Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMARAHAN LEO
Tuan Shiwan tak bisa membalas ucapan sang Sahabat dan Putrinya yang menggoda Dia. Karena Dia memang sangat berharap Kirana atau Ak bergabung dengan dia.
"Dia Putriku...tentu saja seperti ku..apakah dia harus sepertimu..? enak saja..." Ucap Tuan Dion sambil menatap sang Sahabat dengan wajah menahan tawa.
"Ka...kapan Kau bisa mulai bergabung dengan kami...?" tanya tuan Shiwan lagi.
"Terserah Paman...kalau Paman ingin cepat aku bergabung, silahkan saja paman siapkan semua yang aku minta. Dan aku akan segera bergabung dengan paman. dan satu lagi Paman... jangan manggilku dengan panggilan Ak padaku. namaku Kirana. aku merupakan Seorang murid yang bersekolah di SMA Taruna 1..." ucap Kirana.
"A..apaa...Kau, Kau Sekolah di SMA....Kau murid SMA..?" seru Tuan Shiwan dengan wajah kaget.
"Bukankah wajar Anak seusiaku masih anak Sekolah Paman..." ucap Kirana sambil tertawa pelan.
"Di...apa benar perkataan Anakmu ini...?" tanya tuan Shiwan.
"Iya...dia kelas XII di SMA Taruna 1..." ucap Tuan Dion.
"Kau menipu mereka Di...seorang Professor Kau sekolahkan kembali..." ucap Tuan Shiwan dengan wajah kesal.
"Ada cerita di balik semua itu Wan...Suatu saat akan aku cerita kan Padamu..." ucap Tuan Dion.
"Kau harus menceritakan padaku secepatnya Di..." ucap Tuan Shiwan sambil menatap Kirana dengan tatapan tak percaya.
Kakek Max tua dan Kakek Han terlihat sangat bangga menatap Kirana . gadis ini tidak Ada canggung- canggungnya di depan pembesar yang di Cari dan di hormat banyak orang. Seperti tuan Shiwan yang merupakan petinggi tertinggi lembaga pertahanan dan penelitian di Negara K ini. Dengan santainya Kirana berbicara dengan tuan Shiwan. Sedangkan orang lain akan kesulitan bertemu dengannya apalagi sampai berbicara seperti Kirana. Tapi Gadis ini tidak sombong atau tinggi hati. Dia juga tidak rendah diri. Dia bagai Batu karang yang telah lama di hempas badai. kuat dan tegar. Seolah mampu menjangkau Dunia dengan kemampuannya.
Dan saat itulah tiba- tiba terdengar suara yang sangat Kirana kenal di belakang nya.
"Boleh bergabung dengan kalian..." Kata suara bariton itu membuat semua orang melihat kearah suara. Terlihat tiga Pria mendekati mereka.
"Tuan Bastian Alexander ucap mereka serempak.
." Tentu saja Boleh anak Muda...Asal Kau tidal bosan bergaul dengan orang Tua seperti kami..." Ucap tuan Max Tua.
"Selamat malam semua nya...tentu saja Tidak Tuan Max...gadis Kirana saja tidak bosan bersama Kalian, mana mungkin aku Kalah dengannya. Bukan Begitu Nona Kirana...?" Ucap Alex dengan lembut.
"Kalian sudah saling kenal...?" Kata Tuan Dion heran.
"Aku pernah menolong Nenek Maira Pa..." ucap Kirana.
"Cucu...Kau sudah Mengenal Maira...apakah Kau juga sudah Mengenal si dingin Bastian Tua...?" Tanya Kakek Max Tua.
"Kalau Nenek Maira Sudah Kek...tapi kalau tuan Bastian Tua belum..." jawab Kirana jujur.
"Selamat Nona Kirana... Kau Menemukan orang Tua yang sayang padamu..." Ucap Alex tulus.
"Trimakasih Tuan...bagaimana keadaan Nenek Miara...apakah beliau baik-baik saja.. " tanya Kirana.
