NovelToon NovelToon
Sinyal Di Batas Bintang

Sinyal Di Batas Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Mengubah sejarah / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Ramadhan Official

Dalam waktu dekat, umat manusia telah mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan antar bintang. Misi perurkan dengan harapan menemukan planet yang layak huni. Namun, saat kru tiba setelah bertahun-tahun dalam cryosleep, mereka menemukan sinyal misterius dari peradaban asing, mengubah misi eksplorasi ini menjadi perjuangan bertahan hidup dan penemuan besar yang bisa mengubah nasib umat manusia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Ramadhan Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Bab 26: Kebenaran di Balik Dimensi Ketiga

Setelah berhasil menstabilkan dimensi kedua dan mengalahkan penjaga energi yang kuat, tim Elena kembali ke Nova Spear dengan perasaan lega. Namun, mereka tahu perjalanan belum selesai. Dimensi ketiga menanti mereka, dan dari semua informasi yang mereka miliki, tempat itu merupakan yang paling berbahaya. Tidak ada data yang jelas tentang apa yang ada di sana, hanya rumor dan fragmen informasi yang samar-samar tentang "pintu menuju sesuatu yang lebih besar."

Setelah kembali ke kapal, mereka berkumpul di ruang briefing untuk mempersiapkan langkah selanjutnya. Samuel berdiri di depan peta holografis tiga dimensi, menyoroti titik lokasi dimensi ketiga.

“Dimensi ini benar-benar aneh,” Samuel membuka pembicaraan. “Seolah-olah seluruh tempat itu berada di luar jangkauan teknologi kita. Ada distorsi waktu dan ruang yang tidak dapat dijelaskan, dan setiap kali kita mencoba memindai lebih dalam, sinyalnya hilang begitu saja.”

“Seperti ada sesuatu yang menutupi keberadaannya?” tanya Mark, penasaran.

“Kemungkinan besar,” jawab Samuel. “Tapi bukan hanya itu. Ada laporan dari beberapa misi penelitian sebelumnya, meskipun semuanya tidak lengkap. Mereka menyebutkan dimensi ini sebagai pintu menuju sesuatu yang jauh lebih besar dan misterius—entitas yang lebih tua dari alam semesta kita sendiri.”

“Jadi kita akan berhadapan dengan sesuatu yang lebih dari sekadar energi liar?” Elena bertanya, suaranya menunjukkan ketegangan. “Ini bisa berarti bahaya yang tak terduga.”

Kara, yang diam selama pertemuan, akhirnya angkat bicara. “Entitas kuno... itu tidak terdengar seperti sesuatu yang bisa kita hadapi hanya dengan kekuatan teknologi. Mungkin ada sesuatu yang lebih spiritual atau multidimensional di sini.”

Samuel mengangguk setuju. “Dan itulah yang membuat dimensi ini sangat berbahaya. Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di sana.”

Elena berpikir sejenak, matanya tertuju pada peta holografis. “Tidak ada pilihan lain. Kita harus menyelesaikan ini. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Apa pun yang ada di sana, kita harus menghadapi dan menstabilkannya.”

---

Keesokan harinya, tim Elena bersiap memasuki dimensi ketiga. Ketika mereka mendekati gerbang dimensi, suasana di sekitar mereka mulai berubah. Ada perasaan aneh yang meresap ke dalam hati mereka, seolah-olah ruang itu sendiri menolak kehadiran mereka. Cahaya dari gerbang bergetar, dan suara-suara samar mulai terdengar—bukan suara mesin, melainkan suara bisikan, seolah-olah makhluk-makhluk tak terlihat berbicara dari balik tabir.

Begitu Nova Spear menembus gerbang, pemandangan yang menyambut mereka sangat berbeda dari dimensi sebelumnya. Tidak ada badai energi atau medan kekacauan seperti di dimensi kedua, namun ada sesuatu yang jauh lebih mengganggu. Ruang di sekitar mereka terlihat seperti lipatan-lipatan bayangan, dan langit di atas mereka dipenuhi dengan cahaya aneh yang berpendar lembut, seolah-olah dunia ini berada di ambang kehancuran atau transisi ke sesuatu yang lain.

“Ini… menakutkan,” bisik Kara, tatapannya terpaku pada pemandangan di luar.

“Semua sistem bekerja normal,” lapor Samuel. “Tapi ada distorsi besar dalam ruang dan waktu di sini. Kita harus bergerak dengan hati-hati.”

Elena memberi aba-aba kepada yang lain untuk tetap waspada. “Arahkan kapal ke pusat dimensi. Di sanalah kita akan menemukan inti.”

Mereka melaju perlahan melalui dimensi ini, namun keanehan mulai terjadi. Kapal mereka kadang-kadang tampak bergerak mundur, meskipun mereka terus maju, dan waktu seolah-olah berjalan tidak normal. Satu menit terasa seperti beberapa jam, sementara kadang-kadang beberapa jam berlalu dalam hitungan detik.

“Apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanya Mark dengan bingung. “Rasanya seperti kita terjebak dalam ilusi atau mimpi buruk.”

