Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Obrolan Pria Dewasa
Semalamam mereka tidur saling berpelukan. Ojan tidak mau melepas Andah sedikitpun hingga benar-benar saling tertempel bagai perangko.
Saat pagi hari, Andah terbangun merasakan suhu tubuh suaminya sudah tidak panas lagi. Namun, dia dikagetkan saat matanya menangkap sesuatu yang aneh di bagian inti milik suaminya.
Bagian tengah celana Ojan seperti mencuat membuat Andah terbelalak. Dengan sedikit kasar, Andah mendorong Ojan. Dia memahami yang seperti itu karena meski hingga hari ini dia masih perawan, dunia sekitarnya adalah dunia indahnya malam di ruang VIP.
Selain itu, Andah juga mendapat banyak cerita apa saja yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Apalagi sentuhan-sentuhan di tempat tertentu. Malam ini merupakan kali pertama mereka satu ranjang dan menghabiskan malam dalam pelukan.
Andah telah berhasil melepaskan diri dari dekapan suaminya. Andah membuang muka dari pemandangan yang membuat tubuhnya merinding merasa panas dingin secara bergantian.
Andah beringsut turun dari ranjang dan segera keluar.
*
*
*
Ojan merasa keadaannya telah jauh lebih baik setelah demam karena seharian mengenakan pakaian basah. Saat ia terbangun, Ojan merasakan ada yang aneh pada dirinya. Ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya, tetapi dia menyadari senjata yang ia miliki tengah berdiri menantang langit.
"Duh, ini pasti gara-gara kebelet pipis." Ojan turun dari ranjang segera menuju ke kamar mandi.
Inggrid melirik apa yang terjadi pada menantunya itu, dan netra miliknya membulat mengikuti Ojan yang terus menghilang menuju kamar mandi.
Ojan tanpa babibu langsung masuk ke kamar mandi. Cantelan kunci di kamar mandi yang kurang kuat membuat Ojan dengan gampang membuka pintu tersebut.
"Aaaggghhh!" Andah yang sedang mandi, berteriak setelah mati.
Beberapa saat kemudian di dalam kamar Ojan terus melirik ke arah di bagian bawah dagu Andah. Matanya tak berkedip saat ia teringat pemandangan indah tanpa sehelai benang pun ada di sana.
Andah merasa risih oleh tatapan seperti itu. Ia menyilangkan kedua tangan di dada agar Ojan tak lagi fokus pada bagian itu.
Ojan melirik wajah Andah, yang tiba-tiba terlihat cantik berkali lipat dari sebelumnya. Ia baru melihat kemulusan luar dalam Andah
"Ojan semakin suka sama Andah." ucapnya menyemburkan rona wajah yang berbeda.
"Apaan sih kamu?" Andah membuang muka, ia mulai menebak-nebak apa yang ada di dalam pikiran pria yang menjadi suaminya itu.
"Andah cantik. Ojan suka sekali melihat—"
Andah membekap mulut Ojan dengan cepat tetapi masih menutup kedua bagian itu. Setelah itu memberi kode telunjuk pada bibirnya. "Kamu jangan mengatakan hal yang aneh!" bentak sang istri.
"Tadinya Ojan merasa aneh saat bangun tidur. Terus setelah melihat semuanya malah membuat perasaan Ojan menjadi tambah aneh." Ojan menggaruk dagu masih melirik-lirik sang istri. Ada rasa aneh yang muncul membuat ia ingin menyentuhnya.
"Jangan dilihat terus!"
"Lalu gimana dong? Sebenarnya Ojan penasaran ingin menyentuhnya." Ojan mengucapkannya tanpa ragu sedikit pun.
"Jangan! Dosa!" ucap Andah membuang muka. Menbayangkannya saja sudah membuat tubuh Andah panas dingin.
"Dosa? Astaghfirullah." Ojan mengusap wajahnya.
"Jadi lihat itu dosa juga?"
Andah tersenyum tipis menepuk jidatnya. "Iya! Nggak boleh dilihat dan disentuh!"
Raut wajah Ojan terlihat ketakutan. Dia menengadahkan kedua tangannya, lalu menangkupkan pada wajahnya.
Ojan berangkat menuju lokasi tempat kerjanya. Dia disambut oleh anggota hanggar lainnya.
"Gimana kemarin, Jan?" canda Bang Men kepada Ojan.
"Ojan deman, Bang." ucapnya dengan polos.
"Alaaah, seharusnya kamu mencari kehangatan sama Andah, setelah seharian kedinginan seperti itu." timpal Bang Ron.
