NovelToon NovelToon
PENGGUNA BATU BINTANG

PENGGUNA BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Time Travel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran / Pulau Terpencil
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekacauan Dalam Gua Besar

"Tuan Zeve, dengan segala hormat tolong berhenti menyebut sesuatu yang aku sendiri baru mendengarnya karena tak mengetahui apa yang anda maksudkan," Putri Tihu mengiba namun sebenarnya sekaligus berharap Zeve mau menguraikan segala kosa kata yang sama sekali baru di dengarnya.

"Baiklah, maafkan aku tuan putri mari sebaiknya kita bergabung dengan teman-temanmu dulu." Zeve tersenyum penuh kemenangan karena tahu putri Tihu pasti akan memintanya banyak penjelasan.

Mereka berdua berjalan ke arah depan gua di mana terdapat ruangan terbesar di gua itu. Masih terlihat Bahri berlaga dengan kakaknya. Andiek juga masih di sibukkan beberapa kadal ganas yang mencoba meraihnya, namun kadal-kadal itu ragu ketika mencakar gelembung air yang dipakai Andiek untuk melindunginya. 

Sementara Jaka terlihat duduk bersila di kelilingi makhluk kecil penuh ditumbuhi rambut panjang yang biasa disebut dengan Jenglot, para Jenglot itu mengitari Jaka sambil menghunus kuku jari mereka yang panjang dan tajam.

Mereka mencoba mencakar Jaka dengan maksud agar kehilangan banyak cairan penopang hidupnya. 

Namun Jaka memilih bertahan dengan mantra petahanannya. Sembari menghimpun tenaga dalamnya. 

Jenglot yang berjumlah kurang lebih sepuluh itu punya gerakan yang sangat cepat, mereka bergantian mencakar kubah pelindung Jaka, meski itu semua sia-sia.

Sementara kondisi Mawinei, perubahan menjadi batu sudah mencapai lehernya.

Tihu dan Zeve bergegas hendak mendatangi Mawinei namun...

Sepasang selendang disentakkan untuk menangkap tangan Tihu dan Zeve.

Seorang gadis penari bertopeng melalui selendangnya yang mempunyai kekuatan batu bintang kegelapan membaca mantranya... Tihu yang masih pemula itu terkena pengaruh mantranya dan tak bereaksi apapun sampai...

"Kirim manusia bertelinga lancip itu ke..." Penari bertopeng berusaha untuk memberi perintah pada Tihu, tapi dia terlalu lamban. Zeve segera memegang kendali gelombang pikiran penari bertopeng itu. Membuatnya berhenti bicara.

"Kau lupa? " tanya Zeve pada penari bertopeng itu. Dia berusaha mengingatkan wanita bertopeng itu beberapa waktu lalu ketika Zeve hendak di pengaruhi pikirannya oleh si penari bertopeng itu namun selalu gagal. 

Zeve kemudian menyadarkan dan membebaskan Tihu dari gelombang pikiran penari bertopeng.

" Owh apa yang terjadi? " Tihu melihat pergelangan tangan kanannya dililit selendang penari bertopeng. Kemudian melihat Zeve yang sedang memandang penari bertopeng dengan sangat tegas.

"Tetap diam dan jangan bicara sepatah katapun ," perintah Zeve pada penari bertopeng itu. Akhirnya Zeve dan Tihu melepas lilitan selendang di pergelangan mereka dan mengikatnya pada pergelangan tangan penari bertopeng.

Keduanya menghampiri Mawinei yang mulai berubah menjadi batu dari ujung kaki hingga lehernya.

" Tolong bantu Bahri," Mawinei berdesis lirih, tak memikirkan dirinya sendiri.

Zeve melihat Bahri dan Bahrun Masiak yang masih beradu fisik kemudian beralih memandang ke penari bertopeng dan putri Tihu. 

Dia punya rencana! Bahri melompat ke belakang memasang persiapan kakinya untuk menerjang ke arah lawannya dengan sekali lompatan ke depan dia arahkan kakinya ke dada Bahrun. 

Tapi mendadak pintu pintas ungu Putri Tihu muncul membuatnya menendang udara kosong. Sedangkan Bahrun tertegun ketika melihat pintu pintas itu di depan mukanya, tak menyadari selembar selendang melilit pergelangan tangannya.

"Berhenti bergerak dan bicara! " dibawah kendali Zeve, penari bertopeng menghipnotis Bahrun Masiak dengan mudah. 

Bahrun pun mendadak berhenti bergerak dan bicara.

"Sekarang batalkan jurusmu dari gadis yang bernama Mawinei itu", Zeve memberi perintah yang diiringi ucapan penari bertopeng yang dikendalikan oleh Zeve. 

Bahrun Masiak lantas menunjuk telunjuknya ke arah Mawinei dan seketika apa yang telah membatu kembali seperti semula kali ini dari leher turun ke ujung kaki Mawinei. Bahri yang melihat itu lega, tapi sekaligus merasa harga dirinya di remehkan.

"Tuan siapapun namamu dan putri Tihu, aku ucapkan terima kasih telah membebaskan Mawinei dari jurus kutuk batu beku. Tapi tolong aku harus menyelesaikan pertarungan ku secara adil dengannya. " 

Bahri menunjuk kakaknya yang terdiam tak berkutik.

