............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
POV Joe
Aku berlari sekencang yang aku bisa saat mendengar suara teriakan Jade dari arah kamar utama. Saat aku ingin membukanya, ternyata pintu terkunci. Hingga Pak Sammy datang hendak membukanya tapi justru kuncinya terjatuh hingga diambil oleh Marry, art di rumah Pak Sammy.
Pintu kamar terbuka...pemandangan yang pertama kali kulihat adalah Jade yang menangis terduduk di lantai. Kemudian Kak Dandy yang tertidur di ranjang dengan kemeja terbuka dan celana yang sudah tidak rapi. Siapapun pasti akan berpikiran sama denganku, jika Kak Dandy sudah memaksakan kehendaknya kepada Jade.
Aku benar-benar tidak menyangka jika Kak Dandy bisa melakukan hal serendah ini, bahkan di usia Jade yang baru 16 tahun.
Dimana suara-suara yang selalu dia gaungkan selama ini, jika dia hanya akan menikah dengan gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya 10 tahun yang lalu. Gadis yang sebenarnya juga aku kagumi selama 10 tahun terakhir ini.
Tapi saat aku bertemu Jade, meskipun tatapan matanya mengingatkanku pada Nona Suan, tapi aku tahu jika Jade adalah orang lain. Ada rasa nyaman saat didekatnya, apa lagi saat aku bisa menggodanya dan membuatnya salah tingkah, seolah menjadi candu tersendiri untukku.
Sejak saat itu, akupun berusaha merelakan Nona Suan untuk Kak Dandy. Biarlah Kak Dandy saja yang beruntung mendapatkan cinta Nona Suan.
Perlahan...aku belajar melupakan kenangan tentang Nona Suan dan menggantikannya dengan impian-impian sederhana bersama Jade.
Parasnya yang ayu berhasil membuatku melupakan Nona Suan dengan cepat. Apalagi saat hari ini, aku melihatnya dalam balutan seragam sekolah panjang lengkap dengan jilbabnya.
Aku jadi ingat dengan candaanku beberapa waktu lalu, jika aku menyuruh Jade untuk belajar menjadi ukhti yang baik maka aku akan menghalalkannya. Dan sepertinya Allah mendengarkan ucapanku, di saat Jade mulai berhijab rasa cinta untuknya tumbuh semakin subur dalam sanubariku.
Hari ini sebenarnya aku berniat untuk membelikan dia beberapa stel pakaian syar'i saat aku akan ke mall membeli laptop, tapi ternyata Kak Dandy justru punya niat yang sama denganku.
Aku sama sekali tidak punya pemikiran lain, karna yang kutahu Kak Dandy adalah orang yang loyal. Apalagi saat aku mengatakan klo Jade adalah anak Paman Ong, jadi aku berfikir wajar saja jika kakak membelikan sesuatu untuknya. Bukankah Paman Ong anak angkat kakek, jadi sama saja statusnya dengan ayah.
Tapi rupanya, Kak Dandy punya niat terselubung. Mungkin saja saat Kak Dandy berpamitan untuk meeting mendadak, sebenarnya dia masuk ke kamar Jade untuk mengutarakan perasaannya.
Tetapi kenapa secepat itu, bukankah Kak Dandy baru bertemu dengan Jade tadi pagi. Semuanya benar-benar terasa memenuhi otakku hingga aku merasa pandanganku yang mulai mengabur.
...................*************........................
Aku tidak tau apa yang terjadi sebelumnya, saat aku terbangun...aku berada di atas ranjang dengan kepala yang masih berdenyut nyeri. Aku meraba kepalaku, dan aku merasa seperti ada balutan perban di sana.
Aku memaksakan diri untuk bangun, mencoba menggerakan kaki dan turun dari ranjang. Aku merasakan aura yang sangat dingin malam ini, di rumah sebesar ini kenapa tidak ada suara apapun. Aku berjalan keluar dari kamar dan melihat Shawn sedang berdiri menunduk sambil menyandarkan dirinya di tembok. Aku menghampirinya dan bertanya di mana yang lainnya karna keadaan rumah terlihat sangat sepi.
Shawn hanya tersenyum melihatku lalu mengajakku masuk ke kamar lainnya yang ternyata di situ ada Kak Dandy. Aku mengalihkan pandanganku, rasanya muak sekali melihat wajah mesumnya yang pura-pura kesakitan itu atau mungkin memang benar-benar sakit karna masih kulihat ada bekas membiru di bagian rahangnya juga sudut bibir yang terlihat robek.
Aku duduk di salah satu sofa tanpa berniat membuka suara. Lama aku berada di kamar itu, mungkin hampir 15 menit, tapi tak ada satupun yang bersuara, semuanya hanya terdiam menunduk.
Hingga tak lama setelahnya, Paman Ong masuk dan Kak Dandy justru berlari lalu bersimpuh di hadapannya meminta maaf. Aku hanya memandangnya jijik hingga Paman Ong meminta Shawn untuk mengajakku pulang ke rumah kakek.
Aku pun hanya menurut saja, daripada aku harus berada dalam satu ruangan dengan pedofil itu. Bayangkan saja, Kak Dandy usianya sudah 27 tahun tetapi bisa bisanya dia merudapaksa seorang gadis yang baru berusia 16 tahun, sangat menjijikan.