" Syukurlah berkat petolongan darimu , jantung Nenek tidak bermasalah lagi. Dan kini kesehatan nya berangsur pulih kembali..." Ucap Alex .
"Syukurlah ...kalau bisa jika Nenek jalan. jalan. tolong Ada yang menemani. jadi jika Ada masalah lagi, tidak membahayakan Nyawa nya..." Ucap Kirana tulus .
" Apa benar cucuku bisa mengobati penyakit jantung Nenekmu anak Muda...?" Tanya Kakek Max sepertinya Kakek Max kurang Percaya.
"Max ...Kau menghinaku..? Apakah Kau meragukan kemampuan murid kesayanganku...!" Seru prof Hanson marah. Mendengar ucapan Prof Hanson, Alex dam kedua anak buah nya saling berpandangan. Kenapa Prof Hanson mengaku Kirana sebagai Muridnya.
"Nak..Kau bisa mengobati penyakit jantung Kakek...?" Tanya tuan Max Tua.
"Kalau Kakek percaya pada Kirana, akan Kirana Coba melihat Penyakit jantung Kakek. Tapi yang penting sekarang, Kakek tidak boleh meminum alkohol dulu ya..." Ucap Kirana.
,"Baik...Kalau begitu aku besok ikut kerumahmu Di..." Ucap Kakek Max dengan yakin.
Mendengar ucapan Tuan Max Tua, terlihat kekagetannya di wajah tuan Dion dan saudara - saudaranya. Sebab sejak Putra pertama yaitu tuan Dion menikah, sampai pada putri bungsunya menikah . tuan Max Tanyong Nama Kakek Max Tua tidak pernah mau bermalam atau ikut Putra Putrinya. Alasan beliau , katanya tidak ingin merepotkan Putra dan Menantunya . Jika bepergian kemanapun itu. Walau Ada rumah sang Anak, tidak pernah sekalipun tuan Max Tanyong tinggal di tempat sang Putra . Beliau hanya mau tinggal di rumahnya saja atau menginap di hotel
"Papa beneran mau tinggal di rumah Dion...?" Tanya Tuan Dion tak percaya.
"Tentu saja... Bukankah Cucu perempuanku tinggal bersama mu...?" Ucap Tuan Max Tua pada sang Putra.
"Tentu saja... Aku dan Putriku tinggal di Villa.." ucap tuan Dion dengan cepat.
"Maksudmu Villa di puncak...? Kenapa tidak beli rumah di kota saja...Bodoh..!" Seru tuan Max Tua marah.
Namun sebelum Tuan Dion Menjawab, terdengar suara Kirana yang Berbicara sambil berjongkok di depan tuan Max Tua yang duduk dengan wajah kesal.
"Kakek... Udara di pundak lebih baik dari pada udara di dalam kota. Apalagi untuk jantung Kakek...bukankah lebih baik tinggal di puncak Kek..." Ucap Kirana Lembut sambil mengusap tangan Keriput Pria Tua itu. Walaupun begitu terlihat tubuh Tua itu masih terlihat tegap.
"Begitukah... ? Baiklah kalau begitu aku mau tinggal di sana bersama Cucu Perempuan ku ini..." Ucap tuan Max dengan wajah terlihat Senang.
"Kek....aku juga Cucu perempuan Kakek Lo..." Ucap Kimby yang kini duduk di depan Sang Kakek di dekat Kirana.
"Haiya....ternyata aku punya dua Cucu perempuan yang cantik- cantik..." Ucap Sang Kakek gembira.
Akhirnya tuan Max Tua memutuskan tinggal di villa milik tuan Dion. Tentu saja keputusan itu membuat tuan Dion gembira. Tapi membuat iri kedua saudara kandung nya . Dan Tuan Alex yang terhormat, ternyata memilih berdiam bersama keluarga besar tuan Max . berbincang bersama tamu terhormat lainnya. Dia melihat kalau Kirana terlihat Bahagia bersama keluarga barunya. Dan Dalam kesempatan ini. Dia berusaha dekat dengan tuan Dion. Mereka malah membicarakan tentang bisnis. Saat hari semakin malam, akhirnya Satu persatu para tamu pamit pulang, namun Keluarga Tuan Xio lebih dahulu pulang sebelum acara selesai. Mereka melihat Kirana di kelilingi orang- orang yang Mencintai dan menyukai dia . Membuat kesedihan tuan Xio semakin dalam.
