Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Alinah duduk termenung. Dia bingung dengan sikap temannya. Baru kali ini Alinah menghadapi masalah sesama rekan guru.

Di awal tahun ajaran baru Alinah membuka tabungan untuk anak-anak di kelas nya.

Ternyata ada ya sosok guru lain yang suka membuka tabungan dari semua kelas. Itu bukan perintah dari kepala sekolahnya. Tetapi inisiatifnya sendiri agar semua kelas menabung pada guru itu. Anak- anak yang ada di kelasku pun di japri sama oknum guru itu. Ada murid yang tadinya menabung ke Alinah, malah kemudian supaya di setor pada oknum guru itu. Biar bagaimanapun juga, Alinah itu wali kelasnya. Ini namanya permainan sabotase di kalangan guru. Meskipun Alinah di perlakukan demikian pada akhirnya Alinah pun mengalah. Buat apa di lawan. Dengan oknum guru bersikap demikian itu berarti guru itu memang punya kemauan.

Alinah kemarin ada kesalahpahaman dengan orang tua murid. Ketika Alinah sedang mencuci sepeda di sekolah, bersama itu pula ada wali murid yang selalu mengomentari Alinah.

Wali murid itu memberi saran pada Alinah untuk mengganti sepeda gowes nya dengan sepeda listrik. Alinah merasa risih bila ada orang lain yang mengomentari kebiasaan Alinah yang menggunakan sepeda untuk menggantinya dengan sepeda listrik.

Alinah kesal dibuatnya.

“Aku heran orang tua murid itu kok ikut campur ke aku. Berkomentar dengan kebiasaan ku yang selalu menggunakan sepeda gowes” Alinah bicara dengan dirinya sendiri.

Alinah menyampaikan dengan terus terang. Kalau dirinya memakai sepeda gowes kan pakai kakinya aku sendiri bukan pakai kakinya orang lain.

***

Alinah tidak memiliki teman untuk curhat. Ganjalan di hatinya dia pendam sendiri. Mau curhat pada teman guru yang sekiranya ia percaya. Tapi kesempatan untuk ngobrol dengan guru yang ia percayai juga kadang memerlukan waktu tersendiri. sebisa mungkin ketika mengobrol dengan guru yang nyaman untuk curhat itu tidak dihadapan rekan guru yang lain. Banyak orang yang tidak suka dengan sikap Alinah. orang nya tegas, tidak mau di pengaruhi oleh guru yang lain.

***

Pagi itu Alinah menyiapkan baju Nara. di tengah kondisi yang sedang kurang begitu sehat Alinah menyiapkan pakaian seragam untuk Nara.

Dengan hati yang tulus ikhlas Alinah menyetrika baju Nara.

Baju seragam batik dan rok hitam.

Ketika Alinah sedang menyetrika baju tiba- tiba Nara membuka suaranya. "Nara quota nya habis" Nara selalu laporan bila quota di ponselnya telah habis masa berakhirnya.

Alinah kerap kali mengalah bila Nara selalu kekeh bila auota di HP nya harus terisi terus. Alinah memakai wifi di sekolah.

Alinah terus berkarya. Alinah menulis di platform aplikasi Online. Dengan harapan Alinah bisa mendatangkan penghasilan dari menulisnya itu. Karena itu merupakan harapan Alinah dalam memperbaiki ekonomi rumah tangganya. Betapa resah jiwanya saat tak ada uang untuk membeli kebutuhan yang mendesak. Sesak rasa di dadanya. Apalagi bila tak dapat memenuhi segala sesuatu yang sedang Nara butuhkan.

Itu bila Alinah sedang berkaca pada dirinya. Sementara saat Alinah melihat kehidupan orang lain, kehidupannya benar- benar mewah.

Benar- benar mewah menurut pandangan Alinah itu ada dua sudut pandang. Benar- benar mewah karena hidup nya berada, atau kemewahan yang terselubung. Masalahnya, Alinah pernah menyaksikan kehidupan orang lain yang terlihat mewah sementara ia punya hutang di berbagai tempat. Bahkan nyaris ia tak mempertimbangkan harga dirinya lagi.

***

Alinah sering mendengar cerita bila orang itu suka ada yang sukses dengan menjadi konten creator ataupun menulis di platform online berjuang keras untuk selalu menulis sesuai dengan target yang ditetapkan oleh platform jejak digital itu.

