NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Yang Salah

Takdir Cinta Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Selingkuh / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Kontras Takdir
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Keidupan normal Karina gadis 17 tahun yang baru saja putus cinta seketika berubah, Dengan kedatangan Dion yang merupakan artis terkenal, Yang secara tidak terduga datang kedalam kehidupan Karina, Dion yang telah mempunyai kekasih harus terlibat pernikahan yang terpaksa di lakukan dengan Karina, siapakah yang akan Dion pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sindy Sakit

"Mamah nggak apa-apa, Dion," jawab Ibu Sindy dengan suara lirih, senyum samar menghiasi wajahnya yang lelah. "Cuma kecapekan, sayang."

Meski ucapan ibunya terdengar menenangkan, Dion dan Karina tetap diliputi kecemasan. Tak lama kemudian, seorang dokter memanggil mereka ke ruangan untuk memberikan penjelasan mengenai kondisi Ibu Sindy.

"Jadi, sebenarnya mamah saya kenapa, Dok?" tanya Dion, wajahnya penuh kekhawatiran. Dokter menarik napas panjang sebelum menjelaskan, "Ibu Anda didiagnosis mengalami serangan jantung, yang dipicu oleh stres berat. Tekanan darahnya meningkat secara signifikan dan itu sangat mempengaruhi kondisi jantungnya."Dion terdiam, rasa sedih dan takut melanda hatinya. Karina pun terkejut mendengar kabar buruk itu. Ibu Sindy sudah dianggap seperti orang tua sendiri bagi Karina, karena kebaikan dan perhatian yang selalu ia tunjukkan.

Dion segera mengumpulkan keberanian untuk bertanya, "Apa yang harus kami lakukan agar penyakit mamah saya nggak kambuh lagi, Dok?"

"Untuk saat ini, sebaiknya Ibu Anda menghindari segala hal yang dapat menyebabkan stres," jawab dokter tegas. "Baik itu pekerjaan atau lingkungan yang bisa meningkatkan tekanan darahnya. Stres yang berlebihan bisa memicu serangan jantung berikutnya, dan kita tentu harus mencegah itu."

Dion mengangguk perlahan, merasa berat mendengar semua penjelasan itu. Karina menggenggam tangan Dion, memberikan dukungan di tengah kepedihan yang mereka rasakan bersama.

"Baik, Dok, terima kasih atas penjelasannya," ujar Karina, sebelum dia dan Dion kembali ke kamar tempat Mamah Sindy beristirahat.

Sesampainya di sana, Dion mendekat dengan nada sedikit kesal. "Mah, Mamah mikirin apa sih sampai bisa stres gini? Sekarang Mamah jadi sakit," tegurnya dengan khawatir, tapi juga penuh protes. Ibu Sindy menghela napas panjang, matanya sayu menatap putranya. "Gimana Mamah nggak stres? Setiap hari Mamah lihat kalian di rumah nggak pernah akur. Kalian nggak peduli sama Mamah. Mamah ini udah tua, Dion. Mamah cuma mau lihat kalian bahagia sebagai suami istri. Tapi kenyataannya, kalian ribut terus."Kata-kata itu terasa seperti tamparan bagi Karina dan Dion. Mereka saling bertatapan, tidak ada yang berani bicara untuk beberapa detik, merasa bersalah atas kekacauan yang mereka bawa ke kehidupan Mamah Sindy.

"Maafin Karina, Mah," ucap Karina pelan, nadanya penuh penyesalan. "Karina janji nggak bakal bikin Mamah stres lagi. Pokoknya Mamah harus sembuh."

Dion mengangguk, ikut merasakan beratnya situasi. "Dion juga minta maaf, Mah. Dion janji bakal bikin Mamah seneng lagi," tambahnya, lalu memeluk ibunya yang masih terbaring lemah. Mamah Sindy tersenyum simpul, seolah kata-kata mereka membawa sedikit kelegaan.

Sore harinya, dokter mengizinkan Mamah Sindy pulang untuk istirahat di rumah. Dion dan Karina bergantian merawatnya dengan penuh perhatian. Setelah memastikan Mamah Sindy minum obatnya dan nyaman di kamarnya, malam itu, Dion dan Karina bertemu di balkon, di bawah langit yang mulai gelap.

"Rin, kayaknya kalau lo mau ngomong soal cerai sekarang sama Mamah, waktunya nggak tepat deh," kata Dion dengan suara pelan, tapi tegas. Karina mengangguk pelan, menarik napas dalam sebelum menjawab, "Gue ngerti kok. Gue nggak mau nyakitin Mamah lagi. Yaudah, kita cari waktu yang tepat, nunggu kondisi Mamah bener-bener pulih dulu."

Mereka berdiri dalam hening, masing-masing tenggelam dalam pikiran. Meski keputusan untuk bercerai terasa semakin mendesak, tanggung jawab mereka terhadap Mamah Sindy kini menjadi prioritas utama.

Keesokan harinya, Dion dan Karina kembali ke sekolah setelah absen selama tiga hari untuk pergi ke Cianjur. Saat berjalan menuju kelas, Intan, sahabat Karina, langsung menghampirinya dengan wajah penuh rasa ingin tahu."Rin, lo kemana aja sih?" tanya Intan penasaran. Karina menghela napas panjang. "Panjang ceritanya, Tan. Yang jelas, sekarang gue harus ikut Ujian Nasional susulan. Kebayang kan? Gue ketinggalan satu hari ujian," keluhnya dengan nada kecewa.