Maka beda lagi dengan keadaan Jeni . Dia pulang bersama kedua orang tuanya yang terlihat diam dan kesal. Terutama sang Papa. Pria paruh baya itu terlihat kesal dan marah. Dalam Perjalanan pulang, mereka diam saja tanpa Ada yang berani Membuka ucapan . Jeni tak berani Membuka Suara. Dia diam dengan tatapan kearah luar Mobil .
Ketika mereka sampai di rumah. Terlihat tuan Xio keluar dengan wajah kesal. Jeni terlihat ketakutan melihat sang Ayah.
"Ma...Jeni takut melihat Ayah marah..." Ucap Jeni sambil memeluk lengan sang Ibu.
"Tenanglah...masih ada Mama...Mama akan melindungi mu..." Ucap sang Mama .
"Trimakasih Ma.. " kata Jeni.
Ketika mereka berdua sampai di dalam ruang keluarga,. mereka berdua melihat tuan Xio duduk dengan tenang di sofa tunggal. Lalu dia berkata.
"Jen duduk..." Ucap tuan Xio datar.
Jeni menatap pada sang Mama , terlihat nyonya Xio menganggukkan kepala nya . Dengan perasaan takut, Jeni duduk di depan Tuan Xio. Terlihat wajahnya ketakutan. Hingga membuat nyonya Xio merasa kasihan. ingin rasanya dia menarik Jeni pergi dan menghiburnya. Tapi dia takut pada sang Suami. hanya saja yang tidak di ketahui Nyonya Xio Adalah. Jeni di dalam hatinya mengumpat dengan Kasar.
"Cih...apakah kalian akan membela Kirana Putri Kandung kalian... Dasar Bodoh , munafik... Apa yang di harapan dari gadis bodoh seperti dia. Apa Karena dia tadi banyak di Sapa Para orang kaya itu... Dasar kalian saja yang Bodoh... Kalian saja Tidak tahu... pasti sebelum ini dia sudah naik kerajang mereka satu persatu . pe****r murahan seperti dia saja ingin kalian banggakan. Dasar manusia sialan..." Umpat Jeni dalam hati .
Dia tidal sadar Selama ini merekalah yang sangat menyayangi dia. Dan saat kasih sayang mereka Sedikit goyah, Dia mulai berani mengumpat dan Mengeluarkan sumpah serapak pada orang yang telah membesarkan dia. Membela dia Memenuhi para Putri kandung Mereka .
"Sekarang katakan pada Papa...Apa yang telah Kau lakukan tadi...? Kenapa Kau berani melakukannya Apakah Kau tidak berfikir kalau itu akan merugikan dirimu dan merusak reputasi keluarga kita ..." Ucap tuan Xio dingin.
"Papa..aku tidak melakukan nya. Sungguh pa... Bukankah tadi yang memintaku bermain Piano Adalah Sanci. Dan yang memanggil dan memperolok Kirana bukan aku tapi Sanci..." Ucap Jeni berdalih.
Terlihat tuan Xio telah memakan omongan Jeni.
"Benar Kata Jeni Pa.. Mungkin itu ulah Sanci sendiri..." Tambah sang Mama.
"Atau Sanci dan Kirana bekerja sama untuk menjebakku Pa..." Ucap Jeni yang mulai tahu sang Ayah mulai percaya.
"Lalu dari mana Sanci tahu kalau Kirana itu anak pungut...? Lalu apa Kirana bodoh menghina diri sendiri demi menjebakmu. Lagian Sanci Sama sekali tidak mengataimu...dari mananya kalau dia dan Kirana Ada hubungan untuk menjebakmu. Dan yang kami tahu di dalam Video rekaman CCTV Kau lah sejak awal selalu bersama Sanci..." Ucap suara yang baru datang Dari luar. Terlihat Leo datang bersama ketiga saudaranya. Frans menatap Jeni dengan tatapan kecewa dan marah .