"Oh baiklah, mari putri Tihu kita sebaiknya membantu anak muda yang di sana," Zeve menunjuk Jaka yang sedang dikerubuti para Jenglot.

"Mari, Tuan Zeve," Tihu pun menyerahkan urusan Bahrun pada Bahri, sambil menarik penari bertopeng untuk ikut bersama mereka.

Andiek merasa sudah tak ada lagi kadal ganas yang masih bertahan, semua sudah dia buat lemas tak bisa bernafas. 

Tapi dia masih waspada dengan topeng hidung panjang. Mawinei diam-diam bergerak terbang ketika seluruh badannya terbebas dari jurus Bahrun. 

Dia mencari-cari penjahat yang bersembunyi di balik stalagmit yang cukup besar dan banyak tersebar dalam gua yang besar itu. Andiek menggulirkan gelembung air yang melindunginya ke arah Jaka, dia hendak membantu Jaka, tapi tiba-tiba...

"Bum! Bum! Bum!..." Mereka mendengar langkah kaki yang sangat berat dari arah dalam gua, disusul suara raungan yang sangat memekakkan telinga..

"Groaaarrrrrrrr...!!"

Semua yang ada di situ mencari-cari arah di mana suara raungan itu berasal.

Pertama mereka melihat Mawinei yang sudah pucat pasi terbang dengan kecepatan bagai burung layang-layang sambil berteriak, " Semuanya keluar dari gua ini cepaaat...! "

Bahkan para jenglot pun berhenti ketika mendengar raungan yang sangat keras itu. Setelah Mawinei muncullah bayangan yang sangat tinggi dan besar dari arah dalam gua itu. 

Ternyata kadal raksasa yang sangat besar ukurannya. Rahang, badan, kaki, tapi tidak dengan kedua tangannya yang sangat kecil sungguh ganjil kelihatannya. Bahri dan Bahrun Masiak yang melihatnya kemudian juga merasa gentar, mereka mundur perlahan-lahan. 

Kadal raksasa itu terlihat sangat marah dan geram melihat makhluk- makhluk kecil di hadapannya, karena telah mengganggu dunianya. 

Dia mulai mengejar Bahri dan Bahrun Masiak dengan rahang yang menganga, kedua orang itu pun berlarian tunggang langgang menghindari lahapan kadal raksasa itu. Zeve, Tihu dan penari bertopeng... tidak, penari bertopeng telah lenyap dari penjagaan mereka. 

Tihu membuka pintu pintas dengan pasrah dia tidak mau memaksakan kehendaknya pada batu bintang ungunya. Andiek dan Jaka berlari memasuki pintu pintas ungu putri Tihu, para jenglot kocar kacir menyelamatkan diri ketika melihat kadal raksasa yang sangat mengerikan bagi mereka itu. 

Ternyata batu bintang ungu putri Tihu hanya membawa mereka keluar dari gua itu saja. Semua orang sudah berada di luar gua besar itu, suara langkah berat kadal raksasa juga terdengar semakin mendekat di susul raungannya yang sekali lagi membuat telinga pekak karena sangat nyaring dan keras. 

Bahrun menghilang di semak-semak setelah memberi pesan bahwa dia akan membalas dan menyambung kembali pertarungan mereka pada Bahri. 

Mereka semua melanjutkan pelarian mereka hingga tepi pantai luar dimana para gajah sudah tidak nampak lagi dari tempat itu. 

Kali ini Tihu berharap pintu pintas ungunya benar-benar mematuhinya kembali. Dia pun memilih pasar Gungca, sebagai tempat persinggahan yang menurutnya terdekat dari tempat itu. 

Pintu Pintas ungu belum juga mau muncul ! Mereka makin panik mendengar langkah-langkah kadal raksasa itu yang mengendus keberadaan mereka. 

Dan tiba-tiba tanah di pulau itu bergetar hebat terjadi gempa bumi, gunung berapi yang mengepulkan asap hitam kini memuntahkan lahar panas dan batu-batu berukuran besar.

Putri Tihu benar-benar kecewa dan hampir menangis sejadi-jadinya ketika akhirnya pintu pintas ungunya muncul. 

Mereka pun bergegas melalui pintu itu menuju Pasar di dermaga Gungca, Jhamapati, pulau Waja.

1
Nitopeng
samurai showdown /Sneer/
Dwi Utomo
ok
Nitopeng
keren!
Nitopeng
Luar biasa
Nitopeng
gila!
Nitopeng
wuk wuk
Rosy
OK banget apalagi ada gambarnya
Rosy
Suromenggolo kurang gede badannya
Rosy
Garudaaaa!!!
Guns
nyummy
Guns
penempatan ilustrasinya kasih jarak Thor biar imbang
Guns
good night
Guns
kreatif, rumah pohonnya asyik
Guns
banyak pengetahuan baru, itu kan elf Thor? hhhh tapi bagus memperkaya etnis kita hhhh
Guns
/Good/
Guns
hhhhh Goblin itu Thor! hhhh sip!
Guns
jadi ingat Saur Sepuh
Guns
keren, pengetahuan baru nih /Good/
Guns
hhhhh
Guns
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!