"Iya, Andah memberikan Ojan kehangatan kok Bang. Semalaman kami berdua menempel hingga Ojan sembuh."
Semua anggota pencuci kendaraan tersebut saling menatap bergantian.
"Menempel semalamam? Terus nggak capek?"
Ojan menggelengkan kepalanya. "Malah membuat Ojan semakin seger nih. Coba lihat!" Ojan memamerkan ototnya yang memang sangat terbentuk.
"Mantap! Sebentar lagi kita akan mendengar kabar istrinya Ojan hamil, gara-gara dihajar semalamam." seloroh Bang Ali.
"Tiba-tiba gue pengen goyang bini juga. Tiba-tiba adek gue bangun." ucap Bang Men.
"Goyang?" Ojan membayangkan Andah menari di atas panggung.
"Ojan nggak suka Andah bergoyang." Rautnya mengerut dan menggelengkan kepalanya.
"Ojan maunya dia yang menggoyang Andah." seloroh Bang Ali.
"Berapa ronde, Jan?" Tiba-tiba Bang Men memasang wajah serius.
"Ronde apa?" tanya Ojan memasang wajah polosnya.
"Alaaah, jangan sok polos gitu. Kita sama-sama tau aja. Kita juga mau tau otong lu bisa main berapa ronde jika nempelnya semalaman gitu?"
Ojan menggaruk kepalanya kebingungan. Ojan menggelengkan kepalanya.
"Masa gak bisa ngitungnya?" seloroh yang lain.
"Emangnya ngitung apa sih?" Ojan terlihat semakin kebingungan.
"Itu kamu memasukan si otong ke milik binimu lah!" ucap Bang Ali dengan sarkas membuat semua orang tertawa.
"Otong?"
Semua orang saling berpandangan. Bang Men dengan sengaja bangkit lalu menyentil milik Ojan bingga terkesiap karena kaget.
"Ini? Bukannya tempat buang pipis?"
Semua teman bicara Ojan saling bertatapan dan bingung.
Beberapa saat kemudian, tangan Ojan sedang memegang ponsel milik Bang Ali. Ojan masih teringat apa yang dikatakan istrinya melihat hal itu adalah dosa hingga dia menutup mata saat dalam layar ponsel milik Bang Ali menyuguhkan wanita tanpa busana.
"Buka matanya!" titah Bang Ali.
Ojan menggeleng. "Kata Andah dosa."
"Tapi ini buat lu belajar jadi pria sejati! Selama ini, lu udah ditipu habis-habisan sama bini lu." ucap Bang Men.
"Andah bukan penipu!"
"Sekarang buka dulu matanya! Lu belajar dulu apa saja yang ada di sana." Bang Men dengan semangat sempat lima memberikan pelajaran pada pria yang sudah menikah lebih dari sebulan, ternyata belum menyentuh istrinya sama sekali.
Perlahan, Ojan membuka mata kembali melihat apa yang ada di dalam layar ponsel milik sang boss. Matanya terbelalak melihat video yang sedang tayang itu.
Tanpa ia sadari dia memegangi miliknya sendiri dan mengerti kenapa pagi tadi bisa seperti itu. Dia melihat bagian-bagian pada wanita dalam video juga persis sama dengan yang dimiliki Andah.
Perasaan Ojan semakin tak menentu saat menonton video pemersatu bangsa itu. Apalagi bagian intinya saat ini terasa tidak nyaman karena terjepit.
Semua orang yang ada di sana tertawa melihat reaksi Ojan yang berperilaku seperti anak kecil. Para senior tempat mereka bekerja saling tos dengan senyum puas.
"Kita berhasil membuat anak bungsu tempat kita dewasa dengan segera. Nanti saat pulang ke rumah, dia pasti tak sabar untuk menjamah istrinya yang cantik dan seksi itu," seloroh Bang Ali membuat semua tertawa saat melihat raut Ojan yang sudah berbeda.
Saat sore hari, Ojan berjalan dengan cepat menuju rumah. Dia kembali membayangkan apa yang ia lihat tadi.
"Andaah? Andaaah?" Ojan sedikit berteriak mencari sang istri.
Andah terkaget mendapati perubahan Ojan yang pulang sampai berteriak-teriak seperti itu.
"Ada apa?" Muncul dari arah kamar dan kebetulan Andah baru saja mandi, masih kembenan dengan selembar handuk.
Ojan menarik Andah kembali masuk ke dalam kamar dan langsung memberikan ciuman bertubi-tubi.
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???