"I.. Itu.." Belum selesai kata - kata Jeni, Leo lalu menambah kan.
"Itu Karena Kaulah otak dari semua Kejadian tadi . Kau sengaja memprofokasi Sanci yang Sombong itu agar melawan Kirana yang tidak tahu apa-apa... Lalu sekarang Kau malah menuduh Kirana yang menjadi otaknya..Aku tak pernah menyangka Kau selicik itu Jen.. atau ini memang watakmu yang sesungguhnya ....?" Ucap Leo dengan tatapan Jijik. Seketika wajah Jeni memucat .Namun sang Mama membentak Leo.
"Leo..cukup...Kau membuat adikmu takut.. Kau menuduh Jeni dengan kejam Le.." Teriakan sang Mama.
"Ck...pembela sudah maju...Ma...jangan sampai mama menyesal nanti. Di sini kita sudah tahu kalau Jeni memang salah. Tapi Mama dengan Begitu kuat membela Jeni. Kenapa sich ma... Apakah Karena Jeni sudah lama menjadi Putri Mama...? hingga Mama rela mengorbankan Putri Kandung Mama. tapi nggak masalah ma... Adik lebih bahagia memiliki Keluarga Tuan Max Dion yang begitu sayang dan perhatian pada dia.." ucapan Leo belum selesai saat terdengar suara nyonya Xio yang marah.
"Cukup Le.. Cukup... Kau keterlaluan Le... Tidak kah Kau merasa kalau Kau menyakiti Jeni adikmu...!" Seru sang Mama marah .
"Baik Ma... Leo akan diam. Tapi maaf...dia bukan Adik Leo, dan maaf jika Leo juga akan pergi dari Rumah ini. Leo akan pergi seperti Kirana yang telah pergi..." Ucap Leo lalu melangkah menaiki tanga menuju kamarnya. Terlihat sekali kalau Leo sangat marah pada sang Mama dan Jeni . Sedangkan Jeni terlihat mengepalkan tangan nya. Erik dam Fran juga pergi meninggalkan. ruang keluarga menuju Kamarnya.
"Ma... Apakah Jeni salah ma..." Ucap Jeni lemah. Namun di dalam hati dia meruntuki Sikap Leo yang terlihat mulai membenci Dia.
"Tenang sayang...mama dan Papa masih menyayangi dirimu..." Ucap nyonya Xio sambil memeluk Jeni.
Tak berapa lama terlihat Leo turun dari lantai dua. Di susul kemudian oleh Erik yang juga membawa tas punggung. Sedangkan Leo membawa Koper kecil. Melihat semua itu, terlihat tuan Xio kaget.
"Mau kemana kalian berdua...?" ucapnya dengan wajah marah.
"Mencari adik kandungku...dan meminta maaf padanya..." Jawab Leo.
"Dan Kau akan pergi dari rumah ini..?" Tanya sang Papa.
"Maaf Pa... Le akan pergi dari rumah ini. Le harus meminta maaf pada adik Kandung Le. Le terlalu banyak salah padanya..apa lagi le tidak betah melihat wajah munafik di depan Le.. "ucap Leo datar . Sang Ayah terdiam mendengar ucapan Leo.
"Erik Juga pergi Pa...Ma. Erik juga akan meminta maaf Pada adikku. Semoga saja dia masih mau menerima Erik sebagai saudara kandung Dia..."ucap Erik sambil melangkah keluar menyusul Leo.
Melihat semua itu Jeni terlihat sedih. Walaupun dalam hati Dia kembali mengucap sumpah serapah untuk mereka berdua. Dan dia semakin dendam pada Kirana.
"Semua ini gara- gara Kirana. Lihat saja apa yang akan aku perbuat untuk mu Ran.. Aku akan Membuat mu di permalukan dan masa depanmu hancur. Apakah setelah itu Orang Tua angkatmu masih menyukaimu..." Ucap Jeni dalam hati.