Aku sampai di rumah kakek sekitar jam 2 dini hari. Aku ingin memejamkan mata tapi rasanya begitu sulit. Seperti ada bongkahan batu yang sangat besar menghantam di ulu hatiku. Dua kali aku harus merelakan gadis yang aku cintai untuk kakakku. Baru saja aku merelakan Nona Suan yang meskipun aku sendiri tidak tau dimana keberadaannya, sekarang justru aku harus kehilangan Jade, gadis yang baru saja berhasil membuatku melupakan Nona Suan.
Aku tidak habis pikir dimana otak Kak Dandy. Bagaimana jika Jade sampai hamil di usianya yang masih sangat belia. Pasti semua masa depannya akan hancur, entah itu sekolahnya, impiannya bahkan reputasinya di lingkungan kami.
Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika Kak Dandy akan memaksa Paman Ong untuk menikahkan mereka dengan dalih Kak Dandy sudah merenggut kehormatan Jade.
Pasti setelah menikah, Kak Dandy akan melampiaskan nafsu birahinya tanpa kenal waktu, atau jangan-jangan dia akan menelantarkan Jade setelah menghisap sari madunya dan mencari kesenangan dengan wanita lain.
Sesungguhnya aku tidak begitu paham dengan kehidupan Kak Dandy selama ini, bagaimana pergaulannya karna kami selalu hidup terpisah. Sejak Kak Dandy lulus kuliah, dia selalu saja sibuk berkeliling dunia dengan alasan membantu pekerjaan ayah untuk mengembangkan Noor Silk Sdn Bhd.
Ah ya......ayah. Sepertinya aku harus menceritakan semua ini kepada ayah dan meminta pendapatnya. Aku segera mengambil ponselku dan menghubungi ayah, aku memberitahukan semua yang terjadi hari ini kepada ayah seperti yang aku ketahui tanpa aku kurangi maupun aku lebih-lebihkan.
Reaksi ayah setelah mendengar ceritaku, tak ubahnya sama sepertiku. Benar-benar tidak menyangka jika putra sulungnya sudah menjadi monster. Aku meminta pendapat ayah tentang jalan apa yang harus aku ambil untuk membantu Jade.
Setelah berbincang bincang cukup lama dengan ayah, akhirnya kami memutuskan untuk mengirim Jade pada tante Catherine di Singapura. Dahulu, dia adalah tetangga kami di Malaysia tapi dia dipindah tugaskan ke salah satu rumah sakit terbesar di Singapura. Kami memutuskan untuk mengirim Jade agar mendapatkan penanganan pencegahan kehamilan di Singapura.
Ayah berjanji akan membantuku dan Jade sepenuhnya untuk melewati masalah ini agar masa depan Jade tidak hancur sia-sia karna perbuatan Kak Dandy.
Sekarang masalah utamanya adalah bagaimana caraku untuk menemui Jade dan membujuknya agar dia mau pindah ke Singapura secara diam-diam karna jika Paman Ong mengetahuinya bisa dipastikan beliau tidak akan mengijinkannya. Paman Ong tidak akan mau berpisah dengan putri sulungnya itu. Tapi aku benar-benar harus menyelamatkan Jade dari situasi seperti ini.
Tanpa sadar, aku justru terlelap di sofa kamar hingga saat aku terbangun sudah menunjukkan pukul 5.30 wib.
Aku merenggangkan otot-ototku lalu menyegarkan diri sebentar tanpa membasahi kepalaku karna kata dokter perban di kepalaku belum boleh terkena air.
Aku memaksakan diri untuk bersiap-siap ke sekolah dan meminta Pak Jajang untuk mengantarkanku.
Aku berharap, semoga saja art Pak Sammy itu masuk sekolah dan aku akan menemuinya untuk meminta tolong perihal Jade.
Rupanya dewi fortuna benar-benar sedang berpihak padaku. Saat aku turun dari mobil, aku juga melihat Marry yang berjalan memasuki area sekolah.
Aku tak mengejarnya karna sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi. Aku berniat menemuinya saat jam istirahat saja nanti.
Aku masuk ke kelas dan tidak mengindahkan pertanyaan dari teman-temanku tentang luka di kepalaku. Aku bahkan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan fokus hingga bel istirahat pun berbunyi.
Aku segera bergegas meninggalkan kelas dan berniat menuju kelas X IPA 1. Sesampainya di sana aku melihat beberapa murid masih bercanda di dalam kelas, tidak ada Jade di sana.
Pasti kejadian semalam membuatnya begitu tertekan hingga dia tidak berangkat sekolah hari ini.
Aku hendak memanggil Marry tapi tiba-tiba saja terdengar riuh dari para siswa dengan ponsel mereka masing-masing yang sepertinya sedang membahas berita yang sangat viral. Ponselku juga berdering, aku membukanya dan ternyata ada panggilan dari Daniel. Aku mengangkatnya dan menanyakan ada hal apa sampai dia harus meneleponku padahal kami baru saja bertemu tadi di kelas. Daniel hanya menyuruhku untuk membuka akun website resmi sekolah, katanya ada berita viral hari ini.
Aku pun menuruti perkataannya, tidak butuh waktu lama hingga beranda website sekolah terpampang di ponselku. Aku membuka postingan teratas dan sesuatu yang berhasil membuat mataku hampir saja melompat keluar.
Sebuah postingan dengan caption
" Diduga siswi SMA Harapan Bangsa melakukan One Night Stand dengan seorang CEO muda ".
Disertai dengan sebuah Foto HD yang menampilkan dengan jelas wajah Jade dalam balutan selimut dan disampingnya ada Kak Dandy dengan wajah di blur tetapi memperlihatkan kancing kemejanya yang terbuka dan juga celana yang kurang rapi.
________ To Be Continued ___________