Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. PROSES MEMBUKA HATI.
Karena semalam Caca tidak ingin lepas dari Rara, akhirnya Caca menginap di rumah Rara. Ya hitung-hitung untuk penghibur hati Rara yang sedang patah oleh cintanya yang di khianati.
Seperti biasa Rara akan bangun subuh menunaikan sholat subuh " Cantik bangun yuk, kita sholat subuh dulu " Ajak Rara lembut.
" Masih ngantuk Mommy " Rengek Caca
" Setelah sholat subuh caca boleh tidur lagi ampe siang, sekarang sholat dulu nak. Kalo caca tidak sholat Mommy gak mau jadi Mommy caca lagi " Bujuk Rara
Seketika kedua mata gadis kecil itu langsung membulat sempurna dan langsung masuk kedalam kamar mandi.
" Loh ko balik lagi? " Tanya Rara
" Aku tidak tau cara wudhu nya Mommy " Ucap gadis kecil itu sambil meremas jari-jari kecilnya.
Rara tersenyum lalu berjalan kearah Caca " Yuk Mommy ajarin " Ajak Rara yang langsung di balas anggukan oleh Caca.
Tidak hanya mengajarkan wudhu Rara juga mengajarkan bagaimana cara sholat yang benar dan Do'a-doanya juga.
Untung Caca anaknya sangat penurut dan gampang di ajari " Sekarang sholatnya sudah beres, sekarang Caca ikuti Mommy ya " Rara mengangkat kedua tangannya sampai dada.
" Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii. Yang artinya : Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berbelas kasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku kecil. Aamin.. "
Ternyata di balik pintu Ibu merekam semua kegiatan Rara dengan Caca, Ibu merasa bangga kepada putrinya yang begitu telaten mengajarkan Caca padahal Caca bukan anak kandungnya.
Tok.. Tok... Tok...
" Ibu " Sapa Rara yang sedang membuka mukena
" Sudah beres sholatnya nak? "
" Sudah bu " Jawab Rara
" Nenek, Mommy. Caca mau tidur lagi boleh? " Pinta gadis kecil itu.
Rara tersenyum " Tentu boleh dong, ayok naik keatas tempat tidur biar Mommy selimutin " Kata Rara yang langsung di balas anggukan oleh caca.
Setelah Caca tidur, Rara langsung bersiap untuk pergi bekerja namun sebelum berangkat Rara menitipkan caca kepada Ibu dan juga Ayah nya.
" Bu, Ayah. Rara berangkat dulu ya " Pamit Rara yang langsung mencium punggung tangan sang Ayah lalu sang Ibu.
" Iyah Nak, hati-hati di jalan ya "
" Iyah Bu. Assalamualaikum... " Pamit Rara
" Waalaikumsalam.. "
Rara langsung berangkat dengan menggunakan motor miliknya.
Di balik kaca Irfan memperhatikan kepergian Rara dengan tangan yang masuk kedalam saku celana. setelah melihat Vidio yang di kirim oleh Ibu, Irfan seolah tertampar karena selama ini ia tidak pernah mengajarkan sang putri untuk sholat apa lagi berdoa.
Efek terlalu sibuk mengejar duniawi Irfan sampai lalai mengurus putrinya " Ya Allah, Apa ini pertanda jika dia adalah jodohku? " Gumam Irfan mengusap wajahnya.
Walaupun Irfan terlihat dingin namun ia selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang di katakan oleh Ibu nya.
Tante Dian selalu menasehati Irfan untuk segera menikah lagi, dan jangan selalu terpuruk dengan masa lalu karena tidak semua wanita sama. Banyak wanita yang lebih baik dari mantan istrinya.
Namun Irfan yang dingin dan sedikit angkuh selalu menilai jika wanita itu sama Matre mengincar laki-laki hanya karena harta, tanpa harta mana ada yang mau dengan dirinya.
Namun kini mata hati Irfan sedikit demi sedikit mulai terbuka apa lagi setelah melihat sikap Rara yang begitu perhatian kepada Caca.