"Jen..pergilah tidur...bukankah besok Kau masih harus Sekolah..." Kata sang Mama.
"Baik Ma..." Jawab Jeni. Dia segera naik ke lantai atas menuju kamarnya . sesampainya di kamarnya, Jeni tak bisa membendung Kemarahannya lagi. Sumpah serapa dia tunjukkan pada Kirana.
"Dasar wanita sialan... Kau Fikir Kau bisa mengambil keempat Kakakmu dengan muda ha... Jangan harap...jika si bodoh Leo dan Erik bisa Kau buat menentangku , Masih Ada kak Frans dan Kak Elgar yang Ku miliki. Dan seharusnya keluarga Max Dion itu milikku. Bukan milikmu..mereka tak pantas Kau miliki. Apapun yang Kau miliki Ran.., maka aku akan merebut nya darimu...Sial Dasar wanita kurang ajar...Kau wanita murahan pembawa Sial...apa yang akan terjadi jika keluarga angkat mu melihat Kau sudah tidak Suci lagi. Dasar brengsek..dan saat itu terjadi Padamu, maka aku akan tertawa dan berpesta untuk mu..."ucap Jeni lalu tertawa gembira.
Dan seseorang yang berada di depan Pintu mengepalkan tinju dengan wajah merah menahan Kemarahan. Dia segera pergi Dari tempat itu. Sedang kan di hotel Bastian. Keluarga tuan Max tua dan keluarga tuan Han sedang berbincang. Dan guru Hanson dan Guru Dan Yu masih berada bersama mereka Karena mereka Memang tinggal di hotel itu. Sedang Kirana sudah masuk ke kamarnya. Malam ini mereka memang tinggal di hotel itu. Kimby dan Yunli memilih tinggal sekamar dengan Kirana. Akhirnya mau tak mau Kirana mengiyakan saja .
Karena mereka harus masuk Sekolah besok , merekapun segera tidur. Keesokan harinya, seperti biasa Kirana sudah bangun. Setelah berolahraga sederhana di balkon, Kirana segera mandi. Tapi yang tidak di ketahui Kirana, Alex yang berada di kamar khusus milik nya. Melihat Kirana yang pagi itu berolah raga di balkon kamarnya . Tubuh Indah itu berolahraga seperti pria .Terlihat senyuman di bibir sexinya .
"gadis Cantik dan unik..." Ucapnya perlahan.
Setelah melihat Kirana Masuk kedalam kamarnya kembali, Dia segera masuk dan Mandi. Sedangkan Kirana sendiri juga segera mandi lalu berpakaian seragam Sekolah dan segera bersiap pergi Sekolah. Saat dia selesai berpakaian , Dia melihat kedua saudara barunya terlihat bangun.
"Kau sudah selesai bersiap Ran...?" Tanya Kimby.
"Iya..Aku pergi dulu ya.?" Kata Kirana.
" Ran... Kau murid SMA Taruna 1...?" Tanya Yunli.
"Benar ...kenapa...?" Tanya Kirana.
"Aku murid SMA Taruna 2...tapi tunggu Ran... Kau Guru Kimby tapi kau masih sekolah SMA. Apa nggak salah...?" tanya Yunli lagi.
"Itu kisah panjangku Yun.. Suatu saat aku akan bercerita. Beberapa hari lagi aku akan ke sekolahanmu lo... Tunggu aku di sana ya..." Kata Kirana.
"Kau ikut Olympiade Fisika..?" Tanya Yunli.
"Hmm.." Angguk Kirana .
"Baik..aku akan memperlihatkan SMA Taruna 2 Padamu . aku akan menunggumu Ran..." Ucap Yunli gembira.
"Ya sudah aku pergi dulu. " ucap Kirana sambil menyambar tas sekolahnya .
Dia segera keluar dari dalam kamar tempat dia semalam tidur. Dia berjalan ke kamar kedua orang tua angkat nya. Dan kebetulan mereka keluar dari kamar mereka.
"Selamat Pagi Papa , Mama..." Sapa Kirana lalu mencium pipi kedua orang Tuanya.