“Ini bukan ilusi,” jawab Samuel. “Ruang dan waktu di sini benar-benar terdistorsi. Kita harus tetap fokus pada tujuan kita, atau kita bisa tersesat di sini selamanya.”

Mereka akhirnya tiba di pusat dimensi, tempat yang lebih aneh dari yang bisa mereka bayangkan. Di depan mereka berdiri sebuah struktur besar yang tampak seperti gerbang kuno, terbuat dari bahan yang tidak bisa dikenali. Cahaya lembut berpendar dari simbol-simbol di permukaannya, dan di tengah-tengah gerbang itu, ada sesuatu yang berkilau seperti jantung dunia.

“Itu intinya,” bisik Elena. “Tapi apa yang menjaga tempat ini?”

Mereka melangkah keluar dari kapal dengan hati-hati, menyadari bahwa waktu di sekeliling mereka semakin melambat. Setiap gerakan terasa berat, dan mereka harus berjuang hanya untuk berjalan beberapa langkah.

Saat mereka semakin mendekati gerbang, bayangan besar muncul dari balik lipatan dimensi. Makhluk itu tak berwujud pasti, tubuhnya berubah-ubah seperti kabut yang bergerak. Namun, ada sesuatu yang sangat kuat dan kuno tentang keberadaannya, seolah-olah makhluk ini adalah bagian dari dimensi itu sendiri.

“Elena,” bisik Kara dengan ketakutan di suaranya, “aku pikir ini bukan hanya penjaga. Ini mungkin entitas yang disebutkan dalam laporan.”

Makhluk itu tidak menyerang mereka secara langsung. Sebaliknya, ia berbicara, atau lebih tepatnya, pikiran mereka dipenuhi dengan bisikan aneh yang tidak bisa mereka pahami. Namun, satu hal yang jelas: makhluk itu menolak kehadiran mereka di sini. Dimensi ini adalah wilayahnya, dan mereka adalah penyusup.

“Kita harus cepat,” kata Elena dengan tegas. “Samuel, ada cara untuk menstabilkan inti ini?”

Samuel dengan cepat memeriksa pemindainya. “Ini tidak seperti inti sebelumnya. Inti ini tampaknya tidak hanya menstabilkan dimensi, tetapi juga terhubung langsung dengan makhluk ini. Jika kita menstabilkannya, kita mungkin harus berhadapan langsung dengan entitas ini.”

“Tidak ada pilihan lain,” jawab Elena, mengencangkan cengkeraman pada senjata plasmanya. “Kita harus melakukan ini. Siapkan semuanya.”

---

Saat mereka mendekati inti, makhluk itu mulai menunjukkan kekuatannya. Ruang di sekitar mereka mulai bergetar hebat, dan waktu semakin kacau. Elena merasa tubuhnya ditarik dalam berbagai arah oleh distorsi ruang-waktu. Kara hampir kehilangan keseimbangan, sementara Mark dan Samuel mencoba bertahan dari kekuatan yang menarik mereka.

“Cepat, Samuel!” teriak Elena, berjuang melawan kekuatan yang menarik tubuhnya.

Samuel, dengan gemetar, mulai mengaktifkan alat penstabil. Begitu alat itu aktif, energi dari inti mulai bergerak liar, membuat makhluk itu mengeluarkan raungan yang menggema di seluruh dimensi. Sosok makhluk itu mulai berubah, menjadi lebih nyata dan berbahaya.

“Aku hampir selesai!” Samuel berteriak di tengah kekacauan yang semakin meningkat.

Namun, makhluk itu menyerang. Tangan kabutnya melesat ke arah Elena, berusaha menghancurkan mereka sebelum proses stabilisasi selesai. Dengan cepat, Elena mengangkat senjatanya, menembakkan tembakan plasma yang meledak di tubuh makhluk tersebut, meskipun serangannya tampak hanya menunda pergerakan entitas itu.

“Kita harus mengalihkan perhatiannya lebih lama!” teriak Elena.

Kara dan Mark segera bergabung, melepaskan tembakan bertubi-tubi ke arah makhluk itu. Setiap serangan hanya memberi mereka sedikit waktu, tapi cukup bagi Samuel untuk menyelesaikan proses penstabilan.

Akhirnya, inti energi mulai bergetar, menstabilkan ruang di sekitarnya. Makhluk itu meraung, tubuhnya terpecah dan terseret oleh kekuatan dari inti yang semakin kuat. Dalam sekejap, makhluk itu lenyap, ditarik kembali ke dimensi yang lebih dalam, meninggalkan mereka dalam keheningan.

Dimensi ketiga akhirnya stabil. Tetapi mereka tahu bahwa apa yang baru saja mereka hadapi adalah sesuatu yang lebih tua dan lebih kuat daripada yang bisa mereka pahami.

1
Ya Fi
Luar biasa
Pyscho
Bahasanya halus banget!
Grindelwald1
Duh, seru euy! 🥳
Linechoco
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!