Selama ini alinah begitu tertekan dengan masalah keuangan pribadi nya. Alinah itu sering dihadapkan pada persoalan dimana dirinya tiap hari harus mengeluarkan uang yang tak terduga.

Setiap hari selalu ada pengeluaran di luar yang telah di rencanakan sebelumnya. Selalu ada ada saja kebutuhan tak terduga. Bahkan terlintas dalam alam fikirannyapun tidak.

Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari membuat Alinah kalang kabut di buatnya.

Seperti kejadian beberapa hari yang lalu. Kedua ponselnya jatuh di selokan.

Alinah begitu panik.

Jika HP tak segera di servis, semakin rusak.

Kalau HP itu harus di servis dengan segera, Alinah pun bingung dibuatnya. Membutuhkan pengeluaran uang yang banyak. Alinah pun bingung menghadapi situasi seperti itu.

Alinah harus memutar otak bagaimana caranya agar dia bisa memiliki uang yang banyak untuk menutupi kebutuhannya. Belum lagi Nara itu tak bisa diajak untuk hidup berhemat. Nara berbeda selera dengan masakan yang diolah oleh Alinah. Ia selalu cenderung membeli makanan yang ada di luar.

Alinah menitipkan barang-barang dagangan yang di jual di kantin aekolah.

Membuat makanan untuk di jual di kantin sekolah itu yang ada malah Alinah kurang tidur. Karena kurang tidur itulah yang menjadi pemicu sakit kepala. Alinah kurang fokus dalam mengerjakan tugas sebagai konten kreator. Alinah harus sabar dan ulet dalam mempersiapkan konten- kontennya. Sabar saja tidak cukup jika ingin menjadi konten kreator. Tapi juga harus pandai berkreasi dalam menangkap suatu hal yang sedang viral.

***

Tentang hubungannya dengan Pak Sasmita, Alinah itu menyadari bila perjuangan belum berhasil . Itu juga yang membuat Alinah semakin bingung.

Alinah bisa dikatakan punya pacar untuk saat ini, tapi justru kalau curhat sama pacar kadang-kadang jika ngobrol pernah berpesan pada Alinah,”Kalau bicara tentang orang lain itu yang baik-baik aja. Kalau yang buruk,- buruk jangan diceritakan,” tutur Pak Sasmita saat curhat di chat WA.

Alinah bingung, pada satu sisi ingin curhat sama pacar di sisi lain pacarnya sudah menutup diri tidak boleh menceritakan kejelekan orang lain padahal maksud alinah itu sedang curhat tentang sisi kehidupan yang tidak membuat rasa nyaman bagi dirinya.

Menurut Alinah itu, dirinya sedang bicara secara pribadi kepada orang terdekatnya, bukan bicara pada orang lain. Jika topik pembicaraannya nampak menceritakan keburukan pada orang lain, tapi itu sebuah fakta kebenaran yang terjadi. Pada point yang satu ini benar-benar Alinah tidak nyaman di buatnya bahkan ada rasa penyesalan yang bergejolak di hatinya.

Sebelum curhat pada Pak Sasmita, Linah berharap bila Pak Sasmita akan menyimak segala sesuatu yang diceritakannya itu dengan Arif dan bijaksana. Tapi pada kenyataannya hal itu membuat Alinah begitu kecewa.

Semenjak kejadian itu membuat Alinah jarang mengirim chat WA lagi. Niat hati ingin curhat pada seorang kekasih, tapi malah justru kekecewaan yang Alinah dapatkan. Kalau begitu peran Pak Sasmita bagi Alinah itu, apa coba ?

Di luar itu semua, Alinah juga menyadari memang membicarakan keburukan orang lain itu kurang baik. Tapi harus di tinjau kembali. Kita lihat situasinya. Alinah itu tidak mengumbar pembicaraan di tempat umum atau pun di forum . Tetapi Alinah mengungkapkan tentang sikap orang lain pada dirinya.

Imbasnya Alinah punya prinsip, “ Buat apalah curhat- curhatan sama pacar. Mendingan jadi cewek yang mandiri. independen. Jadi dirinya kelihatan tegar di hadapan Pak Sasmita,”

Terkadang kejadian yang tidak mengenakkan di hati seseorang itu menjadi pembelajaran buat dirinya. Termasuk Alinah, harus pandai- pandai bertutur dan bersikap di hadapan Pak Sasmita.