NovelToon NovelToon
Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyeberangan Dunia Lain / Game
Popularitas:350
Nilai: 5
Nama Author: Vyann

Tiga sahabat, Reza, Bima, dan Fajar, terjebak dalam sebuah misi absurd di tengah gurun pasir setelah disedot oleh portal misterius. Dengan hanya lima nyawa tersisa, mereka harus menghadapi tantangan aneh dan berbahaya untuk mencapai harta karun legendaris. Setiap kali salah satu dari mereka mati, mereka "respawn" seperti dalam permainan video, tetapi jumlah nyawa mereka berkurang, mendekatkan mereka pada nasib terjebak selamanya di gurun.

Setelah berlari dari kejaran buaya darat dan selamat dari angin puting beliung yang disebut "Angin Putri Balalinung," mereka menemukan helikopter misterius. Meskipun tidak ada yang tahu cara mengendalikannya, Bima mengambil alih dan, dengan keberanian nekat, berhasil menerbangkan mereka menjauh dari bahaya.

"Bro, lo yakin ini aman?" tanya Reza sambil gemetar, memandangi kokpit yang penuh dengan tombol.

Bima mengangguk ragu, "Kita nggak punya pilihan lain, kan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vyann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buah Ajaib dan Pertempuran Melawan Monster

Setelah berhasil keluar dari area bebatuan yang menjulang tinggi, Bima, Reza, dan Fajar akhirnya tiba di hamparan padang pasir yang luas. Matahari terasa sangat terik, namun semangat mereka tetap tinggi. Ketika terus berjalan, mereka tiba-tiba melihat sebuah pohon berdiri sendirian di tengah padang pasir, dengan tiga buah yang menggiurkan menggantung di cabangnya.

“Liat tuh, buah!” Reza berseru penuh semangat, matanya berbinar. "Kayaknya enak banget!"

Mereka semua langsung berlari ke arah pohon tersebut, tanpa ragu memetik buah yang ada di sana. Reza yang tidak sabar langsung menggigit buahnya, mengunyah dengan nikmat. Rasa buah itu begitu manis dan segar, seakan-akan menghapus seluruh rasa lelah yang mereka rasakan sepanjang perjalanan.

"Wah, enak banget!" seru Reza sambil tersenyum lebar.

Namun, yang membuat Bima dan Fajar terkejut bukan hanya wajah bahagia Reza, melainkan tanda di tangan Reza yang memperlihatkan jumlah nyawanya bertambah satu.

"Bro! Liat tuh tangan lo!" Fajar menunjuk tangan Reza dengan takjub.

Reza melihat ke bawah dan benar saja, nyawanya bertambah dari tiga menjadi empat.

"WOW! Gue dapet nyawa lagi!" seru Reza kegirangan. "Buah ini bikin kita hidup lagi!"

Tanpa basa-basi, Bima dan Fajar langsung memakan buah mereka juga. Setelah makan, Bima menambah nyawanya menjadi empat, sementara Fajar yang tadinya tinggal dua nyawa, sekarang punya tiga nyawa.

"Hahaha! Tambah nyawa bro!" seru Bima dengan penuh kegembiraan.

"Akhirnya bisa nafas lega sedikit," kata Fajar, merasa lebih aman setelah melihat jumlah nyawanya bertambah.

Mereka bertiga bersorak kegirangan, merayakan keberhasilan mereka menambah nyawa. Perasaan mereka jadi lebih ringan dan penuh optimisme.

Namun, kegembiraan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, terdengar suara *TING* dari langit, tanda bahwa surat baru telah turun. Mereka segera mendongak dan melihat sebuah amplop jatuh tepat di depan mereka. Reza buru-buru mengambil dan membaca isi suratnya.

“‘Lawan, Jangan Lari.’” Reza membacakan dengan nada bingung. “Apaan sih maksudnya ini?”

Mereka bertiga saling memandang, belum sepenuhnya paham dengan maksud dari pesan tersebut. Namun, kebingungan mereka tak berlangsung lama. Dari kejauhan, terdengar suara gemuruh aneh yang semakin lama semakin mendekat.

"Suara apa tuh?" tanya Bima, sedikit khawatir.