"Kau sudah rapi sayang...Kau masuk Sekolah...?" Tanya Sang Mama.
"Iya Ma...banyak tugas dan tadi malam aku belum sempat mengerjakannya. Jadi aku akan melakukannya pagi ini di kelas sebelum Bel masuk berbunyi..." Ucap Kirana.
"Ya sudah kita Sarapan dulu lalu Kau boleh berangkat Sekolah. Dan pulangnya nanti langsung ke Villa ya nak..." Ucap Sang mama.
"Baik Ma..." Jawab Kirana.
"Ran... Pegang ini..Kau harus memiliki.." Ucap Tuan Dion sambil mengulurkan kartu Black Card pada Kirana.
"Pa...nggak usah...Kirana punya sendiri..." Ucap Kirana.
"Itu milikmu. Dan ini pemberian Papa dan Mama. Kau putri kami jadi Kau juga memiliki hak yang Sama dengan kedua Kakakmu..." Ucap tuan Dion.
"Ambil sayang..itu hakmu, Itu milik mu. Kalau Kau tidak mau, itu tendanya Kau masih menganggap kami bukan orang tuamu..." Ucap Nyonya Irine.
"Mama..Papa..trimakasih ucap Kirana terharu. Dia memeluk sang mama. Dan tanpa Teresa air mata keluar dari matanya.
"Tidak usah berterimakasih pada orang Tua sayang...ini sudah Hal yang harus kamu terima...." Ucap nyonya Irine.
Setelah memeluk nyonya Irine, Kirana memeluk sang Papa.
"Trimakasih Pa..."ucapnya.
"Sama- sama sayang..." ucap Tuan Dion sambil mencium pucuk kepala Kirana.
Setelah itu mereka kembali berjalan kearah restoran yang Ada di lantai bawah. Setelah naik lit, mereka kini sudah berada di Lantai bawah. Saat mereka sampai di Restoran, ternyata keluarga banyak yang sudah bangun. Dan Mereka juga melihat kedua guru Kirana Bersama tuan Max dan tuan Han . Dan mereka memilih makan Satu meja dengan mereka yang kebetulan sudah duduk bersama kedua Kakek Kirana. Saat kedua kakeknya melihat Kirana memakai seragam Sekolah, Terlihat senyuman di bibir mereka .
"Kau memang masih pantas Menjadi seorang murid nak..?" kata Kakek Max Tua.
" Tapi aku ingin tahu kenapa kau lakukan itu Cucuku..." ucap Kakek Han.
"Boleh Papa bercerita Ran...?" tanya Tuan Dion.
"Tidak Masalah Pa..." jawab Kirama.
"Nanti Deo yang akan bercerita Pada Kalian .. Sebab sekarang Kirana buru- biru Pa...." Ucap tuan Dion.
Tak lama pesanan sang Mama datang. Satu gelas susu dan Roti Berlapis daging sudah berada di depan Kirana. Dengan segera Kirana meminum Susu dan menghabiskan Roti di depan nya. Baru kemudian dia pamit pada mereka semua .
"Guru...aku akan menemui guru nanti sepulang Sekolah..." ucap Kirana.
"Baik..kami akan menunggu mu ucap Tuan Hanson.Kirana segera pergi dari hadapan mereka. Dan saat dia sampai di parkiran , Dia bertemu dengan Alex dan kedua bawahannya.
"Pagi Ran..." Sapa Alex.
"Pagi tuan..." Jawab Kirana ramah.
"Kau mau Sekolah...? Bagaimana kalau pergi bersamaku. Kebetulan aku Ada urusan di sekitar SMA Taruna 1.."ucap Alex. Kirana berfikir kalau Dia bersama Oria ini, bukankah Kendaraannya bisa di pakai keluarga .
"Apakah tidak merepot kan Tuan Alex...?" Tanya Kirana.
"Tentu saja tidak. Ayo aku antar..." Ucap Alex lembut. Mendengar suara sang Bos yang sangat ramah, membuat kedua bawahan Alex ternganga tak percaya.
