya.

Dengan senyum lembut, Ardian hanya menyingkirkan tangan Nur sebelum ia berdiri sendiri, tanda bahwa dia tidak apa-apa.

"Bagaimana pak? Apakah sudah puas melampiaskan amarah anda? Bisa kita bicarakan hal ini baik-baik?" ujar Ardian yang hanya menatap datar.

Hembusan nafas pak Bakhri yang cepat pun perlahan mulai berkurang dan terkontrol setelah melihat raut wajah datar Ardian, sebelum dia menundukan pandangan malu karena termakan emosinya sendiri.

"Baik... nak. Kita bisa bicarakan dengan baik-baik, tetapi tidak di sini."

Pak Bakhri pun melangkah keluar dari kamar putrinya, di ikuti Ardian yang masih tenang bersama dengan Nur yang sedang bingung akan situasi ini.

Namun, Ardian telah mendapatkan jawaban atas apa yang menganjal di hatinya, reaksi gadis itu dan orang tuanya sudah cukup menjadi bukti kenapa gadis ini bisa kesurupan lagi setelah di ruqyah oleh Nur.

Dan kesurupan itu akan terjadi lagi jika mental gadis itu terus di biarkan.

Karena gadis itu...

"Gadis itu korban pemerkosaan." pikir Ardian dalam hati.

Menjadi korban dari tindakan keji itu, membuat anak pak Bakhri mengalami trauma yang mendalam, di sertai mentalnya yang terguncang.

Kedua kondisi itu menjadi sasaran empuk untuk para makhluk ghaib dalam merasuki tubuhnya.

Dia mendapatkan kesimpulan itu melalui reaksi pak Bakhri dan istrinya, serta anaknya yang tidak mau di sentuh oleh laki-laki.

Setelah berada di ruang tamu, pak Bakhri duduk di bangku dan di ikuti oleh Ardian dan Nur yang duduk di depan saling berdampingan.

"Jadi begini pak. Saya akan langsung saja ke intinya. Apakah anak bapak ini korban tindak kriminal?"

"Ah... anu-"

Pak Bakhri gelagapan karena tidak menyangka pertanyaan itu langsung keluar namun Ardian mengangkat telapak tangannya, tanda bahwa pak Bakhri tidak perlu menjawab.

"Saya sudah menduga hal ini dari awal dan bapak tidak perlu takut. Rahasia ini aman bersama saya."

Dengan menghela nafas lega, pak Bakhri pun tenang karena apa yang menimpa anaknya tidak akan tersebar, tetapi di sisi lain, Nur tidak paham apa yang sedang mereka berdua bicarakan.

"Saya akan jujur saja pak, anak anda akan terus kesurupan jika tidak ada tindak kelanjutannya..."

"Maksudnya?!" teriak pak Bakhri sontak kaget setelah mendengarnya.

"Kasus kesurupan anak bapak ini di karenakan trauma yang mendalam dan mentalnya yang terguncang. Pikiran dan mental yang sehat bisa menjadi tameng terakhir dari serangan ghaib dan sejenisnya."

Jelas Ardian karena memang Nur belum dapat mengenali akar masalah dari sebuah kasus.

"Jika bapak ingin kesembuhannya, saya sarankan untuk membawa anak bapak ke psikiater terdekat dan selalu dukung dia secara mental. Jangan lupa selalu di doakan juga menurut agama bapak."

Ardian menyarankan bahwa kesembuhan gadis itu harus di mulai dari keluarganya sendiri.

"Karena sesungguhnya, hanya Tuhan lah yang mempunyai obat dari segala penyakit..." lanjut Ardian.

"Tapi..." jawab pak Bakhri ragu-ragu.

Dengan menyodorkan sebuah kartu nama, Ardian lalu memberikan saran untuk keluarga pak Bakhri menindak lanjuti kesehatan anaknya.

"Ini pak silahkan di terima. Ini kartu nama seorang dokter kenalan saya. Silahkan hubungi beliau, nanti akan di arahkan ke pengobatan mental dan psikolog anak... lalu-"

Dengan cepat Ardian mengeluarkan sebuah kertas sebelum menuliskan sesuatu.

"Ini cek satu juta. Saya kembalikan uang bapak. Tindakan kami yang lamban untuk menangani kasus ini karena memang murni kelalaian dari kami..."

Kemudian, Ardian berdiri dan di ikuti oleh Nur sebelum mereka membungkuk dan mengucapkan...

"Saya selaku CEO Agensi Detektif Hantu, meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan anda..."

"Saya meminta maaf karena kurangnya pengalaman saya pak..."

Permintaan lembut penuh ketulusan dari Ardian dan Nur dapat meluluhkan hati pak Bakhri yang dari awal terbakar dalam amarah.

Hingga dia pun tidak dapat berkata apa-apa sebelum suara sang istri ikut berbicara...

"Sudahlah pak, maafkan mereka dengan lapang dada. Toh, kita sudah di sarankan untuk penanganan lanjutnya harus bagaimana untuk kesembuhan anak kita. Biar bapak juga tidak stress."

Mau tidak mau, setelah ibu negara dalam rumah tangganya bersuara, maka pak Bakhri pun harus mengikutinya.

Suami takut istri coy.

"Baiklah... untuk masalah ini. Saya tidak akan memperbesarnya lagi. Kalian berdua juga telah berusaha keras untuk memperbaiki semuanya. Saya maafkan Agensi Detektif Hantu..."

Ardian dan Nur saling menatap sebelum berhenti menunduk, lalu tersenyum lebar karena akhirnya image Agensi mereka telah bisa di perbaiki.

"Terima kasih banyak pak!" ucap Nur merasa lega.

