🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 9🏆
Di kota Awan, seorang remaja berawal dengan julukan sampah Klan Long. Meski dirinya adalah cucu dari Patriark, Long Guan tidak diperhatikan dan sampai suatu ketika ia dijebak oleh sepupunya dan hampir meninggal, barulah kebangkitannya mulai terlihat sangat signifikan terkait warisan leluhur yang tidak sengaja ia terima.
Perjalanan Long Guan selanjutnya semakin berkembang tatkala ia secara tak sengaja memasuki Sekte Pedang Angin dan menjadi Ketua yang mampu menjadikan Sekte Pedang Angin terkenal dengan aliran kebajikannya.
Namun airmata dan darah tidak sedikit mengiringi langkahnya dalam mendaki puncak kultivasi. Penghianatan dari wanita yang ia harapkan menjadi pasangan di masa depan, menjadikannya semakin kuat dan tegar dalam mengejar impiannya.
Setelah menyerap Mustika Naga, segala rahasia alam kehidupan berada di dalam dirinya hingga ia melintasi tiga alam kehidupan dan menj
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusasaan Patriark Long Yuan
“Long Guan cepat kemari...!" ucap Long Hai sambil berteriak keras ke arah Long Guan.
Suara Long Hai membuat Long Guan tersentak kaget.
“Apakah mereka mencurigai aku karena mencuri pandang jurus Klan Long yang mereka latih?” batin Long Guan sambil berjalan mengarah ke tempat dimana mereka sedang berlatih.
“Hai Long Guan, kuperhatikan kamu sedang melihat kami berlatih, apakah kamu ingin aku ajari beberapa jurus Klan Long”? ucap Long Hai kepada Long Guan yang sedang menatap penuh tanda tanya.
“Benarkah itu Long Hai?” tanya Long Guan ragu-ragu.
“Tentu saja benar, aku akan mengajarimu jurus pukulan dan teknik pedang. Tapi kamu harus memanggilku guru terlebih dahulu sebagai syarat utamanya. Hahaha...” jawab Long Hai sambil tertawa keras diikuti saudara-saudara yang lain.
Raut wajah Long Guan seketika memerah dan tinjunya mengepal, ejekan Long Hai membuatnya sangat marah.
“Long Hai apa yang kamu katakan? Kamu tidak layak menjadi guruku, jangan mimpi kamu...!!” bentak Long Guan yang tidak terima dirinya direndahkan.
“Ya itukan hanya jika kamu mau saja, jika tidak pun tidak apa-apa. Lagian akan sangat membuang waktu dan energi mengingat kemampuan kultivasi mu yang sangat lambat" ejek Long Hai dengan santai.
"Betapa sia sianya Qi vitalitas yang telah Patriark berikan untukmu, jika itu aku maka aku pasti sudah berada di alam Pondasi Qi dan menjadi jenius sejati di Kekaisaran Qin” sambung Long Hai dengan nada angkuh dan senyum yang mencibir.
Mendengar ucapan Long Hai, hati Long Guan merasa sakit dan teringat akan pengorbanan Patriark Long Yan yang selama ini telah berkorban begitu besar terhadap keberlangsungan hidup Long Guan.
“Efek pukulan beracun memang sulit dihilangkan, rasa dingin yang menyiksa membuatku keram dan berasa ingin mati, entah sampai kapan aku bisa hidup dengan mengandalkan kemampuan Patriark” pikir Long Guan yang tampak tidak berdaya dihadapan Long Hai dan murid murid klan Long lainnya.
Sambil menahan kekesalan, Long Guan melangkah pergi meninggalkan Aula latihan menuju halaman belakang Klan Long.
Dari kejauhan nampak Long Huan menyaksikan peristiwa tersebut dengan senyum mengembang. Dia seolah serius berlatih dan tidak mengetahui ejekan Long Hai kepada Long Guan.
“Mampus saja kau Long Guan, daripada hanya menjadi duri yang menghalangiku di kemudian hari” ucap pelan Long Huan sambil melanjutkan latihannya.
Pada saat yang bersamaan Long Huan mengeluarkan kemampuannya.
“Pukulan Naga Membelah Gunung...!”
Teriak Long Huan yang diiringi suara gemuruh dari Aula pelatihan.
Murid murid berdecak kagum, efek dari jurus tersebut mampu menghancurkan batu besar menjadi serpihan serpihan kecil.
“Luar biasa, hebat .. sangat hebat..” puji Long Hai penuh rasa kagum menyaksikan kehebatan jurus yang telah dikeluarkan oleh Long Huan.
Tampak kebanggaan di wajah Long Huan mendengar pujian dari saudaranya, ia sangat menikmati momentum seperti ini.
“Kalian bisa menyaksikan sendiri bukan? Aku bukanlah sampah Klan Long, akulah jenius sesungguhnya yang pantas mendapatkan perhatian dari Patriark” ucap Long Huan dengan nada meninggi.
“Ya benar Tuan muda adalah jenius sejati, kami bangga terhadap tuan muda..” timpal beberapa saudara lainnya sambil bertepuk tangan.
Adapun Long Guan tidak mengetahui apa yang terjadi di Aula latihan, ia sudah terlanjur merasa kesal dan tidak peduli lagi terhadap mereka. Meskipun keturunan langsung Klan Long, ia merasa dikucilkan oleh saudara saudarinya di Klan. Hanya beberapa saja yang masih menganggap Long Guan sebagai saudara dan sahabat, diantaranya Long Huan anak paman pertamanya yang ia nilai baik.