Ketika mereka melihat ke arah suara tersebut, mereka langsung menyadari apa yang terjadi. Lima monster besar dengan tubuh menyeramkan mulai muncul dari balik bukit pasir, berjalan ke arah mereka dengan langkah-langkah berat. Mata mereka merah menyala, tampak haus darah dan siap menyerang.

“Waduh... ini maksudnya lawan jangan lari?” Fajar melongo melihat besarnya monster-monster itu.

Reza, yang biasanya paling ceroboh, justru kali ini yang paling berani. Tanpa banyak pikir panjang, dia langsung mengacungkan kampaknya dan berteriak, “GUE MAJU DULUAN! RASAKAN INI, MONSTER!!”

Reza langsung berlari ke arah monster dengan kampaknya, membacok ke arah monster terdekat dengan semangat membara. Namun, seperti biasa, gerakannya lebih ke arah membabi buta daripada terorganisir.

“AWAS KENA GUE, REZAAA!” Bima berteriak, mencoba menghindari serangan liar Reza.

Fajar, yang lebih taktis, mundur beberapa langkah dan memposisikan busurnya. Dia memanah dengan presisi, tepat mengenai salah satu monster di leher. Monster itu mengerang kesakitan, tetapi masih berdiri.

"Nice shot, Fajar!" seru Bima sambil mengangkat pedangnya. “Sekarang giliran gue!”

Bima bergabung dengan Reza, menyerang monster dengan pedangnya. Namun, seperti biasa, situasi tidak berjalan mulus. Dalam kekacauan itu, Reza yang masih membabi buta, hampir saja memukul Bima dengan kampaknya.

“Bro! Pelan-pelan dong! Gue mau lawan monster, bukan elo!” Bima berteriak sambil menghindar dari ayunan liar Reza.

“Hahaha, sori bro! Gue kebawa semangat!” jawab Reza sambil tertawa, meski sebenarnya dia sudah mulai ngos-ngosan.

Monster-monster itu tak tinggal diam. Salah satu dari mereka mengayunkan tangannya yang besar ke arah Reza. Namun, Reza dengan cekatan melompat ke samping, sambil meneriakkan, "WAAAA! HAMPIR AJA GUE KEPREK LAGI!"

Fajar tetap fokus memanah, satu demi satu anak panahnya terbang dan menancap di tubuh monster-monster tersebut. Meskipun tidak langsung tumbang, serangan-serangan Fajar membuat monster-monster itu semakin lemah.

“Kita bisa nih! Satu monster lagi hampir kalah!” seru Fajar sambil menarik busurnya.

Bima mengayunkan pedangnya dengan kuat, menebas salah satu monster di perut. Monster itu akhirnya terjatuh dengan erangan terakhir sebelum hancur menjadi debu.

Satu monster kalah, namun empat monster lainnya masih berdiri tegap dan semakin marah. "Wah, ini baru seru!" kata Bima sambil tersenyum puas.

“Gue rasa kita harus cepet selesaiin nih!” Fajar menimpali, meskipun dia tampak sedikit lelah.

Reza yang dari tadi sibuk membacok, akhirnya juga berhasil menjatuhkan salah satu monster. “HOREEE! GUE KALAHIN SATU!”

Sisa tiga monster, dan dengan kerja sama mereka yang kocak namun efektif, akhirnya ketiganya berhasil mengalahkan seluruh monster yang tersisa.

"Ya ampun, gue capek banget," kata Reza, terengah-engah sambil duduk di atas pasir.

“Kalo kayak gini terus, bisa-bisa kita mati gara-gara kelelahan, bukan karena monster,” kata Bima sambil tertawa kecil.

Fajar membersihkan busurnya dan menyimpan anak panahnya kembali. “Tapi yang penting kita menang, kan?”

Mereka semua tertawa, meskipun kelelahan. Momen-momen konyol di tengah pertempuran tadi membuat semuanya terasa lebih ringan, bahkan di tengah ancaman nyawa mereka.

“Ya udah deh, lanjut lagi,” kata Reza sambil berdiri. “Tapi kalo ada surat yang suruh lawan lagi, gue mau pake jatah cuti!”

Ketiganya kembali melanjutkan perjalanan, berharap tidak ada lagi monster yang muncul. Tapi di dunia penuh misteri dan tantangan ini, siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?

**Bersambung...

1
JasmineSeroja82
Lucu Ceritanya/Facepalm/
Vyann: hehe, Makasih udh mau mampir ka/Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!