Belum sempat Intan merespons, perhatian mereka tertuju pada sebuah keributan di depan mereka. Mereka melihat Ricky, mantan Karina, ditampar oleh Cila di tengah kerumunan."Eh, itu kenapa?" tanya Intan, menunjuk ke arah Ricky dan Cila. Karina ikut melihat ke arah yang ditunjuk. "Rin, liat tuh si Ricky!" seru Intan.

Terdengar suara Cila yang emosi. "Oh, ternyata lo selingkuh ya? Kurang ajar lo, Ricky!" Plak! Cila menampar wajah Ricky dengan keras. Ricky tampak tidak terima. Dengan nada angkuh, ia membalas, "Maksud lo apa? Lo harusnya bersyukur gue mau sama lo. Lo tuh gak cantik, lo cuma kaya, makanya gue mau."Perkataan Ricky yang kasar membuat Cila terdiam, terkejut, dan tak kuasa menahan air matanya. Sementara itu, Karina hanya berdiri diam, menyaksikan pertengkaran itu dari jauh. Meski hatinya sedikit tergelitik melihat mantan pacarnya dipermalukan, ia menahan diri untuk tidak ikut campur. Namun, Intan tidak bisa menahan diri.

Dengan cepat, Intan menarik tangan Karina, berjalan mendekat ke arah Ricky dan Cila. "Wow, Rin, liat deh! Lo bener-bener beruntung udah putus sama cowok kayak gitu," sindir Intan keras, lalu menepuk pundak Cila yang sedang menangis. "Buat lo, Cila, akhirnya lo kena karmanya juga. Sabar, ya."

Setelah itu, tanpa menunggu respons, Intan menarik Karina menjauh dari keributan itu. "Ayo, Rin, kita ke kelas," ucap Intan dengan nada puas, meninggalkan Ricky dan Cila yang masih dalam kekacauan.

Di dalam kelas, Karina dan Intan melanjutkan obrolan mereka. Intan tampak senang dengan kejadian yang baru saja mereka saksikan. "Rin, puas banget gue liat mereka putus! Karma tuh nyata, loh," ucapnya dengan senyum lebar.

Karina hanya menggelengkan kepala. "Kok lo yang kesenengan? Gue udah nggak peduli lagi soal Ricky. Gue udah ilfil sama dia, Tan," jawab Karina dengan nada datar. Intan memicingkan mata, penasaran. "Apa lo udah mulai jatuh cinta sama Dion, dan sekarang lo udah move on dari Ricky?" Karina mendesah panjang. "Nggak, Tan. Gue nggak bisa suka sama Dion. Gue tahu posisi gue. Gue berusaha banget buat jaga hati biar nggak terjebak suka sama dia," ucap Karina frustrasi. Intan bingung. "Lah, kenapa? Kan lo istrinya. Wajar dong kalau suka sama suami sendiri?" Karina tersenyum kecut.

"Lo tau sendiri, kan, Dion punya pacar. Kasarnya, gue ini cuma 'selingkuhan' yang nggak disengaja. Jujur, gue capek sama pernikahan ini. Gue harus nahan perasaan, dan nggak tahu sampai kapan gue bisa bertahan."Intan mendekat, memeluk Karina yang mulai berkaca-kaca.

"Ya ampun, kasihan banget temen gue. Sabar, ya, Rin," katanya lembut. "Tapi menurut gue, Rin, secara hukum lo itu istri sah Dion. Lo yang paling berhak dapetin cinta dia. Alisha itu cuma pacarnya, dia nggak ada hak sama sekali."Karina terdiam sejenak, lalu berkata lirih, "Tapi, Tan, gue nggak bisa maksain perasaan Dion. Dia cinta banget sama pacarnya. Dan sebenarnya, ini semua salah gue. Dari awal Dion udah nolak nikah karena dia punya pacar, tapi gue tetap maksain buat nikah demi Ibu."Intan menatap Karina dengan simpati, tidak tahu harus berkata apa lagi. Tapi sebelum percakapan bisa berlanjut, tiba-tiba pengawas Ujian Nasional dan murid-murid lainnya masuk ke kelas, menandakan ujian akan segera dimulai. Karina dan Intan pun segera menghentikan obrolan mereka dan bersiap menghadapi ujian.

Saat soal-soal ujian dibagikan, Karina menatap lembaran kertas itu dengan rasa cemas. "Aduh, gue beneran nggak belajar sama sekali. Susah banget ini," gumamnya panik. Dia mulai melirik ke kiri dan ke kanan, melihat teman-temannya yang tampak fokus mengerjakan soal. Sementara itu, kepalanya terasa penuh dengan kekhawatiran."Udahlah, gue pasrah," ucap Karina pelan, merasa kesal karena tidak bisa mengerjakan soal-soal yang muncul dalam ujian.

1
putri cobain 347
absen kk, follback kak
Cmp
Karina sekali-kali nonton Filem india tu
Sof Tia
mampir keceritaku yah jangan lupa
Fa.NT
Ceritanya luar biasa
Fa.NT
bener bener patah hati
Fa.NT
lagi putus cinta Bu, kasian anak mu ini pilu
Sakuya Wish
seru banget, gak bosen bacanya
naya
lanjuttttt thor
Essy Kehi🦋
ceritanya menarik
Lucky One: makasih 🙂
total 1 replies
semangat
keen
satu episode nya terlalu sedikit 🥲
Kia Shoji
Smngat..
Heart Attack
seru sih sejauh ini
spiderwomen
dih ricky🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!