Namun tanpa sepengetahuan Long Guan, Shu Mingyu tunangannya yang dari masih kecil telah dijodohkan kepadanya telah bermain hati dengan Long Huan yang ia kira sangat baik itu. Shu Mingyu berpikir bahwasanya Long Guan tidak akan secemerlang Long Huan, sebagai putri dari tetua keluarga Shu tentu Shu Mingyu sangat berharap keluarganya akan berkembang dan mendapat pijakan yang lebih kokoh di Kota Awan.
Tiba di halaman belakang Klan Long, nampak Long Guan duduk termenung di tepi halaman yang berbatasan dengan jurang terjal yang memisahkan pegunungan Kabut Abadi dengan pemukiman Klan Long.
“Kenapa kau melamun Guan’er?”
Ucapan seseorang membuyarkan lamunan Long Guan yang ternyata adalah kakeknya, Patriark Long Yuan yang datang menghampirinya.
“Salam hormat kakek” sapa Long Guan sambil menundukkan badan ke arah Patriark keluarga Long tersebut.
“Kakek, aku sedang memikirkan tentang keadaan tubuh ini, aku merasa tidak berguna karena selalu menyusahkan kakek dari semenjak kecil, sampai hari ini aku belum bisa membalas segala budi baik kakek” sambung Long Guan sambil menahan sedih.
Patriark Long lalu memeluknya dan berkata, “Apa yang kamu pikirkan adalah kekeliruan besar, kebahagiaan kakek adalah melihatmu tetap hidup, kakek pernah kehilangan kedua orang tuamu dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup kakek. Kakek akan terus berupaya meningkatkan kekuatan dan mencari sumberdaya untuk menyembuhkan mu, oleh karena itu kamu tidak usah merasa khawatir”.
Kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari kakeknya membuat Long Guan kembali bersemangat dan bertekad untuk sembuh. Dalam hatinya ia bertekad untuk membalas jasa kakeknya serta membesarkan Klan Long yang beberapa tahun terakhir terhambat karena Patriark terlalu fokus pada proses penyembuhan diri Long Guan tanpa memperhatikan peningkatan basis kultivasi pribadinya.
“Kakek, apakah tidak ada cara lain untuk menyembuhkan luka dalam ini?” tanya Long Guan dengan wajah penuh tanda tanya.
“Sebenarnya ada dua jalan, yang pertama adalah dengan mengalirkan Qi vitalitas murni, namun hanya leluhur Klan Long yang mampu mencapai kekuatan itu. Cara lainnya yaitu dengan menggunakan jurus Sembilan Naga, tetapi sayangnya jurus tersebut belum sempat diturunkan kepada keluarga Long. Kitab Sembilan Naga sejak lama menghilang dan belum ditemukan. Jika saja kakek menguasai jurus Sembilan naga tentunya kakek pasti akan menyembuhkan kamu” ungkap Patriark Long Yuan dengan putus asa.
Keputusasaan ini memang wajar, karena kitab Sembilan Naga telah lama menghilang dan menyebabkan kemampuan Klan Long tidak dapat menyamai leluhur pendiri Klan di masa lalu.
Sementara Long Guan hanya mengangguk pelan tanda mengerti kesulitan dan ketidak keberdayaan kakeknya.
"Apakah keluarga kita tidak membalas kematian kedua orang tuaku?" tanya Long Guan penasaran.
"Masalahnya tidak sesederhana yang kamu bayangkan, saat kejadian itu tidak ada saksi mata sehingga perbuatan mereka dapat tertutup dengan rapi. Selain itu, hal ini juga melibatkan dua kerajaan sehingga dibutuhkan tindakan yang sangat hati-hati. Namun kakek yakin, keluarga kita suatu saat akan bangkit. Leluhur pernah mengatakan bahwa setiap seribu tahun Klan Long akan melahirkan seorang jenius yang mampu mengembalikan kejayaan masa lalu” ucap Patriark Long Yuan dengan tatapan penuh semangat.
“Baiklah kakek, aku berjanji akan tetap hidup dan mewujudkan cita-cita kakek, membawa kebangkitan Klan Long dan menjadi kultivator yang tangguh dan berbudi” Long Guan berkata dengan sungguh sungguh.
“Bagus, bagus itu baru cucuku, semangatmu mengingatkanku pada ayahmu. Selain ketampananmu mewarisi dirinya, tekadmu juga kuat seperti ayahmu. Berjanjilah kamu tetap semangat dan mendengarkan nasihat dari kakek”
pinta Patriark Long penuh harap.
“Tentu saja kakek, aku berjanji tidak akan mengecewakan kakek dan ayah, kelak aku akan berdiri tegak di atas cakrawala Kekaisaran Qin. Aku juga akan membuktikan kepada orang yang telah mencelakakan kedua orang tuaku bahwa mereka keliru dan pantas mendapatkan hukuman yang setimpal” ucap Long Guan dengan serius.
Tatapan Long Guan begitu tajam seolah ada kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya, Patriark Long Yuan yang menyaksikan hal ini sedikit bergidik ngeri melihat tatapan yang penuh tekad dari cucunya tersebut.