"Terima kasih pak... bu. Semoga anak anda bisa sembuh dan kalian bisa kembali menjadi keluarga yang bahagia." kata Ardian saat matanya melirik sebuah foto keluarga pak Bakhri, tatapan sedih terpancar dari matanya.

Dimana mereka tersenyum lebar dengan bahagia.

Mendengar hal itu, pak Bakhri dan istrinya pun menunduk sedih. Mereka berdua harus menghadapi cobaan yang amat berat ini dengan tegar dan lapang dada, sekaligus menjadi tiang utama dalam penyembuhan anaknya.

"Terima kasih nak..." ucap pak Bakhri saat kedua bola matanya berair, menahan tangis.

Mendengar hal itu, Ardian tersenyum kecil sebelum menjawab, "Sama-sama pak dan karena waktu sudah semakin malam, kami berdua undur diri."

"Iya nak semoga kami bisa tetap tegar dalam menghadapi ujian ini. Sekali lagi, terima kasih banyak. Maafkan sikap saya, nak..."

"Iya pak, sama-sama. Kalau begitu kami pamit undur diri." ujar Ardian selagi melangkah ke arah pintu.

"Saya minta maaf atas kurangnya pengalaman saya saat menangani anak bapak dan ibu." ujar Nur pelan saat Ardian menunggu di depan pintu.

"Iya nak, saya maafkan. Terima kasih atas semuanya." jawab pak Bakhri dengan wajah lemah lembut, sangat bertolak belakang dari pertemuannya tadi.

Nur menjawab dengan senyuman kecil dan anggukan sebelum berjalan mengikuti Ardian hingga mereka tak terlihat lagi oleh pak Bakhri dan istrinya.

"Mereka adalah anak yang baik dan bertanggung jawab bu. Bapak merasa bersalah telah marah kepada mereka." ujar pak Bakhri.

"Iya pak, yang penting bapak sudah meminta maaf kepada mereka dengan tulus dan mereka pun juga sudah memaafkan bapak. Manusia tak pernah luput dari salah pak..."

"Iya bu, bapak berharap anak kita lekas sembuh dan bisa kembali ke sekolah."

"Iya pak..." ujar istri pak Bakhri sebelum mereka kembali ke kamar anaknya, demi menjaga kondisinya.

1
Tenth_Soldier
Secangkir kopi untuk Nur biar nggak ngantuk.. /Smile/
Kim Nara♡
𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐲𝐨𝐤𝐤, 𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐧𝐢𝐡𝐡
Eko Arifin: Makasih kak sudah mampir. Semoga suka ceritanya
total 1 replies
Rosy
aku suka mbak kuntiiiiii
Tenth_Soldier
oiya aku mau nanya itu mbah Sanca... mbah kakung apa mbah Putri? 😂
Eko Arifin: Siap abangku
Tenth_Soldier: ok sip soalnya si Rendy nanti ikutan ajang Astro Geo zodiak Barat dan ... no spill dulu ah 😜
total 3 replies
Tenth_Soldier
*) mengangguk
Tenth_Soldier
mudah2an itu bukan Ardian... tapi si Itchy... /Grin/
Rosy
masih ada serigala ...kan kak
Eko Arifin: Serigala punya Ardian cuma kumpulan tikus yang merubah bentuk menjadi satu sosok, bukan serigala beneran.
total 1 replies
Rosy
nyebat itu apa ya kak?
Eko Arifin: Merokok. Bahasa jawa gaulnya "Nyebat" dari kata kerjanya "Sebatang". Contoh lain seperti "Selang" jadi "Nyelang", "Sinom" jadi "Nyinom", dsb.
total 1 replies
Rosy
setan gbr pertama gebuk pake sandal...setan gbr kedua tembak pake ketapel /Grin/
Tenth_Soldier: husss! bocil komentar sembarangan
Eko Arifin: Yang dateng nanti malahan big bossnya. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Rina Indriani
masih ga paham kemana makhluk astral itu y
Eko Arifin: Kalau soal "Sayap Besi" bisa cari tahu bre sendiri soal Satanic. Salah satu stand up komedian indo adalah eks member yang pernah di sana.

Dia cerita soal makhluk2 ghaib di beberapa tingkat dan cerita beliau itu inspirasi untuk cerita ini.

Dia juga pernah cerita di podcastnya.
Rina Indriani: itulah dia gak tau
total 3 replies
Tenth_Soldier
panggil si itchy dan Mushaka!!! /Joyful/
FiaNasa
kasihan deh Lo om poci
Tenth_Soldier
bro nama ular putih milik Rendy siapa?
Eko Arifin: Sanca.
total 1 replies
Tenth_Soldier
Baca bab ini aku jadi punya inspirasi bikin novel lagi... tapi nanti sajalah/Grin/
Rosy: jangan aakiti hati Nur ...tak santet kamu ...awas ya...hihihi canda la yaw
Tenth_Soldier: tunggu sajalah
total 3 replies
Tenth_Soldier
Akhirnya Nur beraksi
Rina Indriani
mantaap... suka ma cerita nyaa....
Eko Arifin: Terima kasih kak. Semoga betah dengan ceritanya.
total 1 replies
@shithan03_12
kinanti itu demit??
Eko Arifin: Makanya Ardian di bilang "Orang gila". Dhemit di ajak musyawarah mufakat soalnya.
@shithan03_12: owalah.. baru ngeh disini.. Awalnya aku sdikit ragu
total 3 replies
Rina Indriani
o gitu ya.. paham sikit la
Rina Indriani
masih mikir disini gue!!!
Rina Indriani
keren ya om poci
Eko Arifin: Saksikan prequelnya besuk bro. Kalau udah ada niat bikin buku lagi /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!