"Ya Tuhan...apakah ini Bo's Alex kami yang dingin ..." Ucap mereka dalam hati.
"Baiklah Saya akan ikut anda . tapi sebentar dulu. Saya akan memberitahukan pada supir keluarga .." Ucap Kirana.
"Tidak perlu..biar Sam yang melakukan nya..." Ucap Alex.
Mendengar ucapan Alex, Tanpa di perintah , Sam langsung pergi menuju Mobil keluarga Max Dion. Tak berapa lama Sam telah kembali. Kini mobil mewah milik Alex segera keluar dari Hotel berbintang tersebut. Di dalam perjalanan , mereka saling diam. Ada kecanggungan di antara mereka berdua. Tak lama terdengar suara Alex memecah kesunyian .
"Kau Mengenal guru Hu Dan Yu..?" Tanya Alex.
"Iya... kebetulan Saya pernah menjadi murid beliau ...?" Jawab Kirana .
"Aku mendengar ucapannya kemarin kalau dia ingin mengangkat mu menjadi penerusnya..." kata Alex lagi.
"Ck..guru Hanya Bercanda dengan Kakek Max Tua.." Ucap Kirana lagi.
"Oo...begitu Ya..." Ucap Alex.
"Dasar gadis nakal. Kau Fikir aku ediot yang tak melihat keseriusan orang berbicara ..." Kata Alex dalam hati.
"Kau juga Mengenal Dokter Hanson..." Kata Alex lagi.
"Kebetulan Aku pernah Menjadi pasien nya..." Ucap Kirana Santai .
"Anak ini...tapi aku akan mencari tahu Siapa dia Sebenarnya..." Ucap Alex dalam hati.
Dan tak terasa mereka sampai di Sekolah. Setelah Mobil menepi, Sam langsung turun dan Membuka kan pintu untuk Kirana. Tentu saja Kirana kaget. Namun wajahnya kembali biasa saja.
"Trimakasih tuan Alex. Sampai Jumpa..." Ucap Kirana .
"Hmm...belajarlah yang rajin.. oh ya , aku dengar Kau ikut Olympiade Fisika..? tanya Alex .
"Benar Tuan..." jawab Kirana .
"Kalau begitu jadilah pemenang ...aku akan memberi hadiah untukmu. Aku yakin kau jadi juara..." ucap Alex sambil tersenyum ramah. Melihat senyuman Alex, Jimi yang Ada di belakang kemudi tercengang tak percaya. Ternyata Bo's bisa tersenyum ramah juga. Waah... Kalau Nona Kirana jadian dengan Bos, Pasti hidup kami akan selalu bahagia. Dan kami akan bisa menikmati senyuman Bo's dingin ini Setiap hari..." Ucap hati Jimi.
"Semoga tuan..." tapi Kirana tak perduli ucapan Alex. Dia berfikir Alex memberi semangat pada seorang murid . Kirana segera keluar dari dalam mobil dan berkata para Samuel.
"Trimakasih tuan Sam. .".Ucap Kirana.
"Sama- sama Nona..." Jawab Sam lalu menutup pintu. Dan dia berjalan masuk kedalam Mobil.
Kirana segera masuk kedalam sekolahan.
Setelah melihat Kirana masuk pintu gerbang Sekolah , Alex baru menyuruh Jimi menjalankan Mobilnya.
"Kita ke Kantor Tuan...?" Tanya Jimi.
"Hmm..." Terlihat Alex melihat Ponsel nya kembali. Di layar depan Ponsel Alex terlihat wajah Kirana yang sedang bermain Piano tadi malam. Wajah Kirana Dari samping terlihat sangat cantik dan anggun. Foto ini dia ambil saat Kirana bermain piano di pesta pernikahan Putri tuan Peter ..
Terlihat senyuman lembut di bibir Alex saat melihat wajah Kirana .
Maaf udahan dulu ya...akan aku lanjut besok lagi. jangan lupa Like, vote dan komennya aku tunggu.
Bersambung
semangat kk💪💪💪